Amanah versus Khianat

Oleh KH Didin Hafidhuddin

Amanah dan khianat adalah dua sifat dan perilaku yang antagonistik dan
bertentangan satu dengan yang lainnya, yang banyak diungkapkan di
dalam Alquran maupun di dalam hadis Nabi SAW.

Amanah termasuk sifat terpuji yang harus melekat pada setiap pribadi
orang yang beriman, kapan dan di mana pun, serta apa pun posisi,
profesi, jabatan, dan kedudukannya. Sedangkan khianat termasuk sifat
yang buruk (akhlaq madzmumah) yang harus dihindari, dijauhi, dan
ditinggalkan oleh orang-orang yang beriman.

Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu
mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu
mengetahui." (QS Al-Anfal [8]: 27).

Betapa pentingnya sifat amanah ini. Dalam sebuah hadis riwayat Ibn
Hibban, Rasulullah SAW menyatakan tidak ada iman bagi orang yang tidak
memiliki sifat amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak pernah
menepati janji.

Negara dan bangsa yang presiden, para menteri, para anggota DPR, para
penegak hukum, dan para pejabat publiknya amanah, akan menyebabkan
negara dan bangsa itu mampu meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
Karena memang sifat amanah itu akan mengundang kemakmuran dan
kebahagiaan, sedangkan sifat khianat akan mengundang kefakiran dan
kemiskinan (HR Imam ad-Daelamiey).

Jika sifat amanah ini hilang dan diganti dengan sifat khianat,
masyarakat dan bangsa itu beserta para pemimpinnya akan meluncur
menjadi bangsa yang munafik. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhari
dan Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: "Tanda-tanda
orang munafik itu ada tiga macam: "Jika berkata ia berdusta, jika
berjanji ia ingkar, dan jika dipercaya dia berkhianat."

Dan, jika kemunafikan sudah merajalela pada setiap level dan tingkatan
masyarakat, bangsa itu akan menjadi bangsa yang gamang, peragu, tidak
punya identitas, takut dalam berbuat dan bertindak yang benar, dan
akan hilang pula kepercayaan dirinya (perhatikan firman Allah SWT
dalam QS An-Nisa' [4]: 143).

Peringatan Alquran dan hadis tersebut harusnya menjadi perhatian kita
semua, masyarakat Indonesia, yang saat ini mengalami berbagai problem
yang berat dan kompleks. Dan, terutama para pemimpin, pejabat publik,
dan para penegak hukum harus menjadikan amanah ini sebagai sifat,
watak, dan perilaku yang melekat pada struktur kepribadiannya.

Sebab, hanya dengan sifat amanah inilah kita akan mampu membangun
bangsa ke depan dengan lebih baik. Sebaliknya, jika sifat khianat yang
mendominasi pikiran dan perilaku kita, kehancuran dan kerusakanlah
yang akan terjadi. Semoga Allah SWT memelihara dan menjaga kita semua
dari perilaku khianat yang menghancurkan itu. Wallahu 'Alam bi
ash-Shawab.

sumber:
http://www.republika.co.id/koran/25/87963/Amanah_versus_Khianat

Kirim email ke