================================================= THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] Seri : "Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, nasionalisme, kebangsaan dan pluralisme Indonesia." ================================================= [Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration & Pluralism Indonesia Quotient] Memperingati Hari Raya NATAL 25 Desember 2009 dan TAHUN BARU 2010 "Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia." Kamis, 31 Desember 2009 | 05:21 WIB Kehampaan atas Kepergian Gus Dur Kepergian mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid telah menciptakan kekosongan eksistensial bagi para sahabat, murid, dan pengagumnya. Ke arah ruang hampa itu telah berembus angin kedukaan mendalam dan kegamangan atas kehilangan tokoh yang sebagian besar hidupnya didedikasikan bagi Indonesia yang pluralistik dan demokratis. Kegamangan sebenarnya sudah terasa ketika kesehatan mantan Presiden yang lebih dikenal dengan sapaan Gus Dur itu cenderung merosot, lebih-lebih dalam empat tahun terakhir. Sekalipun tubuhnya sudah rapuh, Gus Dur tidak kehilangan perhatian terhadap urusan kebangsaan, termasuk yang mutakhir seperti kasus Bank Century. Kepergian Gus Dur pun tidak hanya menyentuh rasa duka mendalam, tetapi sekaligus menyingkapkan reputasinya sebagai tokoh agama, pejuang demokrasi, pemimpin politik, pembela kaum minoritas, pengusung hak asasi, pahlawan pluralisme, penganjur perdamaian, dan penentang kekerasan. Segala karyanya itu dijalaninya sepenuh hati sebagai panggilan hidup, sekaligus sebagai perwujudan keyakinan dan nuraninya. Soal prinsip, Gus Dur tidak pernah ragu-ragu, dan memang tegas, tanpa kehilangan rasa humor yang tinggi. Terkenal ucapannya ”gitu aja, kok, repot”. Ketika orang masih sulit berbicara tentang demokrasi pada puncak pemerintahan Presiden Soeharto, Gus Dur bersama sejumlah aktivis mendirikan Forum Demokrasi yang mendorong wacana proses demokratisasi di Indonesia. Gus Dur juga memberikan pembelaan dan perlindungan terhadap anggota Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang dikejar-kejar aparat pada era Orde Baru. Jangkauan pergaulan Gus Dur pun sangat luas, jauh di luar batas lingkungan sosial kulturalnya. Ketika digugat mengapa terkesan lebih akrab dengan tokoh-tokoh non-Muslim, Gus Dur menjawab, Islam merupakan rahmat untuk semesta, rahmatan lil alamin. Gus Dur telah melambungkan citra Indonesia di arena internasional karena pandangan dan pikirannya yang terbuka. Perjuangannya tentang Indonesia yang pluralistik, damai, demokratis, dan menghargai hak asasi bukanlah basa-basi, tetapi bersifat total. Seperti banyak tokoh besar lain dalam sejarah yang penuh cobaan, Gus Dur pun tidak luput dari tantangan termasuk ujian politik yang melengserkannya dari kursi kepresidenan. Hanya di atas segalanya, Gus Dur telah memperlihatkan komitmen luar biasa bagi kepentingan bangsa. Berbagai kalangan merasa nyaman dengan Gus Dur sebagai teman, sahabat, pelindung, pembela, dan pejuang bagi kaum tertekan. Perhatian Gus Dur begitu besar terhadap kepentingan bangsa sampai-sampai tidak memerhatikan kesehatannya sendiri. Namun, kebesaran jiwa, keluhuran pikiran, dan kemuliaan perjuangannya telah melampaui keterbatasan fisiknya. Itulah kebesaran yang ditinggalkan Gus Dur sekaligus yang dibawanya memasuki keabadian. [Tajuk Rencana, Kompas, 31/12/2009] ------- Sekalipun hingga pada saatnya seseorang harus berpulang, meninggalkan tubuh dan jasadnya, namun jiwa dan pikirannya akan terus tumbuh berkembang, sebagaimana halnya ia bertekun, gigih dan giat merawatnya di saat ia masih hidup, dan diberi kesempatan mengusahakannya untuk kebaikan kehidupan umat dan sesama, negaranya bahkan hingga kebahagiaan dunia sekalipun. Turut berduka yang mendalam atas berpulangnya putra-putra terbaik bangsa Indonesia, khususnya pejuang di bidang kemanusiaan;
KH. Abdurrahman Wahid, 69th, Mantan Presiden RI ke-4 Franciscus Xaverius Seda, 84th, Mantan Menteri Keuangan 1963-1964 Jasa dan teladannya tak akan lekang digerus zaman, bagaikan permata2 yang indah, terus bercahaya menyertai kehidupan di setiap generasi bangsanya. Terima kasih para pahlawan bangsa, suri tauladan senantiasa telah engkau tunjukkan. Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. Best Regards, Retno Kintoko SELAMAT MENYONGSONG TAHUN BARU 2010 Dengan penuh semangat baru….! Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] Sedia Bibit Ikan Patin SONETA INDONESIA <www.soneta.org> Retno Kintoko Hp. 0818-942644 Aminta Plaza Lt. 10 Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan Ph. 62 21-7511402-3