DIAMKU
   
   
          Detik dan menit begitu cepat berlalu..aku diburu waktu. Aku bersyukur 
pertanda ada kehidupan, pertanda roda kehidupan bergulir dan menggelinding.
   
  Degup jantungku yang  bag big bug yang kadang tak menentu, penuh harap, 
membaur menyatu, haru,…seakan aku tengah jatuh cinta lagi pada kehidupan. 
Sepertinya  lorong gelap yang kutelusuri begitu lama kini mulai nampak celah 
caya menerpa kegelapan.
   
                                                           
  Gemulai caya lilinku yang lunglai dan redup itu masih tegak dan tegar, 
kendati  hampir disambar taufan dahsyat. Nyaris.
   
  Oh, caya hantarkan aku ke penghujung lorong yang gelap  dan jauh itu. 
Mentaskan aku aku ke tepian agar aku tidak terdampar.
  
   
  Ah…kini aku kembali berjuggling, tiga empat bola ditangan. Paralel. Kembali  
kulempar jejaring kerja…kupendar salam dan  silaturahimku yang lama terperam.
   
  Sumringahku kembali kusungging, pada sobat dan kolega yang lama tak kujumpa.  
Aku terus berjalan, menapaki kehidupan yang begitu ribet dana rumit. Pelan 
namun nyata.
   
  Ah ternyata aku bisa mengayun langkahku kembali. Kujelang dan kujelajah 
wajah-wajah ikhlas dan hanief untuk bersama mengayuh perahu. Bias dari mata 
mereka, terpantul.
   
  Jadi.Kalau aku diam didunia maya…dunia nyatalah yang kini tengah kureguk 
untuk tegak kembali melunasi keterpurukan kemarin. 
   
  --- 
   
  Sabar itu sudah sampai pada tepinya, waktu yang terlewati kukira mubadzir itu 
moga menjadi hikmah yang bermakna yang  tak bisa dibeli. Pengorbanan itupun 
sudah tak lagi bersisa..tinggal aku menuai dan memulai kerja lagi. 
   
  Kadang aku tak paham kala ujian dan cobaan itu singgah, bergantian, hingga 
aku bertanya? ‘Masak sih Rab..Engkau masih belum percaya kalau semua ini semata 
karena cintaku untukMu, dan RasulMu. Masih ragukan kalau cinta mulusku melulu 
buatMu’, begitu bisik qalbuku.
   
  Jauhkan aku dan kami dari kefakiran harapan, cita dan cinta dan jauhkan pula 
kami dari kekufuran nikmatMu ya Rabb. Bangunkan kami kala kami tergelincir.
   
  Selimutilah qalbu kami senantiasa dengan percikan NurMu agar sinar itu mampu 
menerpa kedegilan, kedekilan karat dihati kami, andai ada,  dan jauhkan dari 
rasa hasud, ujub, pongah, takabur  ya Rabb. Amieen.   (Al Shahida)
   
  Dipenghujung malam 21.4.08





The Muslim is he from whose tongue and hand a Muslim is safe

       
---------------------------------
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke