Sumber: http://www.jkmhal.com/main.php?sec=content&cat=2&id=3574    

 10 Indikasi “Gagal EMeraih Keutamaan Ramadhan   
   

-->“Berapa banyak orang yang berpuasa namun ia tidak mendapatkan apa-apa 
kecuali lapar dan dahaga... E(HR. Bukhari dan Muslim). Hadits Rasulullah 
tersebut harusnya dapat membangkitkan kewaspadaan kita untuk menjauhi dan tidak 
terjerumus didalamnya. Apalah artinya berpuasa bila hanya meninggalkan kering 
pada kerongkongan dan lapar didalam perut?

Berikut ini adalah uraian yang patut direnungkan agar kita tidak termasuk 
orang-orang yang disinggung dalam hadits Rasulullah tersebut. Kegagalan yang 
dimaksud tentu bukan sebuah klaim yang pasti. Itu memang hak Allah SWT semata. 
Tapi setidaknya kita perlu berhitung dan memiliki neraca agar segenap amal 
ibadah kita di bulan Ramadhan ini benar-benar berbobot, hingga kita bisa lulus 
dari madrasah Ramadhan menjadi pribadi yang lebih berkualitas. Amiiin.

PERTAMA, ketika kurang optimal melakukan “warming up Edengan memperbanyak 
ibadah dibulan Sya’ban. Ibarat sebuah mesin, memperbanyak ibadah di bulan 
Sya’ban berpungsi sebagai pemanasan bagi ruhani dan fisik untuk memasuki bulan 
Ramadhan. Berpuasa sunnah, memperbanyak ibadah shalat, tilawah Al-Qur’an 
sebelum Ramadhan. akan menjadikan suasana hati dan tubuh kondusif untuk 
pelaksanaan ibadah di bulan puasa. Dengan begitu, puasa, ibadah malam, 
memperbanyak membaca Al-Qur’an, berdzikir, taqarrub kepada Allah, menjadi lebih 
lancar.

Mungkin, itulah hikmahnya kenapa Rasulullah SAW dalam hadits riwayat ‘Aisyah, 
disebutkan paling banyak melakukan puasa di bulan Sya’ban. Bahkan sejak bulan 
Rajab, dua bulan menjelang Ramadhan, beliau sudah mengajarkan doa kepada para 
sahabatnya, “Allaahumma bariklanaa fii Rajaba wa Sya’ban, wa balighna 
Ramadhana. EYa Allah, berkahilah kami dalam bulan Rajab dan Sya’ban, dan 
sampaikanlah usia kami pada bulan Ramadhan. Rasulullah dan para sahabat ingin 
mengkondisikan jiwa dan fisik mereka untuk siap menerima kehadiran tamu agung 
bulan Ramadhan.

KEDUA, ketika target pembacaan Al-Qur’an yang dicanangkan minimal satu kali 
khatam, tidak terpenuhi selama bulan Ramadhan. Di bulan ini, pembacaan 
Al-Qur’an merupakan bentuk ibadah tersendiri yang sangat dianjurkan. Pada bulan 
inilah Allah SWT menurunkan wahyunya dari Lauhul Mahfudz kelangit dunia. 
Peristiwa ini disebut sebagai malam lailatul qadar.. Pada bulan ini pula Jibril 
as biasa mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW.

Orang yang berpuasa dibulan ini, sangat dianjurkan memiliki wirid Al-Qur’an 
yang lebih baik dari bulan-bulan selainnya. Kenapa minimal harus dapat 
mengkhatamkan satu kali sepanjang bulan ini? Karena itulah terget minimal 
pembacaan Al-Qur’an yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Ketika Abdullah bin 
Umar bertanya kepadanya, “Berapa lama sebaiknya seseorang mengkhatam Al-Qur’an? 
ERasul menjawab, ��Satu kali dalam sebulan. EAbdullah bin Umar mengatakan, “Aku 
mampu untuk lebih dari satu kali khatam dalam satu bulan. ERasul berkata lagi, 
“Kalau begitu, bacalah dalam satu pekan. ETapi Abdullah bin Umar masih 
mengatakan bahwa dirinya masih mampu membaca seluruh AL-Qur’an lebih cepat dari 
satu pekan. Kemudian Rasul mengatakan, “Kalau begitu, bacalah dalam tiga hari. E
KETIGA, Ketika berpuasa tidak menghalangi seseorang dari penyimpangan mulut 
seperti membicarakan keburukan orang lain, mengeluarkan kata-kata kasar, 
membuka rahasia, mengadu domba, berdusta dan sebagainya. Seperti yang sudah 
banyak diketahui, hakikat puasa tidak terletak pada menahan makanan dan minuman 
masuk masuk kedalam kerongkongan. Tapi puasa juga mengajak pelakunya untuk bisa 
menahan diri dari berbagai penyimpangan, salah satu yang dilakukan oleh mulut. 
Rasulullah SAW menyatakan bahwa dusta akan menjadikan puasa sia-sia. (HR. 
Bukhari).

Mulut merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sukar untuk di kembalikan 
namun nilainya sangat mahal. Rasulullah berpesan, adakalanya kalimat buruk yang 
ringan diucapkan oleh seseorang, tapi karena Allah tidak ridha dengan kalimat 
itu, maka orang itu tercampak ke dalam neraka. Sebaliknya adakalanya kalimat 
baik yang ringan diucapkan oleh seseorang, tapi karena Allah ridha dengan 
kalimat itu, orang tersebut dimasukan ke dalam surga. (HR. Ahmad)

KEEMPAT, ketika puasa tak bisa menjadikan pelakunya berupaya memelihara mata 
dari melihat yang haram. Mata adalah penerima informasi paling efektif yang 
bisa memberi rekaman kedalam otak dan jiwa seseorang. Memori informasi yang 
tertangkap oleh mata, lebih sulit terhapus ketimbang informasi yang diperoleh 
oleh indra yang lainnya. Karenanya, memelihara mata menjadi sangat penting 
untuk membersihkan jiwa dan pikiran dari berbagai kotoran. Salah mengarahkan 
pandangan, bila terus berulang akan menumbuhkan suasana kusam dan tidak nyaman 
dalam jiwa dan pikiran. Ini sebabnya mengapa Islam mewasiatkan sikap hati-hati 
dalam menggunakan nikmat mata.

Puasa yang tak menambah pelakunya lebih memelihara mata dari yang haram, 
menjadikan puasa itu nyaris tak memiliki pengaruh apapun dalam perbaikan diri. 
Karenanya, boleh jadi secara hukum puasanya sah, tapi substansi puasa itu tidak 
akan tercapai.

KELIMA, ketika malam-malam Ramdhan menjadi tak ada bedanya dengan malam-malam 
selain Ramadhan. Salah satu ciri khas bulan Ramadhan adalah, Rasulullah 
menganjurkan umatnya untuk menghidupkan malam dengan shalat dan do’a-do’a 
tertentu. Ibadah shalat di bulan Ramadhan yang biasa disebut shalat tarawih, 
merupakan amal ibadah khusus di bulan ini. Tanpa menghidupkan malam dengan 
ibadah tarawih, tentu seseorang akan kehilangan momentum berharga. Selain itu 
di dalam shalat ini pula Rasulullah SAW mengajarkan do’a-do’a khusus yang insya 
Allah akan dijadikan oleh Allah SWT. Di antara do’a-do’a yang perlu diperbanyak 
dalam shalat tarawih adalah, “Allaahumma inni as alika rdhaaka wal jannah wa 
na’udzubika min sakhatika wan naar. EYa Allah aku memohon keridhaan-Mu dan 
surga-Mu. Dan aku mohon perlindungan dari kemarahan-Mu dab dari neraka-Mu... E
Para sahabat dahulu, berlomba untuk bisa melakukan shalat tarawih di belakang 
Rasulullah. Umar bin Kaththab bahkan beriztihad untuk melaksanakan shalat 
tarawih sebanyak 20 rakaat, sehingga kaum muslimin lebih termotivasi untuk 
menghidupkan malam Ramadhan.

KEENAM, jika saat berbuka puasa menjadi saat melahap semua keinginan nafsunya 
yang tertahan sejak pagi hingga petang. Menjadikan saat berbuka sebagai 
kesempatan “balas dendam Edari upaya menahan lapar dan haus selama siang hari. 
Bila ini terjadi, berarti nilai pendidikan puasa akan hilang.

Puasa, pada hakikatnya, adalah pendidikan bagi jiwa (tarbiyatun nafs) untuk 
mampu mengendalikan diri dan menahan hawa nafsu. “Puasa itu adalah perisai 
Esabda Rasulullah SAW seperti diriwayatkan Imam Bukhari. Hanya dalam puasalah, 
seseorang dilarang melakukan perbuatan yang sebenarnya halal dilakukan. Hasil 
pendidikan itu, akan tercermin dalam pribadi orang-orang yang lebih bisa 
bersabar, menahan diri, tawakal, pasrah, tidak emosional, tenang dalam 
menghadapi berbagai persoalan.

Puasa menjadi kecil tak bernilai dan lemah dalam unsur pendidikannya ketika 
upaya menahan dan mengendalikan nafsu itu hancur oleh pelampiasan nafsu yang 
dihempaskan saat terbuka.

KETUJUH, ketika bulan Ramadhan tidak dioptimalkan untuk banyak mengeluarkan 
infaq dan shadaqah. Rasulullah SAW seperti digambarkan dalam hadits, menjadi 
soso yang paling murah dan dermawan di bulan Ramadhan, hingga kedermawanannnya 
itu mengalahkan angin yang bertiup. Di bulan inilah, satu amal kebajikan bisa 
bernilai puluhan bahkan ratusan kali lipat di banding bulan-bulan lainnya. 
Momentum seperti ini sangat berharga dan tidak boleh disia-siakan. Keyakinan 
yang dikembangkan itu yang dikembangkan oleh para sahabat dan selalu shalih.

KEDELAPAN, ketika hari-hari menjelang idul fitri sibuk dengan persiapan lahir, 
tapi tidak sibuk dengan memasok perbekalan sebanyak-banyaknya pada 10 malam 
terakhir untuk memperbanyak ibadah. Lebih banyak berfikir untuk bisa merayakan 
idul fitri dengan berbagai kesenangan, tapi melupakan suasana akan berpisah 
dengan bulan mulia tersebut.

Rasulullah dan para shabat mengkhususkan 10 hari terakhir untuk berdiam didalam 
masjid, meninggalkan semua kesibukan duniawi. Mereka memperbanyak ibadah, 
dzikir dan berupaya meraih keutamaan malam seribu bulan, saat diturunkannya 
Al-Qur’an.

Pada detik-detik terakhir menjelang usainya Ramadhan , mereka merasakan 
kesedihan mendalam karena harus berpisah dengan mulia itu. Sebagian mereka 
bahkan menangis karena akan berpisah dengan bulan mulia. Ada juga yang bergumam 
jika mereka dapat merasakan Ramadhan sepanjang tahun.

KESEMBILAN, ketika Idul Fitri dan selanjutnya dirayakan laksana hari ”merdeka 
Edari penjara untuk melakukan berbagai penyimpangan. Fenomena ini sebenarnya 
hanya akibat dari pelaksanaan puasa yang tidak sesuai dengan adabnya. Orang 
yang berpuasa dengan baik tentu tidak akan menyikapi Ramadhan sebagai 
kerangkeng.

KESEPULUH, setelah Ramadhan, nyaris tidak ada ibadah yang ditindaklanjuti pada 
bulan-bulan selanjutnya. Misalanya memelihara kesinambungan puasa sunnah, 
shalat malam, membaca Al-Qur’an.

Amal-amal ibadah satu bulan Ramadhan, adalah bekal pasokan agar ruhani dan 
keimanan seseorang meningkatkan untuk menghadapi sebelas bulan setelahnya. 
Namun, orang akan gagal meraih keutamaan Ramadhan, saat ia tidak berupaya 
menghidupkan dan melestarikan amal-amal ibadah yang perbah ia jalankan dalam 
satu bulan.[*]

die *Majalah Tarbawi*
Edisi 15, Th. 2/31 Desember 2000.





===================================================================
        Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=================================================================== 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke