Taubatku Di Rumah sakit

By: agussyafii

dalam kehidupan sehari-hari saya seringkali berjumpa dengan orang-orang yang 
istimewa. Mengajarkan betapa berharga hidup dan orang-orang yang kita cintai 
disekeliling kita. saya tidak harus mengalami peristiwa itu namun dari tuturnya 
banyak hikmah yang saya petik. Ada seorang teman yang sangat menyukai kegiatan 
kami, kegiatan anak-anak Amalia. Disetiap moment selalu saja menyempatkan untuk 
menyapa sekalipun hanya lewat sms ataupun email. 

Pernah suatu waktu datang ke kantor, teman ini banyak bercerita tentang dirinya 
dan perjalanan hidupnya. teman itu bertutur, hidup bagai sebuah perjalanan, 
begitu katanya. Ada saatnya naik dan ada saatnya turun. Diusianya hampir 
setengah abad, dirinya menikmati kesuksesan sekaligus menderita penyakit yang 
cukup berbahaya.penyakit lever yang dideritanya adalah penyakit pengantar maut. 
Namun pada saat yang mencekam itu suara adzan terdengar menusuk hatinya, 
membuka hatinya, sebuah kesadaran untuk menuju jalan yang selama ini 
diabaikannya.

Duduk terbaring dirumah sakit tidaklah menyenangkan. Hari-harinya terasa 
panjang dan menjenuhkan. Tiba-tiba dirinya disamperin seorang suster menanyakan 
apakah saya sudah sholat.  saya tak pernah mengira mendapatkan pertanyaan itu. 
Saya terpukul, sebagai seorang muslim jangankan sholat, mencium sajadahpun 
hampir tak pernah. agama buat saya hanyalah simbol di KTP. Saya sadar bahwa 
saya bukanlah orang yang beriman namun saya tidak pernah melanggar perintahNya.

Disaat suster itu meninggalkan saya, pertanyaaan itu membuatku merenung lebih 
dalam. Tak tahu kenapa begitu setiap kali mendengar suara adzan hati saya 
bergetar. Dalam hati saya berjanji, bila saya sembuh saya akan rajin sholat 
lima waktu.

Setelah keadaannya sembuh, saya mulai belajar sholat dengan baik. Istri dan 
anak-anak saya mendukung bahkan terkadang kami sholat berjamaah. anak-anak suka 
tertawa jika saya menjadi imam sebab saya tidak biasa jadi imam sholat. Katanya 
bapaknya lucu kalo jadi imam. 

Ditengah keluarga kami bahagia, saya sedang giat belajar sholat. keluarga kami 
diuji, kami dikagetkan oleh berita bahwa putra pertamaku meninggal karena 
kecelakaan sepulang sekolah. Ditengah kami dirundung duka, Usaha saya bangkrut 
dan saya memulai lagi semuanya dari nol, tuturnya.

Saya goyah, saya guncang, berpikir begitu lama. Banyak pertanyaan yang muncul 
dikepala saya, kenapa disaat saya ingin menjadi orang yang taat, Alloh SWT 
malah memberikan ujian seberat ini? Saya menjadi teringat sewaktu keluar rumah 
sakit, saya memohon agar diberikan kekuatan maka Alloh SWT memberikan saya 
kesulitan dan kesulitan itu yang membuat saya menjadi kuat untuk bisa 
menjalankan perintahNya.

Dulu saya gemar minum-minuman keras bahkan saya tergolong pecandu berat namun 
sejak saya bertaubat dirumah sakit, saya tidak pernah lagi minum-minuman keras 
hingga sekarang tidak pernah tergoda. iman dihati saya telah memberikan 
ketentraman bahkan dikeluarga saya lebih bahagia ketika kumpul bersama.

Pesan teman itu sungguh menarik diakhir pertemuan kami. katanya, hidup ini 
penuh hikmah. berbagai hikmah banyak yang kita bisa ambil menjadi pelajaran 
yang semua itu membuat kita semakin arif dan mengerti, apa artinya hidup dan 
hanya untuk Allohlah hidup kita menjadi bermakna.


Wassalam,
agussyafii
--
jangan lupa program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, tanggal 17 Mei 2009, di 
Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, 
Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU)' mengajak. 
'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, bawalah kantong belanja 
sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai- Bila 
dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- Proses produksinya 
menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan dukungan anda pada 
program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui http://agussyafii.blogspot.com atau 
sms 087 8777 12431
 




      

Kirim email ke