Soros Masuk RI Sebagai Investor Bukan Speculator !!! Masih banyak poltisi RI yang buta penggunaan istilah karena tidak tahu bedanya investor dan speculator.
Investor adalah seorang penanam modal yang mengutamakan safety meskipun keuntungan yang diraihnya kecil sekali. Speculator juga seorang penanam modal yang tidak memiliki daya analysis yang tajam sehingga modal yang ditanamnya lebih bersifat untung2an dimana kemungkinan ruginya besar sekali. Riwayat Soros dulunya sewaktu berimigrasi ke Amerika pernah menjadi speculant dalam ketidak stabilan mata uang Hongaria dan dollar. http://en.wikipedia.org/wiki/George_Soros Soros sendiri akhirnya masuk ke Indonesia setelah sukses besar dalam kehidupan financialnya. Suharto mengundang Soros dalam investasi bisnis dengan keluarga Cendana yang keamanan investasinya dijamin penuh oleh pak Harto. Itulah sebabnya, Soros di Indonesia adalah sebagai investor bukan sebagai speculator. Belakangan, dia melihat posisi Suharto sudah goyah sukar untuk dipertahankan, maka kepercayaannya atas safety investasinya di Indonesia jadi hilang sehingga tanpa memikirkan lagi masalah keuntungan, dia memutuskan untuk mencabut semua investasinya yang terlalu banyak spekulasi di Indonesia ini. Menyusul dicabut investasinya, ekonomi Indonesia dan Asia Tenggara termasuk Jepang mengalami economic collapse dan Soros mengalami rugi yang cukup besar meskipun masih bisa menyelamatkan sebagian besar dari investasinya. Setelah kondisi topan ekonomi di Indonesia mereda, Soros kembali diundang oleh SBY untuk berinvestasi, tapi beliau menolak karena cenderung berspekulasi sehingga dia kapok merugi seperti diwaktu kekuasaan Suharto yang cenderung beliau merasa dikibuli. Meskipun dia dianggap berdarah Yahudi, sebenarnya oleh kelompok orang2 Yahudi sendiri dia dianggap "gentile", yaitu "yahudi yang murtad". Soros sendiri sudah menghapuskan identitas Yahudinya dan berkecendrungan membantu berdirinya negara Honggaria yang bebas dari pengaruh communisme. Ke pioniran Soros tetap dikenang maupun dihargai oleh banyak negara berkembang karena dia merupakan pendorong terbukanya pasar di-negara2 berkembang terutama Honggaria. Tidak tepat kalo Soros dianggap sebagai spekulan di Indonesia, karena selain dia merugi, juga merasa tertipu oleh bisnis kleptokrasi keluarga Cendana. Dengan susah payah dia menarik investasinya di Indonesia yang hampir2 kena dijarah oleh keluarga abdi dalem ini. Bagi Soros, sekali kapok cukup sudah, enggak kena rayuan SBY yang bisa menyebabkan dua kali kapok yang bisa ditambah dengan kena gaplok. Soros sekarang merasa tenang berinvestasi di Cina dan India dalam menikmati usia tuanya diakhir perjalanan hidupnya yang penuh dengan perjuangan dimasa mudanya. Ny. Muslim binti Muskitawati.