Refleksi :  Dalam cerita komik  dua sejoli ini pasti bisa.
---
Cendrawasih Pos
26 Februari



Presidennya Bisa dari Luar Jawa 

*Kalla: Kombinasi Jawa-Luar Jawa Tak Mutlak
JAKARTA-Pencapresan Jusuf Kalla semakin mengkristal. Ketua umum Partai Golkar 
itu kemarin berusaha menghapus keraguan berbagai pihak yang menganggap dirinya 
tak serius untuk memburu kursi RI 1. Untuk meyakinkan pendukungnya, Kalla juga 
menyatakan faktor asal luar Jawa tidak besar pengaruhnya dalam elektibilitas 
seorang calon presiden.
"Kepemimpinan nasional ditentukan oleh kapasitas dan elektibilitas, bukan dari 
Jawa atau luar Jawa," ujar Kalla seperti disampaikan Ketua Umum Ikatan Pemuda 
Muhammadiyah M. Izzul Muslimin di Kantor Wakil Presiden kemarin (24/2).  Izzul 
datang bersama tiga organisasi yang tergabung dalam Angkatan Muda Muhammadiyah, 
yakni Ikatan Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiah, dan Ikatan Mahasiswa 
Muhammadiyah. 

Sebelumnya, Kalla yang berasal dari Sulsel itu sempat mengaku tahu diri bahwa 
kecil peluangnya menjadi presiden karena berasal dari luar Jawa.  Dengan 
pertimbangan lebih rasional, Kalla meyakini semua orang kini mempunyai 
kesempatan yang sama untuk menjadi presiden. Belajar dari pengalaman pemilihan 
presiden di Amerika Serikat yang dimenangkan Barack Obama, dalam demokrasi 
langsung segala sesuatu bisa terjadi. "Kombinasi itu wajar, tapi bukan yang 
mutlak. Kombinasinya sekarang bisa saja presidennya dari luar Jawa dan wakil 
presidennya dari Jawa,"katanya. 

Pernyataan Kalla tersebut mengemuka setelah Angkatan Muda Muhammadiyah 
menanyakan kesiapan Kalla sebagai capres. Mengutip pernyataan Wapres, Izzul 
mengungkapkan, Kalla siap mengabdikan diri kepada bangsa di posisi apa pun. Ini 
dibuktikan Kalla pernah menjadi menteri perdagangan, Menko Kesra, maupun 
sekarang menjadi Wapres.
Meski demikian, Ketua Umum Partai Golkar itu mengaku menyerahkan keputusan 
tentang pencapresan kepada partainya. Pasalnya, meski menjabat ketua umum, 
Kalla tidak punya hak privelege sebagai calon presiden Partai Golkar. "Kalau 
partai mengamanatkan sebagai presiden, akan saya laksanakan sebaik-baiknya," 
tegas Kalla seperti ditirukan Izzul. 
Sementara itu, pertentangan antarkubu di internal Golkar makin menguat. Setelah 
Senin lalu sejumlah fungsionaris DPP Partai Golkar bertandang ke kantor Kalla 
untuk mendesak direkatkannya kembali duet SBY-Kalla, kemarin petang giliran 
Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Surya Paloh datang untuk kembali mendesak 
Partai Golkar memunculkan calon presiden sendiri. "Saya tanya pada Pak JK, 
sudah siap benar nih menjadi calon presiden? Beliau jawab, saya dan DPP Partai 
Golkar, insya Allah siap," katanya. 

Mendengar jawaban tersebut, Surya Paloh yakin Kalla memang serius dengan 
pernyataannya menjadi calon presiden. Karena itu, dia menilai komunikasi empat 
mata antara SBY dan Kalla Minggu lalu sebatas penegasan komitmen keduanya untuk 
merampungkan masa jabatan sebagai presiden dan wakil presiden dengan baik 
hingga delapan bulan ke depan. 
Terkait desakan sejumlah fungsionaris DPP Partai Golkar agar Kalla tetap 
merapat ke SBY, Surya menilainya sebagai bagian dari dinamika demokrasi di 
internal Golkar. "Sah-sah saja kalau orang berpendapat seperti itu," katanya. 

Dengan penegasan sikap Kalla untuk maju menjadi calon presiden tersebut, Surya 
mengakui rencana koalisi antara PDI Perjuangan dan Partai Golkar di pemilu 
presiden terancam berantakan. Pasalnya, PDI Perjuangan telah menegaskan posisi 
Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden adalah harga mati dalam rencana 
koalisi. Namun, dia masih optimistis koalisi antara kedua partai besar itu bisa 
terjadi di tempat lain.  Sekjen DPP Partai Golkar Soemarsono menegaskan, 
pernyataan Jusuf Kalla merupakan sikap pribadi seorang kader. Dia meminta media 
massa tidak serta merta menganggap pernyataan Kalla sebagai sikap Partai 
Golkar. Sejauh ini DPP Partai Golkar masih menyatakan baru membicarakan tentang 
calon presiden usai pemilu legislatif. (noe/tof)

<<UTM.jpg>>

Kirim email ke