Semoga bermanfaat …………..
 
========================== 
 
Setiap menjelang Hari Raya Idhul Adha, saya selalu teringat pada cerita nyata 
yang disampaikan adik ipar saya pada 4 tahun yang lalu.
 
Ketika itu adik ipar saya ditunjuk menjadi salah satu panitia Qurban di 
kantornya (sebuah perusahaan IT) di Jakarta.  Singkat cerita, selepas pulang 
kerja adik ipar saya bersama rekannya pergi untuk membeli hewan Qurban di salah 
satu penjual hewan Qurban untuk memenuhi amanah dari para karyawan di kantornya 
yang menitipkan uang kepada panitia untuk dibelikan hewan Qurban.
 
Sesampainya di tempat penjual hewan Qurban tersebut, tampak sekali si penjual 
hewan Qurban sangat sibuk melayani para pembeli.  Para pembeli pun sibuk 
memilih hewan-hewan Qurban yang terbaik untuk memenuhi seruan ber-Qurban di 
hari raya nanti.  Adik ipar saya pun terpaksa harus menunggu cukup lama sambil 
melihat-lihat hewan-hewan Qurban yang ada di lokasi. 
 
Diantara para pembeli yang sedang antri, tampak seorang ibu tua yang memanggul 
bakul bambu berisi perabot rumah tangga tradisional seperti sikat ijuk, sapu 
lidi, kemoceng dan sebagainya.  Dengan sabar ibu tua tersebut berdiri 
melihat-lihat para pembeli yang sibuk memilih hewan Qurban dan menawar harga.
 
Setelah sekian lama para pembeli pun mulai sepi, tapi ibu tua masih sabar 
berdiri seakan menikmati pemandangan kesibukan penjual hewan Qurban dengan para 
pembelinya, dan menunggu sampai pembeli terakhir. 
 
Sampailah waktunya si penjual melayani adik ipar saya, dan setelah memilih 
hewan-hewan Qurban dan menentukan harga, maka si penjual hewan Qurban 
menyiapkan kwitansi pembelian untuk adik ipar saya. 
 
Sambil menunggu si penjual menyiapkan kwitansi, adik ipar saya iseng-iseng 
menanyakan apa keperluan si ibu tua sehingga rela berlama-lama menunggu di 
sana.  Dalam hati, adik ipar saya menduga-duga bahwa mungkin si ibu tua itu 
ingin meminta shodaqoh dari penjual hewan Qurban yang sedang laris manis itu.
 
Dan alangkah terkejutnya, ketika adik ipar saya mendengar jawaban dari si ibu 
tua bahwa ia juga ingin membeli hewan Qurban untuk dirinya sendiri. 
“Alhamdulillah nak, saya sudah beberapa tahun terakhir ini bisa rutin membeli 
kambing Qurban”, begitu ibu tua itu menambahkan,
 
Didorong rasa ingin tahu, adik ipar saya bertanya bagaimana caranya si ibu tua 
tersebut bisa mampu membeli kambing Qurban, mengingat pekerjaanya hanya penjual 
perabot rumah tangga tradisional.
 
Si ibu tua dengan lugasnya menjelaskan bahwa setiap hari ia menyisihkan seribu 
perak dari keuntungannya berjualan perabot.  “Kalau lagi laku banyak, saya 
menyisihkan dua ribu perak. Jaga-jaga kalo saya sakit, saya nggak bisa jualan 
dan nggak bisa nabung buat beli kambing Qurban”.
 
“Kalau sehari seribu atau dua ribu, setahun bisa terkumpul uang Rp350.000,- s/d 
Rp400.000,- jadi cukuplah buat beli kambing Qurban yang murah”, begitu si ibu 
tua menjelaskan.
 
Begitulah adik ipar saya menuntaskan ceritanya.
 
DEGH ….. saya cuma bisa terdiam mendengar cerita itu, bila si ibu tua itu 
dengan telaten menyisihkan keuntungannya berjualan setiap harinya demi 
keinginan besar untuk bisa ber-Qurban setiap tahunnya, itu berarti tidak ada 
alasan bagi saya untuk tidak ber-Qurban setiap tahunnya.  Saya tidak perlu 
mengumpulkan uang bila ingin membeli kambing Qurban, dan bila pun harus 
mengumpulkan uang untuk membeli kambing Qurban, saya hanya perlu berapa kali 
saja menahan keinginan saya untuk makan fast-food atau nonton di bioskop atau 
beli celana jeans baru atau beli accessories kendaraan.
 
Bila si ibu tua itu harus menyisihkan seribu – dua ribu perak dari hasil 
keringatnya memanggul bakul perabot keliling kampung yang setiap hari 
paling-paling cuma untung 10 ribu – 20 ribu, maka apakah saya sudah cukup 
berani dan lapang hati untuk menyisihkan 10% dari gaji setiap bulan untuk 
meraih cinta Allah. 
 
Jujur saya belum segagah ibu tua itu ……

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



===================================================================
        Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=================================================================== 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Reply via email to