http://www.sinarharapan.co.id/berita/0903/02/kesra02.html

Dawam Rahardjo: 
Pluralisme di Masa Depan Tak Bisa Dihindari 
  



Jakarta - Istilah pluralisme di Indonesia tampaknya akan terus menuai silang 
pendapat di banyak kalangan. Istilah yang tepat dan sesuai dengan asas Bhinneka 
Tunggal Ika ialah kemajemukan. Menurut cendekiawan muslim Prof Dr Dawam 
Rahardjo, kemajemukan merupakan kodrat alami yang dimiliki setiap manusia 
sehingga harus dihormati.  "Tuhan menciptakan manusia terdiri dari laki-laki 
dan perempuan, bersuku-suku, dan agama. Dengan demikian kemajemukan masyarakat 
itu adalah kodrat yang alami," kata Dawam dalam acara temu nasional 
Persaudaraan Indonesia Raya (Persira) yang mengambil tema "Membangun Kerukunan 
Dalam Membangun Bangsa," di Jakarta, Sabtu (28/2). Turut hadir dalam acara, itu 
di antaranya, tokoh nasional Prabowo Subianto, Christianto Wibisono (Global 
Nexus Institute), Hashim Djojohadikusumo (pengusaha) dan Jenderal (Purn) 
Ryamizard Ryacudu.


Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan ras harus bangga 
dengan kemajemukan itu sendiri karena bisa menjadi kekuatan dan bisa menjadi 
sebuah identitas Indonesia itu sendiri, tegas Dawam. Pada mulanya, berbagai 
unsur masyarakat tersebut hanya ada di daerahnya sendiri, tetapi dengan 
perkembangan zaman terjadilah perpindahan penduduk dari satu kota ke kota yang 
lain yang membuat kemajemukan itu makin sering terjadi. "Sumber dari 
kemajemukan merupakan mobilitas dari penduduknya itu sendiri, yang berpindah 
dari satu kota ke kota lain," jelasnya.


Dawam mengakui, dengan kemajemukan yang dimiliki Indonesia sering kali terjadi 
diintegrasi yang disebabkan benturan dan kepentingan serta aspirasi. Negara 
pada dasarnya menginginkan kecenderungan integrasi, tetapi sering kali pengaruh 
suatu sektor seperti ekonomi, politik, agama menimbulkan kecenderungan konflik 
dan disintergrasi.


"Kemajemukan adalah sebuah kenyataan masa depan yang tidak bisa dihindari atau 
dicegah. Demi kepentingan masyarakat dan negara kemajemukan itu harus dijaga 
agar tidak menimbulkan konflik dan disintegrasi," pesan Dawam. Untuk 
menghindari disintegrasi dan konfllik, ia mengajukan beberapa rekomendasi, di 
antaranya kestabilan masyarakat sebagai kemajuan, kerukunanan dan persaudaraan 
antarkelompok yang bisa melahirkan kerja sama dalam kebaikan, serta dinamika 
yang dapat dilahirkan oleh interaksi dan saling memahami sehingga ide-ide baru 
yang kreatif dapat lahir. "Pancasila adalah ideologi kebangsaan, salah satu 
acuannya adalah pluralisme/kemajemukan sebagai azas kebangsaan. Untuk itu 
Demokrasi Pancasila kalau tanpa isi sama saja seperti pepesan kosong," tambah 
Dawam. (heru gunt

Reply via email to