================================================= 
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : "Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
           nasionalisme, kebangsaan dan pluralisme Indonesia."  
================================================= 
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration & Pluralism Indonesia 
Quotient] 
Menyambut Tahun-tahun produktif dan efisien. 
"Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia." 
Tantangan Besar Bangsa dan Rakyat 
Rabu, 10 Februari 2010 | 03:44 WIB
Oleh Jusuf Wanandi
Tantangan besar bangsa Indonesia kini adalah bagaimana menjawab perkembangan 
Indonesia yang berada di ambang pintu kebesaran dan kemajuan, dengan suatu 
kepemimpinan, kebijakan, dan program yang tepat agar dapat mewujudkan 
kesempatan ini menjadi kenyataan. Kesempatan baik ini mungkin tidak akan 
berulang.
Kita telah diakui sebagai anggota G-20 yang secara informal dianggap sebagai 
”direksi” pemerintahan dunia karena perangkat yang diciptakan hingga kini 
semenjak Perang Dunia II, baik dalam kerangka Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) 
maupun di antara lembaga-lembaga Perjanjian Bretton Woods, sudah tidak memadai 
lagi. Kita pun diharapkan dapat memimpin ASEAN di kawasan Asia Tenggara dan 
menjadi negara penting dalam perkembangan kawasan Asia Timur dan Asia Pasifik.
Untuk itu, tidak cukup jika kita hanya dapat mengikuti dan menyelami 
masalah-masalah yang ditimbulkan oleh pemerintahan global. Meskipun ini 
merupakan bagian yang penting untuk kita kuasai, kita harus ikut mengatur 
perkembangan serta kemajuan negara dan bangsa sendiri. Ini adalah suatu 
tantangan besar.
Seperti sedang kita alami sekarang, kepemimpinan nasional lemah dan tidak 
tegas, parlemen masih tidak menyadari betapa besarnya tantangan bangsa dan 
negara sehingga mereka hanya bermain politik-politikan yang tidak membawa 
manfaat bagi bangsa keseluruhan, tetapi malah memecah belahnya dengan hanya 
mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok.
Masalah-masalah yang ditekuni, seperti kasus Bank Century dan Perjanjian 
Perdagangan Bebas ASEAN-China (ACFTA), tidak dilakukan demi kepentingan 
bersama, tetapi demi kepentingan kelompok-kelompok sehingga mengalihkan 
perhatian dari tantangan besar bangsa dan negara. Kasus Bank Century dijadikan 
alat kepentingan kelompok untuk melakukan perombakan (reshuffle) kabinet 
ataupun menggantikan pejabat-pejabat yang notabene dianggap masyarakat paling 
bersih dan jujur.
ACFTA yang tidak banyak berpengaruh pada masuknya barang-barang China ke 
Indonesia mau dibongkar karena alasan-alasan politis belaka yang tidak akan 
membawa perbaikan dalam daya saing industri kita. Yang harus diupayakan adalah 
bagaimana mengurangi ongkos tinggi bagi industri dan perdagangan kita dengan 
menekankan agar pemerintah menciptakan infrastruktur yang telah ketinggalan 
semenjak 1998, menghapus pungli-pungli, menurunkan suku bunga untuk 
pinjaman-pinjaman usaha UKM, mengatur lebih baik kesejahteraan buruh yang 
memadai dan adil (sambil menghilangkan hambatan-hambatan yang mengganggu), 
serta memberantas penyelundupan-penyelundupan yang masih saja terjadi karena 
korupsi.
Kita harus bangga telah mencapai tahap tinggal landas (take off) menjadi bangsa 
besar dan maju. Namun, sekarang ini kita harus melaksanakan serangkaian 
kebijakan yang benar-benar diimplementasikan agar take off itu bisa 
berkelanjutan. Tanpa perkembangan industri dan hanya mengandalkan pertanian dan 
sumber alam, tidak akan cukup untuk memberikan pekerjaan yang layak bagi buruh 
dan petani kita. Sumber alam dan hasil pertanian harus dapat diolah dengan 
membangun industri hulu dan hilir yang tangguh agar menambah pekerjaan bagi 
rakyat yang jauh masih ketinggalan.
Beri contoh
Kepemimpinan nasional harus memberi percontohan dan kepemimpinan kepada bangsa 
dan negara secara visionary dan dengan hati besar. Bukan dengan merengek dan 
mengeluh tentang masalah-masalah sepele yang tidak ada gunanya bagi pekerjaan 
besar yang dihadapi. Dia harus berani, tetapi cukup bijak. Dia harus terbuka 
kepada semua, tetapi tetap berani mengambil putusan. Dia harus bisa bermain 
politik, tetapi menjaga statesmanship yang diperlukan sebagai pemimpin bangsa.
Dia harus dapat membela pembantu-pembantunya, dan jangan tinggal diam bila 
mereka diserang agar mereka pun loyal pada kepemimpinannya dan sungguh-sungguh 
membantunya. Dia harus mendengar kritik dan terbuka untuk koreksi karena 
akhirnya bangsa ini menghendaki suatu demokrasi sejati. Para pembantu dan 
penasihat-penasihat harus datang dari segala macam pandangan politik, bukan 
terdiri atas orang-orang yang hanya memuji-muji.
Kita telah melalui pemilihan umum yang meskipun banyak kekurangannya diterima 
oleh bangsa. Sebab, rakyat mau berusaha menghidupkan demokrasi di negara 
Indonesia. Oleh sebab itu, pimpinan nasional hendaknya jangan ketakukan bahwa 
sistem yang didukung rakyat ini akan dilanggar dengan cara-cara 
inkonstitusional oleh mereka.
Ini kesempatan terakhir kita karena kemajuan dan perubahan dunia dan kawasan 
kita dahsyat, cepat, dan fundamental. Momentum sejarah ini bisa membawa kita 
jadi bangsa besar, maju, demokratis, dan berkeadilan sosial. Kesempatan ini 
harus kita tangkap dengan melaksanakan hal-hal besar seperti diharapkan dan 
ditunggu rakyat. Kita ikut bertanggung jawab untuk itu.
Jusuf Wanandi, Wakil Ketua Dewan Penyantun Yayasan CSIS, [Kompas, 10/2/10].
---------- 
Bangsa yang besar dan maju adalah bangsa yang selalu siap sebagai bangsa 
pembelajar. Di dalam prosesnya, bangsa itu akan selalu berada dalam segala 
macam tantangan, siap menghadapinya, kemudian mengubah berbagai tantangan dan 
rintangan menjadi harapan dan kesempatan untuk memajukan bangsanya. 
Maka berbahagialah suatu bangsa apabila mendapati para pemimpinnya adalah 
seorang yang arif bijaksana, adil dan tegas. Yang selalu siap menjadi teladan 
pemimpin pembelajar, yang kemudian akan membawa bangsanya menjadi bangsa yang 
besar, maju, dan rakyatnya pun hidup bahagia sejahtera.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat. 
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm] 
Sedia Bibit Ikan Patin 




 
SONETA INDONESIA <www.soneta.org>
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


      

Kirim email ke