Refleksi :  Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba mengakui bahwa konflik 
yang terjadi di Maluku dan Maluku Utara beberapa tahun silam, di tingkat 
masyarakat sendiri tidak mengetahui apa pemicunya. "Yang jelas sampai hari ini, 
kita semua berupaya untuk melupakan peristiwa itu. Kita sekarang hidup damai, 
bersatu dan saling menghargai satu sama lain,"  (Kompas 28 Mei 2009). 

Rupanya konflik berdarah itu adalah modal dalam pemilihan presiden NKRI  antara 
lain: " JK titip Salam untuk Maluku, sedangkan Megwati katakan "Damaikan Ambon 
Mega Tak Mau Jasanya Dilupakan"  (Jawa Pos 27 Mei 2009). Ini barangkali yang 
orang seberang bilang : "someone's death is other's bread".

http://www.ambonekspres.com/index.php?act=news&newsid=26422

      Jumat, 29 May 2009, | 5 

      Miliki Kenangan Tentang Ameks
      JK Titip Salam untuk Maluku  
     
      Jakarta, AE.- Calon Presiden Jusuf Kalla mengaku bersyukur Maluku semakin 
kondusif setelah sempat terpuruk akibat konflik sosial, beberapa tahun silam. 
"Maluku harus bangkit dan mengejar ketertinggalan dari daerah lain. Salam saya 
untuk masyarakat Maluku. Jaga kondisi keamanan agar pembangunan di Maluku dapat 
berjalan dengan baik," kata Wapres saat mengunjungi Media Center Institut 
Lembang Sembilan (iL-9) di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (28/5) dini 
hari.

      Pernyataan itu disampaikan JK saat bersalaman dengan wartawan Ambon 
Ekspres yang tergabung dalam Media Center iL9. Menariknya, ketika mengetahui 
ada wartawan Ambon Ekspres dalam Media Center iL9, JK langsung mengingat koran 
harian Ambon Ekspres. Bagi JK, koran lokal di Ambon yang merupakan group Jawa 
Pos ini menyimpan kenangan tersendiri. Puisi pertama yang dibuat JK adalah 
berjudul; 'Ambonku, Ambon Kita Semua'. Puisi itu ditulis JK di atas pesawat 
Fokker 29 Athirah, dalam perjalanan Jakarta-Ambon, 7 September 2004. "Oya. Saya 
ingat Ambon Ekspres yang memuat puisi saya. Terima kasih ya (Ambon Ekspres yang 
telah memuat puisinya)," ujarnya.

      Saking bangganya, puisi satu-satunya yang pernah dibuat JK seumur 
hidupnya yang dimuat Ambon Ekspres dipasangi bingkai. Puisi itu dibaca lima 
tahun kemudian pada dialog budaya di Gedung Kesenian Jakarta, Minggu (24/5).

      JK mengaku hanya sekali membacakan puisi itu dan Ambon Ekspres (koran 
lokal di Ambon) langsung menjadikannya sebagai berita utama. "Saya buat puisi 
itu karena begitu terharu setelah mendapat penghargaan berupa KTP sebagai warga 
kehormatan Kota Ambon," katanya mengenang.

      Maluku bagi JK, memiliki memori yang tak akan pernah dilupakan. Jika ada 
yang bertanya siapa sesungguhnya tokoh yang paling concern berupaya mengakhiri 
konflik di Poso, Maluku dan Nangroe Aceh Darussalam (NAD)? Jawabannya tentulah, 
Muhammad Jusuf Kalla. Semasa menjabat Menko Kesra pada masa pemerintahan 
Megawati Soekarnoputri, JK merupakan tokoh dibalik perjanjian damai Malino I 
untuk perdamaian Poso 20 Desember 2001, dan Malino II untuk perdamaian Maluku 
pada 12 Februari 2002. Sedangkan peran JK di Aceh berhasil diupayakan melalui 
perjanjian Helsinki antara RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) saat menjabat 
Wapres.

      Kerja keras JK mengakhiri konflik di Maluku mendapat apresiasi masyarakat 
dan pemerintah daerah. Wapres diberi gelar "Upu Latu - Mel" Maluku (bapa raja) 
oleh para Latupati (pemangku adat) se-Maluku saat Mubes Majelis Latupati 
se-Maluku di Baileo Siwalima, Ambon, 29 Oktober 2007. 

      Tak hanya gelar adat, JK juga diberi penghargaan sebagai warga kehormatan 
Kota Ambon, yang disahkan dengan pemberian KTP seumur hidup, tepat peringatan 
HUT Kota Ambon ke - 429 pada tahun 2004.

      Peran pentingnya dalam upaya penyelesaian konflik berdarah di sejumlah 
daerah di Nusantara ini, JK dianugerahi gelar doktor kehormatan (honoris causa) 
bidang perdamaian dari Universitas Soka Gakkai di Jepang, Juli 2008 lalu. 

      JK berada di iL 9 yang juga markas Tim Pelangi, relawan JK-Wiranto, 
selama satu jam, sejak pukul 24.00 WIB. JK datang bersama, anggota Dewan 
Penasehat Golkar yang juga Menko Kesra, Aburizal Bakrie, juru bicara nasional 
Tim Pemenangan JK-Wiranto, Yuddy Chrisnandi dan Oesman Sapta Oddang..

      Tiba di markas itu, rombongan JK disambut Ketua Umum DPP Institut Lembang 
Sembilan (iL-9) HM Alwi Hamu, Direktur Eksekutif Media Centre L-9 Moh. Rapsel 
Ali, dan Ketua Umum Hipmi Erwin Aksa.

      Kedatangan JK di Media Centre L-9 mendapat sambutan yang luar biasa. Para 
wartawan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Sumatera, Jawa, 
Sulawesi dan Maluku menyambut. 

      JK beserta rombongan pun salut dengan kerja kru Media Centre iL-9 yang 
merupakan gambaran perpaduan jurnalis nusantara yang mengelola Tabloid 
Negarawan dan Portal www.jusufkalla.info dan tentunya pencitraan duet 
JK-Wiranto.

      Yuddy Chrisnandi mengatakan, maraknya deklarasi relawan dan media center 
di berbagai daerah merupakan spontanitas yang menunjukan kepercayaan atas figur 
JK yang peduli rakyat. "Keberadaan relawan dan media tersebut dibutuhkan 
sinergisitas agar Pilpres mendatang berjalan jujur," ujarnya.

      Peran media kata Yuddy, sangat penting dalam menyelaraskan kritik antar 
capres dan cawapres, juga timnya. "Media itu berperan penting dalam mengawal 
proses demokrasi melalui isu-isu yang diberitakan. Berita tersebut, juga 
diharapkan lebih substansial, berkaitan dengan program calon presiden. 
Keberadaan relawan dan media tersebut dibutuhkan sinergisitas agar Pilpres 
mendatang berjalan jujur"katanya.

      Pada kesempatan kunjungan itu, selain melihat langsung 'dapur' redaksi 
media center, JK menyempatkan diri membaca beberapa buku yang siap diluncurkan 
oleh Media Center iL9, salah satunya berjudul; 'JK Juru Damai Aceh'.. (SAO)  

Kirim email ke