REFLEKSI:  Bukankah yang di bawah, akan tetap di bawah, dan oleh karena itu 
tidak berguna untuk diperhatikan.

SUARA MERDEKA
Kamis, 28 Juni 2007

Kader di Bawah Tidak Bisa Menerima Koalisi
       
      SM/Sumardi 
        a.. Soetardjo 
      
     
JAKARTA- Meski mempersilakan koalisi dengan Partai Golkar jalan terus, namun 
politikus gaek Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Soetardjo 
Soerjogoeritno meminta ada sikap resmi partai. Selain itu, rencana koalisi juga 
harus dirumuskan dulu untung dan ruginya. 

''Idealnya harus ada semacam musyawarah nasional yang resmi sebelum diputuskan 
apakah jadi koalisi atau tidak. Penilaian saya kok banyak ruginya,'' kata pria 
yang biasa disapa Mbah Tardjo itu di Gedung DPR RI Senayan Jakarta, Rabu (27/6).

Dia mengaku, secara pribadi lebih menginginkan koalisi dengan partai-partai 
kecil. ''Partai besar kan ibarat asu gedhe menang kerahe, njegoge banter, 
makannya banyak, minta bagiannya juga banyak. Sedangkan kita, tanpa koalisi 
hampir semua bupati seluruh Indonesia dimenangkan oleh PDI-P. Rivalnya juga 
dengan Golkar,'' katanya.

Mbah Tardjo yang juga wakil ketua DPR itu mengatakan, PDI-P akan lebih baik 
jika berkoalisi dengan partainya Gus Dur (Partai Kebangkitan Bangsa). ''Bisa 
juga dengan dengan partainya Suryadharma Ali (Partai Persatuan Pembangunan) 
atau kalau bisa dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).'' 

Dia menuturkan, kader PDI-P di bawah tidak bisa menerima koalisi dengan Golkar. 
''Sebab, masyarakat bawah dari dulu tersiksa, terinjak-injak, dikejar-kejar, 
digebuki, dipentungi oleh mereka. Hal ini baru bisa terbalaskan saat tahun 1999 
sampai 2004. Kita bisa membalaskan mereka-mereka itu.''

Menurut Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar, Surya Paloh, pertemuan tersebut 
hanya membicarakan yang ringan-ringan saja. ''Belum ada komitmen untuk 
berkoalisi atau apalah istilahnya. Kalau ada yang mengatakan demikian jelas 
salah tafsir,'' katanya usai meresmikan 21 puskesmas bantuan Media Group di 
Bantul.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono mengatakan, partainya akan 
melakukan evaluasi internal. Rapat tersebut juga tidak akan menyertakan unsur 
Dewan Penasihat Partai Golkar. ''Rapat evaluasi itu hanya melibatkan DPP saja. 
Sebab, kewenangan kebijakan hanya DPP,'' tandasnya.

Agung yang juga ketua DPR enggan menjelaskan lebih detail apakah dalam rapat 
evaluasi tersebut juga akan mendengarkan keterangan Ketua Dewan Penasihat 
Partai Golkar Surya Paloh secara langsung. ''Itu urusan internal kami,'' 
katanya.

Delapan Partai

Agung juga mengaku, tidak ingin adu kekuatan atau gentar dengan adanya 
pertemuan delapan partai yang memiliki suara cukup besar di DPR. Sebab, tujuan 
pertemuan yang dilakukan oleh Partai Demokrat (PD), Partai Amanat Nasional 
(PAN), Partai Bintang Reformasi (PBR), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Damai 
Sejahtera (PDS), PPP, PKS dan PKB adalah pertemuan silaturahmi.

''Selain itu, pertemuan Golkar dengan PDI-P juga merupakan pertemuan 
silaturahmi yang digagas oleh ketua dewan penasihat Golkar. Saya justru 
khawatir bila pertemuan Medan itu salah diterjemahkan. Untuk itu, saya 
mendorong agar DPP segera melakukan evaluasi, untuk menentukan langkah 
selanjutnya.''

Menurutnya, Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) sudah sepakat 
terhadap adanya rapat evaluasi tersebut. ''Beliau (JK) setuju ada rapat 
evaluasi secepatnya. Saya berharap tidak ada dugaan yang berkembang 
pascapertemuan Medan. Saya juga berpendapat, Golkar tidak berupaya untuk 
meninggalkan koalisi yang ada,'' katanya.

Dia berharap, Golkar memiliki sikap yang jelas dan sesuai dengan prosedur. Jadi 
antara substansi, materi, cara berpikir dan prosedur yang diambil harus benar. 

Ketua DPP PBR Ade Daud Nasution memperkirakan, akan ada pertemuan lanjutan 
delapan partai. 

''Dari silaturahmi solusi yang lalu, kami berharap akan dilanjutkan dengan 
pertemuan delapan ketua umum partai. Kalau para sekretaris jenderalnya sudah 
pada ngomong, tinggal ketua umumnya.''

Ade menambahkan, dibanding dengan Golkar-PDI-P yang hanya memiliki 236 suara, 
masih kalah dibanding dengan gabungan delapan fraksi yang memiliki 314 suara.

Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) Effendi Choirie mengaku, akan 
membicarakan lebih dalam apa manfaat koalisi bagi PKB. '

'Silakan saja jika ada pihak-pihak yang menyebut PKB akan ikut berkoalisi. Hal 
itu akan diputuskan melalui diskusi di PKB,'' tuturnya. 

Saat ini, kata dia, yang terpenting adalah konsentrasi pada pembuatan 
perundang-undangan, termasuk pembahasan paket RUU Politik. 

''Jika pertemuan partai politik yang terjadi di Hotel Mulia pada Selasa malam 
(26/7) dalam rangka membahas bagaimana pembahasan undang-undang di DPR bisa 
dipercepat, maka itu bagus.'' (H28,D19-48,60


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke