================================================= THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] Seri : "Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme Indonesia." ================================================= [Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration & Pruralism Indonesia Quotient] Menyambut Pemerintahan Baru - Kabinet Indonesia Baru II 2009-2014 "Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia." TAJUK RENCANA Jumat, 23 Oktober 2009 | 05:06 WIB Loyalitas kepada Bangsa Sebanyak 34 menteri Kabinet Indonesia Bersatu II dan dua pejabat setingkat menteri dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam pidatonya di Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/10), Presiden Yudhoyono meminta menteri yang berasal dari berbagai latar belakang betul-betul mengabdikan dirinya untuk kepentingan bangsa dan negara. Presiden juga mengingatkan, ”Kita menganut sistem presidensial. Presiden adalah nakhoda, loyalitas dan garis pertanggungjawaban (para menteri) adalah kepada presiden, bukan kepada pemimpin-pemimpin parpol dalam hubungan tugas pemerintahan.” Kita menggarisbawahi pernyataan Presiden. Dominasi pemimpin partai politik dalam formasi Kabinet Indonesia Bersatu memang mengkhawatirkan sebagian kalangan. Ada kekhawatiran, para menteri yang menjadi pemimpin parpol akan mengabdi kepada dua tuan dan akibatnya tingkat pengabdiannya pun menjadi tidak maksimal. Dalam formasi Kabinet Indonesia Bersatu II, paling tidak terdapat nama Presiden Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali sebagai Menteri Agama. Masih terdapat juga sejumlah menteri yang berasal dari partai politik seperti Agung Laksono, Mohammad S Hidayat, dan Hatta Rajasa. Kompleksitas persoalan bangsa Indonesia makin meneguhkan kita mengenai perlunya larangan rangkap jabatan. Kita berharap para menteri yang terpilih sebagai anggota DPR 2009-2014 untuk segera mengundurkan diri dari DPR. Para menteri yang masih menjabat sebagai pemimpin parpol pun lebih baik melepaskan jabatannya di partai politik. Terlebih lagi, para menteri telah menandatangani kontrak politik dengan presiden. Hal yang sama juga kita sampaikan kepada para menteri yang masih merangkap jabatan sebagai pengusaha — dalam posisinya sebagai direktur, komisaris, atau dalam bentuk apa pun — untuk dapat melepaskan segala bentuk jabatan yang masih dipegangnya. Selain agar lebih total untuk mengabdikan diri pada tugas pemerintahan, melepaskan jabatan di parpol juga membuka ruang kaderisasi di dalam parpol itu sendiri. Diskursus soal rangkap jabatan mengingatkan kita pada pernyataan yang sering dikutip banyak ilmuwan politik, ”Loyalitas kepada partai berakhir ketika loyalitas kepada bangsa dimulai.” Kita berharap tradisi politik baru bisa dimulai. Tradisi politik tanpa rangkap jabatan di kabinet sekaligus juga menunjukkan komitmen dari Kabinet Indonesia Bersatu II untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan baik. Sinyal itu penting justru ketika mulai muncul keraguan akan masa depan pemberantasan korupsi di Indonesia. [Kompas 23/10] ------ Melajulah bahtera Kabinet Indonesia Bersatu II menuju pantai harapan rakyat. Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. Best Regards, Retno Kintoko Magnificat Choir Competition 2009 [MCC 2009] The Flag Air minum COLDA - Higienis n Fresh ! ERDBEBEN Alarm [Alarm gempa] SONETA INDONESIA <www.soneta.org> Retno Kintoko Hp. 0818-942644 Aminta Plaza Lt. 10 Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan Ph. 62 21-7511402-3