> ...
> Saya sendiri juga beragama Islam, sebagai muslimah 
> cendekiawan tentunya saya harus menilai permasalahan dari 
> kenyataan yang benar bukan meng-ada2 membohongi sesama umat 
> dengan dongeng muluk2 yang bukan kenyataan.
> 
> Saya sebagai MUSLIMAH MENGAKUI BAHWA UMAT ISLAM BERADA 
> DIPIHAK YANG SALAH DALAM PERTIKAIAN DENGAN YAHUDI !!!!  Ada 
> yang mau berdebat saya siap melayaninya secara jujur 
> tentunya, saya tidak akan meladeni debat kusir.

Ok, kita mulai berdebat secara jujur, kalau memang anda sebagai muslim, kita
debat sebagai sesama muslim.
Anda mengatakan sebagai "muslimah cendekiawan", sekarang kategori debat
kusir yang anda maksud, apakah hanya berdasarkan kriteria anda. Dimana saat
anda merasa terpojok, anda mengatakan itu debat kusir ?. Begitu maksud anda
debat kusir ?. Itu bukan debat bu, itu namanya "sakadaek otak dewe".

Lalu anda mengaku sebagai cendekiawan, selama ini bahasa-bahasa yang anda
pakai cenderung profokatif, apakah itu yang dinamakan cendekiawan.

Saya setuju statement "kita harus menilai permasalahan dari kenyataan yang
benar bukan meng-ada", sekarang lihat statement2 anda apakah berdasarkan
kenyataan atau meng-ada2.

Contoh :
- "kebanyakan muslim sombong menyebarkan berita2 bohong se-akan2 Yahudi
takut, se-akan2 Yahudi pasti kalah, se-akan2 Yahudi lari sewaktu berhadapan
dengan jihad" itu meng-ada2 sangat subjektif bu.
- "kenyataannya Yahudi lebih berani mati dalam menghadapi Muslim jihad ini.
Mana mungkin Israel bisa menang survive dikeroyok negara2 Islam disekitarnya
yang begitu banyak kalo mereka penakut.", ini juga meng-ada2 sangat
subjektif bu.
- "Justru sebaliknya, Muslim itulah yang penakut sehingga tak pernah bisa
menang dalam semua pertempuran2.  Segalanya kalah, kalah ekonomi, kalah
strategi, kalah otak, kalah keberanian, kalah nekad, kalah persenjataan,
kalah pengetahuan, dan yang paling menonjol adalah kalah moralitasnya !!!!",
ini juga meng-ada2 sangat subjektif bu.

Dari ke-tiga contoh diatas, semuanya meng-ada2 sangat subjektif dan sangat
profokatif, tidak mencerminkan seorang cendekiawan. SANGAT MEMALUKAN KALAU
CENDEKIAWAN MENGGUNAKAN BAHASA SEPERTI ITU. 

Silahkan dijawab, atau anda menggunakan kriteria debat kusir anda sehingga
stop sampai disini ?

Wasalam
pamungkas

Kirim email ke