http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=22495:presiden-ancaman-terorisme-masih-berkeliaran-&catid=3:nasional&Itemid=128


      Presiden: Ancaman Terorisme Masih Berkeliaran  
      Cengkareng, (Analisa).



       Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara, Ani Yudhoyono 
didampingi Dirut Garuda Indonesia, Emirsyah Satar (kanan) mencoba sejumlah 
fasilitas yang dimiliki pesawat baru Garuda Indonesia jenis Airbus A330-200 di 
Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

      Kepala Negara juga meresmikan penggunaan gedung baru "Garuda Indonesia 
Management Building" , pemakaian Garuda "Corporate Identity Brand Refresh" dan 
penggunaan dua pesawat jenis baru Airbus A330-200 dan Boeing B-737-800 NG yang 
memiliki fasilitas hiburan audio dan video yang canggih. 

      Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, semua pihak harus terus 
waspada dan tidak lengah karena ancaman terorisme masih berkeliaran tidak hanya 
di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.

      Pada peresmian gedung baru manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) di 
area perkantoran M-1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Kamis, 
Presiden meminta semua pihak untuk tidak berkompromi dalam menjaga keamanan.

      "Saya menginstruksikan jajaran pemerintah dan BUMN, saya menyerukan 
kepada pihak swasta siapa pun, untuk tidak berkompromi dengan tindakan keamanan 
dan keselamatan," tuturnya.
      Presiden mengatakan, kesibukan memperketat keamanan tidak hanya dilakukan 
setelah adanya tindakan terorisme yang lolos dari pengawasan.

      Menurutnya, setiap saat harus dilakukan penjagaan keamanan dan pencegahan 
melalui pemeriksaan ketat terhadap semua akses masuk ke dalam gedung termasuk 
memeriksa semua barang bawaan.
      "Saya sering mengkritik kadang-kadang dianggap sudah kenal karyawan di 
situ, lantas tidak diperiksa seksama. Semua harus diperiksa seksama," ujarnya.

      Kepada PT Garuda Indonesia, Presiden Yudhoyono juga mengingatkan agar 
maskapai penerbangan nasional itu menjaga keamanan dari ancaman terorisme di 
Indonesia maupun di dunia.

      Ia meminta pemeriksaan keamanan dilakukan tidak hanya di pintu 
pemeriksaan, tetapi juga sampai ke lorong-lorong karyawan dan juga layanan 
catering yang harus steril.

      "Jangan berkompromi, tidak ada toleransi apa pun untuk mengendorkan 
langkah-langkah pengamanan dan penyelamatan penerbangan. Semua prosedur tetap, 
standard operator prosedur dan preventive measure agar dijalankan," ujarnya.

      Presiden mencontohkan, jika ia menumpang pesawat kepresidenan dari 
Bandara Halim Perdanakusuma pun, barang bawaannya tetap harus melewati prosedur 
pemeriksaan yang diwajibkan. "Siapa tahu ada yang mengaku tas Presiden, padahal 
tas orang lain," ujarnya.

      Karena itu, menurut Kepala Negara, jangan sampai ada pejabat negara yang 
ingin lolos dari prosedur pemeriksaan wajib hanya karena ia petinggi negara. 
"Kalau pemimpin perusahaan meyakinkan langkah-langkah pengawasan seperti itu 
baik, maka tidak mudah kita harus menerima serangan atau tindakan kejahatan 
lain," katanya.

      Presiden kemudian menyampaikan harapannya setelah kejadian ledakan bom 
terakhir di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, pada 17 Juli, bangsa Indonesia 
dapat lebih bersatu dan sadar untuk menjaga keamanan.

      Seperti kejadian terdahulu, kali ini Presiden Yudhoyono juga yakin pihak 
kepolisian dapat mengungkap identitas pelaku peledakan dan mengadili serta 
menghukum mereka yang terlibat dalam aksi terorisme itu. (Ant/try) 

     

Kirim email ke