refleksi: Miskin tidak boleh sekolah adalah politik klasik kaum penindas. Salah satu dari alasan utamanya ialah dikuatirkan kalau si miskin pintar bisa berbahaya bagi dominas dan hegemoni kekuasan kaum penindas.
http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=290664 Rabu, 20 Juni 2007, Miskin Tidak Boleh Sekolah Berita pengumuman hasil unas SMA di berbagai daerah ramai menghiasi media massa, baik cetak maupun elektronik. Kegembiraan mereka yang lulus dan kesedihan mereka yang tak lulus masih terasa. Secara umum, persentase kelulusan tahun ini memang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu tentunya cukup menggembirakan. Namun, di balik kegembiraan itu, tersimpan kegetiran bagi sebagian lulusan SMA yang terpaksa tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Mahalnya biaya pendidikan membuat mereka yang tergolong tak punya tidak bisa menikmati bangku perguruan tinggi. Seolah ada peraturan tak tertulis yang berbunyi, "Orang miskin tidak boleh sekolah." Kondisi itu sangat memprihatinkan karena sebagian besar masyarakat di negeri ini berada pada level menengah ke bawah. Mahalnya biaya pendidikan akan menciptakan pembodohan yang sistematis. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi generasi bangsa ini di masa depan. Suram. Hanya kalangan berduit yang bisa bersekolah dan menikmati pendidikan berkualitas tinggi. Sementara itu, kalangan bawah hanya bisa bersekolah dengan kualitas ala kadarnya. Seharusnya pemerintah bekerja keras untuk bisa menyediakan pendidikan murah yang berkualitas bagi seluruh warganya, baik yang kaya maupun miskin. Pendidikan adalah hak rakyat yang tidak boleh diabaikan. Dyah Ratna D.K., Medokan Ayu MA1M /11, Surabaya [Non-text portions of this message have been removed]