C I N T A

6 (Six) POWER of LOVE (Jusuur Al Mahhabbah-6 Jembatan cinta seorang Muslim 
Sejati) 

“Hak Muslim atas Muslim yang lain ada enam. Beliau di tanya:”Apakah enam 
hal itu, Ya RasuluLLah? EBeliau bersabda :  EBila kamu bertemu dengannya 
ucapkanlah Salam kepadanya, jika dia mengundangmu maka penuhilah, bila meminta 
nasehat/ tausiah maka nasehatilah, bila bersin lalu membaca hamdaLLah maka 
do’akan dia, bila dia sakit maka jenguklah dia dan jika meninggal antarkan 
jenazahnya E(HR Bukhari dan Muslim) 

Cinta adalah ungkapan jiwa. Cinta adalah kekuatan. Cinta adalah bukti. Cinta 
adalah memberi. Cinta adalah engkau rela menjadi abu atau tiada karenanya, 
seperti perkataan awan kepada hujan yang membuatnya tiada, kayu kepada api yang 
membuatnya menjadi abu atau lukisan pasir pada pantai yang mebuatnya hilang. 
Seorang petani, dia rela berpanas di bawah terik matahari agar tanaman yang di 
tanamnya bisa tumbuh dengan subur dan menghasilkan bulir-bulir padi atau 
sayuran. Seorang ibu rela bergadang semalaman untuk menunggu buah hatinya yang 
sedang terbaring sakit dan menangis. Semua karena cinta. Sebagaimana Allah SWT 
dengan sifat RahmanNya memberikan Kasih-Nya kepada semua makhluk-Nya di dunia 
baik ia beriman maupun kafir, dan juga sifat RahimNya kepada hamba-hambaNya 
yang bertaqwa kelak nanti di yaumil akhir. Syaih DR Sa’id Hawa membagi 3 
tingkatan cinta : AlMahabbatul Ula, AlMahabbatul Wustha dan Al Mahhabtul Adna. 
Setiap tingkatan itu masih ada tahapan dan tingkatannya lagi. 

Bahasan kita sekarang adalah pada tingkatan cinta yang kedua yaitu Al 
Mahhabatul wustha atau cinta menengah dan hubungan antara seorang muslim dengan 
muslim lainnya. RasuluLLah dalam hadist diatas telah memberikan jembatan yang 
indah untuk memperbaiki dan merekatkan tali cinta dan kasih sayang antara 
sesama muslim. Dalam Alqur’an, Allah Rabbul Izzah sang pemilik cinta dan 
kemuliaanpun telah mengajarkan bahwa setiap mu’min adalah bersaudara. 
‘Innamal Mu’minuuna ikhwah….Sesungguhnya setiap mu’min itu adalah 
bersaudara E(QS Al Hujurat:10). 

Dalam hubungan persaudaraan ini tentulah kita membutuhkan jembatan-jembatan. 
Dan jembatan yang akan menopang dan mengantarkan bukti cinta ini telah di 
ajarkan RasuluLLah. Dan ini akan begitu bermakna dan bernilai apabila kita 
mampu untuk melakukannya. Jembatan-jembatan cinta inilah yang tidak hanya mampu 
untuk menghantarkan kita pada perasaan ukhuwwah dan rasa cinta pada sesama 
saudara muslim kita yang sejati, tidak hanya sebatas retorika tapi sekaligus 
juga menopang cinta dan hubungan ukhuwwah itu sendiri. 

Dengan perantara TaEaruf (saling Mengenal), Tafahum (Saling mengerti), 
TaEawun (Saling bekerjasama) dan ujungnya adalah Takaful (saling menanggung), 
kemudian dia akan berkembang menjadi buliran-buliran tali persaudaraan dalam 
bingkai ukhuwah. Dari Salamus Shadr hingga Itsar. Sungguh indah islam 
mengajarkan tentang nilai-nilai persaudaraan dan kesatuan hati ini. Maka 
menjadilah kita muslim yang paling berbahagia dengan keutamaan-keutamaan ini. 

(Dialah) yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman)[622]. 
Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu 
tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan 
hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana (QS Al Anfal:63) 
[622]. Penduduk Madinah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj selalu 
bermusuhan sebelum Nabi Muhammad s.a.w hijrah ke Medinah dan mereka masuk 
Islam, permusuhan itu hilang. 

Sub Bagian satu. 

Dan Jembatan-Jembatan Mahabbah dalam Ukhuwwah itu adalah

1. Menebarkan Salam. Seorang muslim dimanapun dia berada, tak ada batasan 
territorial selama dia telah bersaksi maka Rabb-Nya adalah Allahu ahad, 
Rasulnya Muhammad SAW dan kiblatnya adalah Ka’bah yang mulia maka ucapan 
salamnya wajib kita menjawab begitu jua sebaliknya adalah kita sangat di 
anjurkan untuk mengucapkan kalimat-kalimah keselamatan ini padanya. Salam 
adalah ungkapan tahiyyat/ penghormatan yang pertama kali di turunkan Allah 
kepada rasulNya dan merupakan penghormatan para ahli surga  ETahiyyatuhum 
yauma yalqounahu salaamuun. Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang 
mu’min) itu pada hari mereka menemui-Nya iasalah : Salam. E(Al Ahzab:44) 

Salam adalah ungkapan cinta pada saudara kita, ungkapan indah yang di ajarkan 
Rasul junjungan yang mulia maka bagaimana mungkin masih ada di antara kita yang 
menginginkan salam ini harus di rubah dengan cara salam yang sempit. Huyyita 
masaâaan (Selamat sore), huyyita shobahan (selamat pagi)…..jangan…sungguh 
jangan engkau ucapkan lagi kalimat ini. Ada salam yang sangat indah dan general 
setiap saat dan waktu, mendoakan keselamatan, mendapatkan Rahmat dan berkah 
dari Allah SWT yaitu Assalamualaikum WarahmatuLLahi Wabarakatuh niscaya engkau 
akan mendapatkan 30 pahala kebaikan. ((HR Abu Dawud dan Tirmidzi). Subhanallah. 

2. Menghadiri Undangan Di antara jembatan cinta yang di bentangkan dalam islam 
terhadap saudara muslim kita adalah menghadiri undangannya. Saudara kita mau 
mengundang kita karena ia menyanyngi kita dan masih menginginkan tali 
persaudaraan ini semakin erat. Ia bisa menjadi wajib bila undangan ini adalah 
walimatul  Ersy atau juga sunnah dan juga bisa jatuh kepada haram bila 
terdapat kemungkaran dalam undangan. Penuhilah undangan yang terlebih dahulu, 
kemudian hadirilah yang selainnya bila masih mempunyai waktu. Akan tetapi bila 
undangan itu harus di hadiri pada waktu bersamaan maka sampaikanlah kata maaf 
dengan lembut kepada saudara mulsim yang mengundang kita, semoga lain kali 
Allah SWT masih mengizinkan kita untuk menghadiri undangannya atau minimal 
bersilaturrahim ke rumahnya. 

3. Memberikan Tausiah/ nasehat bila saudara kita memintanya Mereka adalah kaum 
yang tidak merugi. Bukankah Allah sang pemilik segala kekuatan telah mengatakan 
dengan sumpahnya “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam 
kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan 
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya 
menetapi kesabaran.  E(QS Al Ashr:1-3). Yup benar sekali saudaraku…..mereka 
yang saling memberi nasehat dan taushiah dalam kebenaran adalah kaum yang tidak 
akan merugi selamanya. Bukankah engkau telah memahaminya bahwa agama ini adalah 
nasehat. Bagi siapa? Kata para sahabat. Maka RasuluLLah yang mulia mengatakan 
dari celah-celah giginya yang suci “Bagi Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, para 
pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin pada umumnya E(HR Muslim). 

Ali bin Abi Thalib pun juga mengatakan “Orang-orang yang beriman saling 
menasehati, sedangkan orang-orang munafik adalah saling mencurangi E 

Inilah yang membedakan seorang muslim dan munafik. Luruskan niat saat 
menaserhati saudara kita, sampaikan dengan keikhlasan karena Allah semata, 
lemah lembut dan menyampaikan secara rahasia. Seorang penyair mengatakan 
 ELiputilah aku dengan nasehatmu dalam kesendirian. Dan jauhkanlah kepadaku 
nasehat dalam keramaian. Sungguh nasehat di depan orang. Suatu bentuk pencelaan 
yang aku tidak suka mendengarnya. Bila engkau menyalahiku dan melanggar 
perintahku. Janganlah engkau gelisah jika tidak mendapati ketaatan. E

4. Bila ia bersin, maka berdo’alah untuknya Duhai, indah nian ajaran islam 
ini. Ia telah mengatur tentang hal-hal yang dianggap sepele oleh sebagian 
banyak orang. Saat saudara kita bersin kemudian ia memuji RabbNya yang agung 
“AlhamdfuliLLah E maka segera sambutlah dengan “YarhamukaLLah E dan ia 
secepatnya akan menyambarnya dengan untain kalimah do’a yang mengharap 
“YahdikumuLLah wa yuslihu baalakum E(HR Bukhari,Abu Dawud, Tirmidzi dan 
Ahmad). 

Do’a adalah harapan. Dan sungguh akan berbahagia bila saudara kita begitu 
mencintai kita hingga kita bersin pun ia juga mendo’akan. Jembatan cinta yang 
ke empat ini merupakan satu diantara enam jembatan yang begitu ringan kita 
mengucapkan tapi bukti kita peduli dan mecintai saudara kita. Mendoakan saudara 
kita yng bersin adalh Fardhu “Ain hukumnya, merupakanj kewajiban fardiyah/ 
individu bukan kewajiban kolektif/ kifayah. 

5. Bila dia sakit, maka jenguk dan doâakanlah. Di antara yang lain dari 
jembatan cinta ini adalah mejenguk saudara muslim kita yang sedang sakit. 
Rasulullah mengatakan  EBarang siapa menjenguk saudaranya yang sakit maka dia 
senantiasa di dalam taman-taman surga, hingga dia kembali E(HR Muslim). 

RasuluLLah juga memberikan contoh yang konkret bagaimana beliau menjenguk 
sahabat-sahabatnya yang sedang sakit. Kepada Sa’ad bin Abi Waqqas RA, Jabir 
dan lain-lain. Bila menjenguk sahabta-sahabatnya yang sakit beliau duduk 
sebentar di dekat kepalanya lalau meletakkan tangan beliau pada dada yang sakit 
itu. Inilah bentuk kelembutan RasuluLLah. Lembut akhlak dan tingkah laku beliau 
kepada sesama saudaranya. Saat engkau menjenguk saudaramu yang terbaring sakit, 
ikutilah pesan Rasul yang mulia. Berbicaralah lemah lembut terhadapnya dan 
jangan terlalu lama bersamanya karena itu akan membuat sakitnya semakin parah 
dan dia akan terganggu. Bawalah buah tangan secukupnya bila engkau mempunya 
kelebihan rezeki dan bacakanlah untuknya do’a “As AlukaLLahal adziim, 
Robbal ‘arsyil ‘adzim aiyyasfiyaka E(HR Bukhari dalam fathul Bari). 

Seorang penyair mengatakan : “Sang kekasih sakit, maka kujenguklah dia. 
Akupun sakit karena kekhawatiranku kepadanya. Dan ketika kekasih dating 
menjengukku. Akupun sembuh sebab memandangnya. E

Al-Syahrawi seorang qadhi oengikut madzhab Hanafi juga berkata: “Demi Allah, 
aku tidak berkunjung kepadamu. Melainkan bumi terasa dekat bagiku. Tidaklah 
jauh wajahku dari pintumu. Melainkan aku datang kepadamu. E

6. Antarkan jenazah saudaramu jika ia meninggal dunia. Ini adalah satu adab 
seorang muslim dengan muslim lainnya. Hingga berpisahnya ruh seorang muslim 
untuk menemui Rabb-Nya pun seorang muslim masih mempunyai hak untuk 
menghulurkan tanda cintanya pada saudaranya yang telah meninggal tersebut 
dengan cara mengantarkannya hingga ke peristirahatan terakhir. 

Ikatan cinta dalam bingkai ukhuwah antara seorang muslim tidak hanya terbatas 
pada kehidupan nyata di dunia saja, tapi juga hingga ke alam barzah dengan cara 
memandikan hingga mendoakan mereka untuk mendapatkan kebaikan dari Allah SWT. 
RasuluLLah memberikan keutamaan berupa satu qirath apabila kita mengurus 
jenazah saudara kita hingga menyolatkan dan mendapatkan dua qirath apabila 
sampai memakamkanya. (HR Bukhari, Muslim). Berapakah dua qirath itu, maka sang 
pecinta sejati RasuluLLah SAW yang telah membuktikan dengan cinta misinya 
mengatakan adalah “Seperti dua gunung yang besar E 

Maka inilah enam jembatan cinta yang di bentangkan RasuluLLah SAW untuk 
kebaikan kehidupan ukhuwwah sesama muslim. Inilah enam kekuatan yang akan 
menopang dan mengantarkan kita pada bukti cinta sejati terhadap saudara kita. 
Tiada kebahagiaan yang kita raih dan rasakan kecuali kita mampu melihat saudara 
kita menyunggingkan senyum di bibirnya karena kita memikul sebagian beban 
hidupnya yang berat dengan amalan-amalan yang ringan ini. Merasakan jabatan 
erat malaikat dan mendapatkan salam dari Allah SWT karena cinta kita pada 
saudara muslim. Mempertautkan hati-hati kita dalam bingkai persaudaraan, 
merasakan keindahan berjuang di jalanNya, merasakan keindahan bertawakal kita 
pada Allah. 

Kita bermunajat kepada Allah, semoga Dia akan meneguhkan ikatan cinta ini 
dengan jembatan-jembatan yang telah dibentangkan oleh RasuluLLah kemudian Dia 
akan memenuhi hati kita dengan cahayaNya yang tak pernah redup dan malapangkan 
dada kita dengan limpahan iman dan keindahan islam serta kepasrahan kepadaNya 
sebagaimana do’a Rabithah yang telah di ajarkan oleh imam asSyahid Hasan Al 
Banna. 

 

Sub bagian dua 

Bagaimana seni mempertautkan hati. 

1. Menahan amarah 
2. Melenyapkan dendam dan perasaan benci di dada 
3. Mengerahkan Harga diri-Izzah dan Harta di Jalan Allah SWT. 
4. Mengemban kesalahan orang lain. 
5. Menyelesaikan Perselisihan dan mengupayakan Perdamaian 
6. Muhasabah dan Instropeksi diri. 

Sekarang kita hanya bisa menyimpulkan bahwa Allah telah menyuruh kita sebagai 
hamba-hamba yang beiman untuk saling bersatu padu, mengatur barisan dan 
shaf-shaf yang rapi sebagaimana bangunan yang kokoh. Dia juga melarang kita 
untuk saling mengolok-olok, mencaci maki, jua bercerai berai. 

Marilah kita berpegang teguh pada tali Allah SWT, seraya senantiasa bersikap 
lemah lembut dan berkasih sayang terhadap sesame mu’min dan bersikap keras 
terhadap orang kafir yang memusuhi kita. Landasa kita adalah Aqidah dan Tauhid 
yang satu. Tiada Ilah yang berhak di sembah kecuali Dia yang Esa dan perkasa. 
Tiada Rasul yang patuhi kecuali junjungan mulia RasuluLLah Muhammad Saw. Tiada 
kitab yang kita agungkan dan ikuti isinya kecuali alqur’an. Dan tiada kiblat 
yang kita hadapkan wajah kita kapadanya 5 kali sehari kecuali Ka’bah 
BaituLLah. Ketika Allah SWt menciptakan perbedaan antara kita maka yakinlah itu 
adalah akan menjadi seperti sebuah Taman bunga, dengan beraneka macam warna 
bunga akan tetapi menambah semarak keindahan dan wewangian. Sesungguhnya 
perbedaan yang terjadi dianatar hamba-hamba yang saling mencintai, tidak 
seharusnya akan merusak tali kasih sayang dan tidak merubah apa yang ada dalam 
jiwa. Tapi justru akan menambah perasaan cinta dan mahabbah antara mereka.
Kita kembalikan semua perselisihan kepada Allah dan RasulNya seraya memohon dan 
berharap Dia akan memberikan petunjukNya. 

Ya Rabbi, bersihkanlah hati-hati kami dengan air keyakinan, siramilah jiwa kami 
dari telaga islam dan sejukkanlah dada kami dengan ketenangan hamba-hambaMu 
yang beriman. 

Awal Purnama 
Dari buku Jusuur al Mahabbah-6 Power of Love DR Syaih ‘Aid bin AbduLLah Al 
Qarni
 
--------------------------------------------------------

This message (including any attachments) is only for the use of the person(s) 
for whom it is intended. It may contain Mattel confidential, proprietary and/or 
trade secret information. If you are not the intended recipient, you should not 
copy, distribute or use this information for any purpose, and you should delete 
this message and inform the sender immediately.


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke