http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?ses=&id=507

03 Nopember 2009 02:59:23



Kontroversi Kapolda dan Pangdam, Membingungkan

Terkait Kasus Penembakan di Area Freeport 


JAYAPURA-Berlarut-larutnya pengungkapan kasus penembakan di area PT Freeport 
Indonesia yang belakangan memunculkan kontroversi antara Pangdam dan Kapolda 
Papua tentang siapa pelaku penembakan itu justru kian membingungkan masyarakat 
dan masyarakat.


Terkait hal itu, Dewan Adat Papua (DAP), Yayasan Hak Asasi Manusia dan 
Kekerasan (Yahamak), dan Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua 
se-Indonesia (AMPTPI) mengadakan jumpa pers di Sekretariat AMPTPI Waena, 
Jayapura, Senin (2/11) untuk menyatakan sikap siapa sebenarnya pelaku 
penembakan di Area PT Freeport Indonesia itu.


Pada kesempatan itu dijelaskan, sebelumnya dari hasil olah TKP (Tempat Kejadian 
Perkara) secara transparan oleh Kapolda Papua telah mengumumkan bahwa peristiwa 
penembakan warga sipil di area PT Freeport Indonesia sejak tanggal 11 Juli 2009 
itu adalah "tindakan kriminal bersenjata murni" bukan dilakukan oleh Tentara 
Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) pimpinan Kelly Kwalik.
Sedangkan dalam pernyataannya, usai acara Dialog Publik Carut Marut Kasus 
Freeport yang di gelar oleh DPD KNPI Provinsi Papua di Swiisbel Hotel Jumat 
(30/10) lalu, Pangdam menyatakan pelakunya adalah TPN/OPM pimpinan Kelly Kwalik 


Ketua Umum Dewan Adat Papua Forkorus Yaboisembut, Spd menegaskan, pihaknya 
melakukan jumpa pers hanya ingin menyatakan sikap dari pernyataan Kapolda Papua 
dan Pangdam yang berbeda tentang pelaku penembakan yang terjadi di area PT 
Freeport Indonesia. "Perbedaan pernyataan tersebut membuat masyarakat Papua 
menjadi bingung dan bimbang serta bertanya-tanya ada apa di balik semua ini," 
ucapnya.


Dikatakan, sejumlah kasus yang terjadi di Papua tidak pernah ada penyelesaian 
hukum yang pasti, namun peluang konflik dimanfaatkan pihak lain dengan 
konspirasi tertentu dan rakyat Papua selalu dikambinghitamkan dengan ungkapan 
separatis.
Sedangkan menurut Direktris Yahamak Yosepha Alomang mengatakan, dalam 
mengungkap kasus penembakan di area PT Freeport Indonesia haruslah transparan. 
"Pihak Polda Papua dan Pangdam juga janganlah tutup mata dalam mencari pelaku 
penembakan sehingga tidak salah dalam penangkapan pelaku," ujarnya. 


Terkait kasus di area Freeport itu, atas nama Dewan Adat Papua, Yayasan Hak 
Asasi Manusia dan Kekerasan (Yahamak) dan Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah 
Papua se-Indonesia menyatakan Sikap: pertama, Polda Papua segera mengungkapkan 
siapa pelaku penembakan warga Australia, guna menghindari terjadinya peristiwa 
susulan di PT. Freeport Indonesia. 


Kedua, demi menjunjung kebenaran pihak kepolisian Indonesia, dengan jujur 
meminta bantuan pihak penyidik asing dalam hal ini Negara korban Australia.


Ketiga, manajemen PT. Freeport Indonesia segera membuka diri terhadap 
pengungkapan Peristiwa penembakan di mile 54 dan sekitarnya pada areal PT. 
Freeport Indonesia.


Keempat, Pemerintah Indonesia segera membuka diri terhadap masalah yang 
sesungguhnya terjadi di Areal PT. Freeport Indonesia, melalui mekanisme dialog.


Kelima, Pemerintah Indonesia segera membebaskan 7 orang warga sipil yang 
tangkap, karena belum membuktikan barang bukti.


Keenam, pernyataan TNI dan Polri tanpa membuktikan siapa pelaku peristiwa di 
areal PT. Freeport Indonesia, jangan membingungkan dan memgkambinghitamkan 
rakyat Papua sebagai Pelaku kejahatan. (dni/fud)
(scorpions)

Kirim email ke