Refleksi : Bagaimana bisa tahun 2010 NKRI sehat, kalau sekarang 80% dari 
masyarakat tidak sehat? Tahun 1999 dirumuskan untuk sehat, bukan karena sesuai 
dengan kemampuan, tetapi dibutuhkan oleh pemilihan umum. 

http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=34596:tahun-2010-indonesia-sehat--&catid=78:umum&Itemid=131


      Tahun 2010 Indonesia Sehat ?      
      Oleh : Fadmin Prihatin Malau 

      TAHUN 2010 tinggal hitungan hari dan tahun itu Indonesia Sehat. Apa 
mungkin? Mari kita lihat bersama. 



      Namun, visi Indonesia Sehat 2010 itu telah dirumuskan sepuluh tahun yang 
lalu (1999) oleh Departemen Kesehatan yang mengatakan melalui pembangunan 
kesehatan, masyarakat, penduduk hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku yang 
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu 
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang 
setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia. Pengertian sehat 
meliputi kesehatan jasmani, rohani, serta sosial dan bukan hanya keadaan bebas 
dari penyakit, cacat dan kelemahan. Masyarakat Indonesia yang dicita-citakan 
adalah masyarakat Indonesia yang mempunyai kesadaran, kemauan dan kemampuan 
untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan sebagai salah satu unsur 
dari pembangunan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. 

      Visi Departemen Kesehatan RI itu ditargetkan terwujud pada tahun 2010 
yang seharusnya telah dijabarkan dalam program kerja untuk mencapai visi itu. 
Beberapa hari lagi tahun 2010 tiba, akankah Anda (kita) semua bakal menyaksikan 
visi itu menjadi kenyataan? Tanggal 12 November 2009 diperingati sebagai Hari 
Kesehatan Nasional (HKN) yang ke-45. Melalui peringatan Hari Kesehatan Nasional 
ini, apakah garis finish terwujudkannya visi Departemen Kesehatan bahwa tahun 
2010 Indonesia Sehat. Terwujud atau tidaknya visi itu, perlu merenung sejenak 
visi mulia "Indonesia Sehat 2010 " itu. Harapan semua masyarakat Indonesia visi 
mulia itu tidak sekadar jargon yang terlewatkan dan terlupakan begitu saja.

      Memperingati satu hari, misalnya Hari Kesehatan Nasional bukan sekadar 
serimonial dengan berbagai jargon-jargon kosong dan setelah itu lupa. Sepuluh 
tahun lalu visi "Indonesia Sehat 2010" diluncurkan dan kini waktu itu hampir 
tiba, Bagaimana hasil dari visi itu. Apakah hanya sekadar jargon? Memperingati 
Hari Kesehatan Nasional yang ke-45 bukan sekadar memperingati, tetapi ada 
makna, arti besar dari peringatan itu yakni pada tahun 1960-an malaria 
merupakan penyakit rakyat yang berkembang dengan subur. Ratusan ribu meninggal 
akibat malaria.

      Apa upaya? Berdasarkan hasil penyelidikan penyakit malaria di Indonesia 
dapat dilenyapkan dengan cara membentuk Dinas Pembasmi Malaria (DPM) yang 
kemudian pada Januari 1963 diubah menjadi Komando Operasi Pembasmian Malaria 
(KOPEM). Pembasmian malaria itu ditangani secara serius oleh pemerintah dan 
dibantu oleh USAID dan WHO. Indonesia bertekad menghilangkannya dari bumi 
Indonesia dan akhir tahun 1963 dilakukan pembasmian malaria dengan racun 
serangga DDT yakni penyemprotan ke rumah-rumah penduduk seluruh Jawa, Bali dan 
Lampung, sehingga sedikitnya 64,5 juta penduduk waktu itu telah mendapat 
perlindungan dari kemungkinan serangan malaria. Berhasilnya melindungi warga 
dari serangan malaria dan ketika pada 12 November 1964, secara simbolis 
penyemprotan nyamuk dilakukan oleh Presiden RI, Ir. Soekarno di desa Kalasan, 
sekitar 10 kilometer di sebelah timur kota Yogyakarta. Hari penyemprotan nyamuk 
secara simbolis itu kemudian dijadikan sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN) 
yang setiap tahun terus menerus diperingati sampai sekarang.

      Sepuluh Tahun yang Lalu

      Momentum peringatan Hari Kesehatan Nasional sepuluh tahun yang lalu 
(1999) Departemen Kesehatan RI melontarkan visi "Indonesia Sehat 2010" yang 
kini 2010 tinggal beberapa hari lagi. Apakah visi Indonesia Sehat 2010 itu juga 
visinya atau cita citanya masyarakat Indonesia yang mempunyai kesadaran, 
kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat. Bila benar, maka visi "Indonesia Sehat 
2010" pasti akan terwujud. Sebaliknya jika bukan cita-citanya masyarakat 
Indonesia, hanya visi atau cita-citanya Departemen Kesehatan atau pemerintah 
saja, kemungkinan besar tidak terwujud.

      Mari pada HKN ke-45 tahun ini menjadikannya momentum refleksi dan 
evaluasi bagi pemerintah dan masyarakat maunya Indonesia itu yang bagaimana. 
Apakah Indonesia ingin sehat atau sebaliknya. Tidak mungkin visi terlaksana 
bisa pemerintah dan masyarakat tidak sejalan. Tidak bisa hanya jargon-jargon 
saja, tetapi harus dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. 
Apapun ceritanya masyarakat Indonesia harus ikut merasa memiliki visi yang 
diprogramkan pemerintah. Visi Indonesia Sehat 2010 harus diinginkan 
masyarakat/bangsa Indonesia dan terlibat langsung di dalamnya, harus punya 
komitmen untuk merealisasikan visi itu. Untuk mewujudkan visi komit, jika tidak 
akan lemah.

      Nah, peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-45 tahun 2009 ini bagaimana? 
Peringatan HKN tidak selalu harus dilakukan dengan perayaan seremonial, 
pameran, atau aneka lomba, tetapi seharusnya bisa lebih menyentuh pada 
masyarakat seperti melihat dan mengukur seberapa besar kebijakan anggaran di 
sektor kesehatan, bagaimana pemenuhan fasilitas fisik pelayanan kesehatan, 
seberapa banyak masyarakat miskin yang tidak terjangkau layanan kesehatan dan 
seberapa besar jumlah masyarakat miskin yang mendapatkan Asuransi Kesehatan 
(Askes) atau tidak mendapatkan Askes serta apa upaya mengantisipasinya, bahkan 
bila perlu bisa mendapatkan data teruji tentang jumlah orang sakit atau 
bagaimana mendorong agar semakin banyak tenaga kesehatan professional.

      Mari merenung! Ini yang lebih penting dari sekadar peringatan serimonial 
dengan visi jauh ke depan, sepuluh atau dua puluh tahun ke depan. Namun visi 
itu hanya jargon-jargon kosong yang pada saatnya nanti tidak terwujud. Lebih 
baik momentum HKN dijadikan sebagai sarana otokritik, intropeksi, evaluasi 
pekerjaan apa saja yang telah dilakukan, sedang dilakukan dan yang belum 
dilakukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang benar-benar "sehat", bukan 
masyarakat yang hanya "dianggap sehat". Hal ini yang mutlak diperhatikan. ***

      Penulis adalah pemerhati masalah sosial, budaya, ekonomi dan menetap di 
kabupaten Toba Samosir. 
     

Kirim email ke