Refleksi : Tanah  500.000 ha di sekitar Merauke digadaikan kepada Bin Laden 
Groups.   Jadi tentu saja para wartawan diperingati untuk tidak boleh menulis 
hal-hal yang bisa merugikan kepentingan  kerjasama investor dan pemerintah NKRI

http://www.antaranews.com/berita/1280636988/teror-kepada-wartawan-di-merauke-kembali-terjadi

Teror Kepada Wartawan di Merauke Kembali Terjadi
Minggu, 1 Agustus 2010 11:29 WIB | Peristiwa | Hukum/Kriminal | 
Jayapura (ANTARA News) - Teror wartawan di Kabupaten Merauke, Papua, kembali 
terjadi dan kali ini dalam bentuk ancaman menggunakan kertas bertuliskan darah.

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jayapura, Victor Mambor, saat dihubungi 
di Jayapura, Minggu, membenarkan bahwa dirinya juga sudah menerima laporan 
tentang ancaman berupa kertas yang ditulis dengan menggunakan darah tersebut. 

"Bentuk teror sudah berubah sekarang dan isi kalimatnya menyebutkan bahwa 
mereka para peneror sudah tahu sedang dilacak oleh polisi. Pelaku teror 
pastilah orang terlatih dan terbiasa untuk melakukan teror seperti ini," kata 
Victor.

Ancaman teror dengan kertas bertuliskan darah ini terjadi pada Sabtu (31/7) 
pukul 18.00 WIB yang dikirimkan orang tak dikenal dengan cara menaruh kertas 
tersebut di depan rumah wartawan Harian Bintang Papua bernama Lala, di 
Kabupaten Merauke.

Kertas tersebut dibubuhi cap darah dengan kalimat` "Ingat, kami tidak pernah 
main-main dengan ancaman kami. Kami tahu polisi sedang mencari siapa oknum itu. 
Maaf, kami tidak lengah. Mati Kamu!".

Sebelumnya, ancaman terhadap sejumlah jurnalis di Jayapura dilakukan orang tak 
bertanggung jawab melalui pesan singkat (SMS) yang dikirimkan kepada sejumlah 
wartawan.

Victor Mambor mengatakan, pelaku pasti menyadari bahwa ia perlu mengubah cara 
terornya agar tidak mudah terlacak.

"Untuk itu, pihak kepolisian setempat perlu bekerja keras untuk secepat mungkin 
menemukan pelaku teror ini. Jika situasi seperti ini terus berlangsung hingga 
pilkada, maka jurnalis akan merasa tidak nyaman untuk meliput pilkada di 
Merauke," katanya. 

Sedangkan Lala, wartawan yang menerima ancaman teror itu, menurut Informasi, 
akan melakukan perjalan menuju Jayapura menggunakan pesawat untuk mengamankan 
dirinya.

"Ini tentunya merugikan sebuah proses demokrasi yang sedang didorong oleh 
berbagai pihak selama ini," ujar Victor. 

Peran jurnalis dalam pembangunan demokrasi di Indonesia, katanya, seharusnya 
bisa berjalan normal termasuk dalam mengawal proses pilkada.

Kapolres Merauke sendiri, saat dihubungi mengatakan pihak Kepolisian Merauke 
sedang mengecek langsung kepada wartawan yang bersangkutan.

Sementara itu, Wartawan JUBI, Indri mengakui bahwa dirinya merasa takut dengan 
SMS pesan singkat yang meneror dirinya bersama teman-teman wartawan lainnya.

"Kami hanya bisa berharap pelakunya bisa ditemukan polisi dan ada kesadaran 
untuk tidak melakukan teror," ujar Indri, yang bertugas meliput di Merauke, 
namun saat ini berada di Jayapura.  (PSO-186/B/A041)

Kirim email ke