Pemilu 2009 bukan untuk membawa bencana tapi Demi kebaikan.
 
I. Perlu Belajar dari rusuhnya beberapa negara.
Kejadian Thailand yang selalu masih tegang dan sudah beberapakali menurunkan 
perdana menterinya serta sampai saat ini masih punya bibit ketegangan perlu 
dicermati sebagai sebuah fenomena pelajaran mahal bagi Demokratisasi sebuah 
bangsa. Ketika para pihak yang kuat dan punya kendali terhadap massa dan 
keuangan termasuk politik tidak pernah bersepakat bahwa proses penggantian 
kepemimpinan hanya dalam pemilu tidak terkecuali kondisinya maka hasilnya 
adalah seperti main perosotan di hiburan ketika perayaan 17 agustusan. Siapa 
yang naik ditarik kakinya dari bawah atau tidak akan adanya kecukupan tumpuan 
sehingga mengambil hadiah tidak akan pernah kesampaian. Dalam analogi 
kepemimpinan nasional ketika seluruh elite politik yang kuatnya terus terusan 
main perosotan  maka ujungnya negara tidak mampu mendelivery kebutuhan 
masyarakatnya. Hasilnya adalah terhambatnya berbagai hal dalam kehidupan 
bernegaranya.
Contoh lainnya adalah Pakistan yang setiap hari juga semakin tidak menentu. 
Kematian Benazir Bhuto yang tragis meneruskan tradisi pengorbanan yang juga 
terjadi kepada ayahnya, alm Ali Bhuto dan kekacauan politik yang terus 
melilitnya ini juga dibarengi dengan berbagai kerusuhan dan kekacauan sehingga 
bukan lagi hanya merugikan negara dan rakyatnya sendiri tetapi juga ikut juga 
merusuhi juga negara tetangganya India. Peledakan Bomb dan terorisme di Mumbay 
telah tercatat sebagai sebuah tragedy international dimana India yang selama 
ini dipersepsikan aman tiba tiba telah kemasukan virus teror yang mengguncang. 
Dalam konteks ini maka kekacauan didalam sebuah negeri pada kenyataannya tidak 
lagi hanya mengancam keadaan dalam negerinya sendiri tetapi juga keamanan 
negara sekalilingnya.
Dalam konteks Indonesia yang tidak ada pemersatunya seperti Thailand yang punya 
raja dan kedua negara tersebut yang tidak terdiri dari kepulauan dan menjadi 
lalu lintas perdagangan dunia maka jika terjadi kekacauan di Indonesia 
dampaknya akan sangat luar biasa dan bisa menimbulkan ketegangan kawasan yang 
luar biasa selain membahayakan Indonesia sendiri. Oleh karenanya kestabilan 
Indonesia perlu dijaga dan dipertahankan. Dan ada baiknya kita melihat bahwa 
ada kecenderungan rusuh pada beberapa negara yang perlu diantisipasi di sini.
 
II. Pada dasarnya kepercayaan kepada elite sedang menurun.
Anggota DPR yang lagi tidur di foto atau tidak sengaja masuk kedalam liputan, 
yang lagi telephone ketika sidang juga mangkir sidang , belum lagi yang 
kriminal termasuk melakukan skandal telah menghiasi media masa nasional. Belum 
lagi yang aneh aneh lainnya. Baca koran kompas hari minggu 1 maret maka 
kesimpulan sementara setelah membaca kelaukuan anggota DPR kita, kesannya 
mereka buruk banget?. Apakah memang seburuk itu? Atau bahkan lebih buruk?.
 
Jika seburuk itu maka langkah sederhanya kenapa media massa tidak mengungkap 
saja siapa para anggota Dewan yang terhormat itu ? kemudian langkah nyatanya 
jangan dipilih lagi dengan memberitakannya keberbagai penjuru nusantara jika 
itu tujuannya. Pertanyaan berikutnya sudah meratakah kebusukan itu maka jika 
rata rata busuk maka tidak salah jika semua calon yang kemarin ada di DPR mohon 
maaf tidak perlu dipilih lagi, alasannya Revolusi di Mulai dari Dewan 
Perwakilan Rakyat.
Apakah ini sudah mendekati sasaran yang dibutuhkan negara ini?. Atau sebenarnya 
kalaupun memang pada kenyataannya anggota Dewan yang terhormat itu ada yang 
kurang pas tetapi banyak juga yang sebenarnya pengabdian dan perjuangannya 
tidak diragukan hanya mereka jauh di mikrophine sehingga suaranya tidak 
terdengar juga jauh dari kamera TV serta media massa sehingga mereka seperti 
Patriot yang berada diatas gurun pasir?.
Situasi ini juga ada baiknya menyemangati Komisi Pemilihan Umum menambah 
sosialisasi proses dan persiapan juga mensosialisasikan calon calon anggota 
legistativenya dalam bentuk kemudahan mengakses perjalanan sejarah calon calon 
tersebut sehingga menjadi calon anggota legistativenya. Tujuannya supaya tidak 
ada salah pilih dan soal dikemudian hari lagi setelah pilihan.
Fenomena lainnya kesan pembusukan anggota dewan selain memprihatinkan juga 
sebenanya sejalan dengan pembusukan kepada MA, Kejaksaan, TNI dan Polri serta 
Pemerintahan?. Apakah ini juga bukan bagian yang dari sisi kebenaran jika ada 
memang harus diperbaiki tetapi kita sebagai bangsa juga bukan kah ini juga 
perlu dicermati sebagai upaya pembusukan sehingga kebencian masyarakat terhadap 
pemengku amanahnya meledak?.
Seorang senior berulangkali mengingatkan bahwa korupsi dan koruptor memang 
harus diberantas tetapi jangan dilupakan juga bahwa yang paling sulit dideteksi 
adalah penjual penjual negara yang seringkali sangat santun, cerdas, moralis 
padahal merekalah yang mendorong hilangnya keadulatan negerinya. Irak sebagai 
sebuah negera yang hilang kedaulatannya perlu dijadikan pelajaran yang 
berharga. Dan tidak mungkin diserbu jika tidak ada dua hal disatu sisi pemimpin 
yang jauh dari amanah konstitusinya dengan akibat rakyatnya tidak sejalan 
dengan pemerintahannya disisi lainnya adanya penyusup yang mengundang 
intervensi asing serta mendapatkan keuntungan ketika intervensi itu terjadi.
Dalam kontek ini bangsa Indonesia lebih baik segera memperbaiki dirinya dan 
berusaha mempertahankan kedaulatan negaranya. Silakan bayangkan jika 
masyarakatnya tidak percaya lagi kepada pemerintahanya kemudian terjadi 
kekosongan pemerintahan terus mau apa dan apa yang terjadi?. Coba dech pikirkan 
antisipasinya, mungkin ada baiknya daripada setelah kejadian Cuma melongo.
 


III.Proses Pemilu 2009 untuk menciptakan kepastian bukan sebaliknya.
Yang paling sederhana dan pasti seluruh pihak harus menyelamatkan kepentingan 
dan pengorbanan para calon anggota legistative kemudian menjaga agar seluruh 
partai politik dijaga kepentingannya sehingga mendapatkan keadilan dalam proses 
pemilu 2009.
 
Santer terdengar bahwa pemilu 2009 ini sangat panas dan heboh akibat meluasnya 
persaingan dari antar partai menjadi antar calon anggota legistative yang 
artinya persaingan itu bisa terjadi diantara sesama tetanggaan, antar kampung 
dan antar keluarga. Persaingan telah ditransformasikan menjadi persaingan 
pribadi dan lokal dibandingkan sebelumnya dimana persaingan itu nun jauh disana 
dan tidak berdampak langsung terhadap kehidupan masyarakat secara langsung.
Dalam konteks ini maka Komisi Pemilihan Umum dan Badan pengawas Pemilu menjadi 
lembaga yang sangat menentukan proses kelancaran dan penetapan anggota dewan 
sampai presiden serta keselamatan negara Indonesia. Kekeliruan teknis saja jika 
meluas sudah dapat membuat kerawanan terjadi, apalagi terjadi konspirasi yang 
terbongkar dan membahayakan sudah tentu sangat mungkin mendorong Indonesia 
masuk ke dalam konflik yang panjang.
Pernyataan bahwa, jika Presidennya masuk bisa memasukan seseorang dengan 
imbalan Rp.100 mlliard ke kabinetnya sudah tentu akan merusak pemerintahannya 
sendiri dan pada akhirnya negara kesatuan Republik Indonesianya. Walaupun juga 
bisa tidak dapat dikatakan salah jika ada seorang menteri yang diangkat 
kemudian saudaranya dari kampung mengirimi Presiden Pisang 10 Truck, karena 
rasa terima kasihnya atau memberinya tanah 100 HA tetapi ini tidak ada 
keseakatan dan perjanjian sebelumnya. Dan yang paling baik memang tidak terjadi 
transaksi apapun baik sebelum dan setelahnya, apalagi jika ada komitmen bahwa 
pada pemerintahan mendatang Presidennya mengajak bahwa yang disuap serta 
merusak negara agar ditembak saja.
Dimunculkan kesadaran dari paling hulu dan diterima sebagai keprihatinan 
bukannya gagah gagahan dan sebagai bagian dari ungkapan menghadapi situasi yang 
kritis dimana lebih baik mencegah dari pada hanya menyesali dan memadamkan 
kekacauan.

IV. Soal tanggal 9 April 2009 adalah hari keagamaan.
Tidaklah tepat jika hanya mengatakan bahwa pemilu tanggal 9 sudah ditetap UU 
sehingga tidak lagi mempertimbangkan kegiataan keagamaan pada tanggal tersebut 
apakah bagi umat Nasrani dan Hindu. Semakin santer bahwa kamis itu adalah waktu 
dimana umat di Bali harus menyepi dan sore serta malam hari harus pergi ke 
tempat peribadatan.
Prediksi pemilu kali ini waktu yang akan dibutuhkan untuk mencontreng dalam 
memilih pilihan akan lebih lama dari pemilu yang sebelumnya. Dimana para 
pemilih akan mencari nama anggota calon anggota legistative yang hanya tertulis 
namanya dan jumlahnya sangat banyak dibandingkan dengan pemilu sebelumnya yang 
lebih difokuskan lebih memilih partainya dan kalaupun memilih calonnya tidaklah 
sepenting dan sestategis saat ini.
Apakah kondisi ini akan dibiarkan dimana pada beberapa daerah sudah jelas akan 
sangat berkeberatan, jika ternyata peribadahannya terganggu. Dan perlu disadari 
bahwa pemilu datang belakangan dibandingkan dengan kegiatan keagamaan tersebut 
sehingga kurang bijak dan pas bahwa akibat UU yang ada sehingga kegiatan 
keagamaan yang seharusnya dilakukan dengan sebaik baiknya menjadi terganggu.
 
Sekali lagi jangan menganggap persoalan ini sebagai persoalan yang remeh dan 
sederhana, hal ini perlu di tinjau dengan perseptif dimana para ahli politik 
semakin banyak yang mengatakan bahwa kenapa UU yang dibuat malahan menjerat 
leher bangsa Indonesia sendiri?. Dalam kontek UU ini kenapa kok seperti mengadu 
domba kita semua saat ini, sehingga perlu ada jalan keluar yang tuntas dan 
kesepakatan yang menyeluruh sehingga masyarakat kembali tenang dan melaksanakan 
keduanya kegiatan penting tersebut dengan sebaik baiknya, artinya kegiatan 
keagamaan dan kenegaraan dijalankan sebaiknya. Dimana kegiataan keagamaan 
berjalan lancar dan pemilu 2009 juga sukses.
 
V.Pilihlah yang menghasilkan kebaikan dan kemaslahatan.
Ketakutan akan permainan curang dalam pemilu tentu saja membuat pihak lainnya 
menjadi berjaga jaga. Sudah dihabiskannya sejumlah dana yang tidak sedikit dan 
niat baik untuk melakukan pengabdian bagi banyak calon anggota legistative 
sudah tentu segera menjadi kegundahan ketika semakin santer terdengar bahwa 
jika kepastian proses pemilu dari mulai datangnya kertas suara dengan jumlah 
yang aman. Tidak rusak, Daftar pemilih tetap, kedatangan pemilih ke TPS, 
pemilih melakukan pemilihan dengan benar, proses perhitungan suara, 
pentabulasiannya, proses pencatatannya di PPS yang mulai diinformasikan bahwa 
pada beberapa tempat akan ada yang langsung ke PPK dan pada tempat lainnya akan 
langsung ke KPUD.
Soal ini sepertinya sederhana dan tidak mengandung konsekuensi logis tetapi 
sesungguhnya telah banyak mengundang kerawanan akibat proses dibawahnya 
terlewati sehingga proses pelacakan hasil perhitungan suara akan bolong bolong 
dan ini adalah sebuah proses yang mengundang kerawanan. Dibalik ini semua soal 
kebenaran informasi ini juga belum tentu “mana yang sebenarnya?” artinya 
kondisi sudah semakin nyata sekali lagi bagi KPU untuk terus melaksanakan 
proses sosialisasinya sehingga semakin mengurangi simpang siurnya imformasi 
dilapangan.
Pada akhir proses perhitungan tentunya, ada tujuan akhirnya dan secara 
sederhana bisa dikategorikan 2 pilihan extrem?
1.      Yang dituju adalah kemaslahatan negara dan bangsa dimana diri pribadi 
kalaupun mandapatkan kemudahan tetapi sejatinya untuk kepentingan nasional yang 
lebih besar. Oleh karenanya jika pada kenyataannya ada persoalan yang 
merugikannya, walaupun sudah tentu harus memperjuangkannya tetapi dalam konteks 
mendapatkan jalan keluar atau keputusan yang terbaik bukannya memaksakan 
kehendaknya supaya duduk di legistative.
2.      Yang di harapkan adalah kemenangan semata dan akan mengunakan segala 
cara dan upaya supaya menang dan menjadi penguasa pada akhinya?. Dengan resiko 
dan sumber daya apapun.
Pilihan pertama terasa naif dan konyol akibat bersusah payah kemudian 
setelahnya hanya berserah kepada hasil yang dipercaya akan membawa kebaikan 
walaupun kenyataan langsungnya pahit. Dan ini tidak bisa disalahkan karena ini 
adalah soal keimanan dan kepercayaan pengalaman.
 
Pemaksaan kehendak juga tidak mutlak dapat disalahkan dalam kenyataan kondisi 
Indonesia seperti yang sekarang kita hadapi walaupun hasilnya hampir pasti jika 
jalan jalan yang tidak barokah itu terus dipaksakan akan semakin menghasilkan 
bencana yang luar biasa, hanya soalnya adalah siapa yang percaya dan peduli?.
Pilihan akhir sudah tentu pada para pelaku dan para pemilih barangkali hanya 
bisa melakukan proses memilih sebaik mungkin dan menjaga kondisi supaya tetap 
kondusif setelahnya, berdoa dan pasrah serta palingan memberikan pendapat saja 
karena yang punya hak hak lebih adalah para pelaku dan itu artinya partai 
politik, calon anggota legistative dan para aparatur negara.
 
Mari kita jaga negara dan bangsa ini selagi bisa.
 
Demikian semoga bermanfaat.

Agus Muldya Natakusmah.
www.indosolution.co.id
www.selamatkan-indonesia.net.



Kirim email ke