Ka Operasi Komando Hamas Dibunuh Oleh Gang Eropah-Iran !!!
                                                
Kepolisian Dubai berhasil menemukan jejak pembunuh2 Kepala Operasi Komando 
Hamas Mahmoud al-Mabhouh yang dibunuh di hotel mewah di Dubai.

Ternyata para pembunuh Mahbouh ini berasal dari gang criminal di Eropah yang 
dicurigai terlibat dalam penyelundupan senjata dari Iran ke Gaza.

Besar kemungkinannya bahwa ka operasi komando Hamas Mahbouh ini dibunuh terkait 
kegagalannya dalam menyelundupkan sejumlah besar senjata dan amunisinya 
kewilayah Gaza.  Komisi hasil transaksi penyelundupan senjata ini menjadi 
sumber konflik diantara para pelakunya karena diduga rahasia penyelundupan ini 
dibocorkan Mahbouh yang menjual informasi ini kepihak Israel sehingga berhasil 
digagalkan oleh Israel yang menyerang jalur2 terowongan dibawah tanah beberapa 
bulan yang lalu.

Menurut dugaan, perintah pembunuhan terhadap ka operasi komando Hamas ini 
berasal dari Iran, dan para pembunuh dari gang criminal Eropah ini adalah juga 
spekulan penyelundup yang bekerja sama dengan Mahbouh ini.

Pihak kepolisian Dubai menolak memberikan informasi yang lebih mendetail namun 
dugaan keterlibatan Israel sangat diragukan karena semua pasport pelaku berasal 
dari negara Eropah yang lebih bersimpati kepada Hamas katimbang Israel.

Pembunuhan ini kelihatannya terkait dengan rentetan pembunuhan2 yang terjadi 
sebelumnya menyusul kegagalan2 Hamas sepanjang 3 tahun terakhir ini.

Tidak peduli siapa yang menjadi otak pembunuhan ini, hanya satu hal yang bisa 
disimpulkan yaitu organisasi Hamas mengalami kemunduran2 akibat adu domba yang 
kemungkinan melibatkan Mossad.  Diprediksi pembunuhan2 lain terhadap pelaku2 
operasi Hamas akan menyusul baik dalam wilayah Gaza maupun diluar Gaza karena 
saling mencurigai dan saling jagal makin meningkat bersamaan makin ketatnya 
blokade yang dilakukan oleh Israel.

Blokade Israel telah menciptakan situasi psikologis yang saling mencurigai 
diantara anggauta2 senior Hamas.  Pemimpin Hamas di pengasingan Syria, Khaled 
Mashaal berhasil lolos dari usaha pembunuhan dengan racun waktu dalam 
kunjungannya ke Jordania, yang pelakunya diduga adalah intel Jordania sendiri.

Dua bulan yang lalu, dua orang anggauta Hamas secara mysterius mati dalam 
ledakan bomb di Beirut.

Rentetan pembunuhan2 berdarah dingin dengan gaya khas terorist Jihad terus 
berlangsung yang diyakini merupakan perang internal dari masing2 para pemimpin 
yang memiliki vested interest pribadi dalam mengantisipasi kekalahan Hamas.  
Yasser Arafat sendiri semasa hidupnya juga pernah diselamatkan oleh Mossad dari 
rencana pembunuhan yang dilakukan oleh agen2 Hamas, karena diharapkan kematian 
Yasser Arafat akan bisa membatalkan perjanjian2 yang sudah ditanda tangani 
sebelumnya oleh Yasser Arafat.

Cara2 pembunuhan ini mengingatkan saat kalahnya Jerman dalam perang dunia 
melawan tentara sekutu dimasa lalu.  Masing2 official Jerman berusaha 
menyelamatkan dana milik pemerintah Hitler untuk kepentingan pribadi masing2, 
dan rentetan2 pembunuhan ini juga berlangsung diluar Jerman.

Tidak diragukan lagi, rentetan pembunuhan pimpinan teras atas dari organisasi 
Hamas membuktikan adanya perang terakhir sebelum runtuhnya seluruh organisasi 
Hamas.

Bagi Israel situasi ini hanya memerlukan kewaspadaan tinggi untuk 
mempertahankan perjalanan waktu status quo blokade-nya yang makin menunjukkan 
hasil2 akhirnya ini.  Iran sendiri makin groggy, kerusuhan politik yang 
disertai dengan krisis ekonomi yang makin parah dalam negerinya telah 
menghambat kemampuannya untuk lebih banyak lagi menyelundupkan senjata2 ke Gaza.

Krisis ekonomi Global yang sumbernya di Amerika Serikat dan ditambah bencana 
gempa di Haiti telah mengalihkan fokus perhatian dunia dari Timur Tengah 
menjadi ke Amerika dan Haiti.  Dunia politik dan ekonomi sudah tidak ada 
sympathy dengan situasi di Gaza yang makin berubah menjadi neraka dunia 
sekarang ini.

Berita2 tentang negara Palestina sudah hilang dari warta dunia karena pecahnya 
para penguasa Palestina yang mengakibatkan munculnya berbagai organisasi2 
kriminal yang merampoki rakyat di Gaza.  Sementara itu seluruh tentara Israel 
sudah ditarik kebelakang tembok besar sehingga rakyat di Gaza sama sekali tidak 
mendapatkan lagi perlindungan baik dari tentara Israel maupun dari polisi 
Hamas.  Tentara dan Polisi Hamas sudah berubah bergabung dengan kelompok2 
kriminal lokal yang memeras, menculik, menyiksa, dan memeras rakyat Gaza 
sendiri.

Bisa dibayangkan bagaimana kacaunya situasi di Gaza, rakyat panik, malam gelap 
tanpa listrik, siang-pun penuh dengan ancaman penculik, perampok, pemerkosa 
maupun pembunuh yang mengganas.  Makanan susah didapat, air bersih untuk minum 
hilang dari peredaran.

Untuk bisa lolos menyebrang Ramalah masuk ke Mesir harus menunjukkan pasport 
yang dikeluarkan oleh presiden Abbas di Westbank, semua pendukung Hamas ditolak 
permohonan pasportnya sehingga tidak bisa menyeberangi Ramalah.

Riwayat pembantaian camp Sabra dan Shatila kembali membayang di Gaza yang 
kejadian sebelum pembantaian mirip dengan situasi di Gaza, dimana para 
pendukung Yasser Arafat diberi pasport untuk menuju ke Gaza dan Westbank, 
sedangkan para pendukung Hamas ditolak pasportnya dan akhirnya dijadikan tumbal 
penyembelihan dikedua camp neraka tsb yang dilakukan oleh kelompok radikal 
Libanon.

Kalo sampai terjadi pembantaian lagi di Gaza, maka pelakunya adalah Hamas 
karena pasukan Israel seperti kejadian di camp Sabra dan Shatila telah ditarik 
mundur jauh dari lokasi kejadian.

Namun seperti kejadian di camp Sabra dan Shatila, meskipun bukan tentara Israel 
sebagai pelakunya, tetapi tetap Israel yang dituduh sebagai kambing hitam 
penyebab atau pendorong terjadinya peristiwa maut ini.

Apa yang akan terjadi di Gaza jelas sulit untuk disalahkan ke alamat Israel 
karena mundurnya pasukan Israel dari Gaza sesuai dengan perintah UN sendiri 
yang akibatnya timbul kevakuuman kekuatan diwilayah Gaza seperti ibaratnya 
wilayah tak bertuan yang hanya berlaku hukum rimba.

Cepat atau lambat, kejadian itu pasti akan terjadi, bahkan kemungkinannya 
sedang atau sudah terjadi hanya beritanya saja yang masih ditahan belum disebar 
luaskan.

Ny. Muslim binti Muskitawati.





Reply via email to