Bismillaahir Rahmaanir Rahiim
Assalamu'alaikum wa Rohmatulloohi wa Barokatuhu
 
Dzulhijjah, tamu kita setelah Ramadhan
Penulis: Bintu Hasyim (Muslimah Edisi V/Dzulhijjah1416/1996)
 
Dzulhijjah, tamu kita setelah Ramadhan

Ramadhan, beberapa saat yang lalu telah meninggalkan kita. Dengan berpisahnya 
kita dengan bulan Ramadhan, kita berharap semoga amal-amal kita pada 
bulan-bulan lain diterima di sisi Allah Ta’ala, sebagaimana yang sangat kita 
harapkan di bulan mulia tersebut.

Terntunya kita tidak ingin kehilangan begitu saja sesuatu yang nilainya sangat 
utama dan mulia di sisi Allah Ta’ala bukan ? Ketahuilah, kita tidak boleh 
berkecil hati dengan berlalunya bulan mulia tersebut. Sebagai hamba Allah 
Ta’ala yang taat, kita tidak henti-hentinya berupaya untuk tetap beriman akan 
ketentuan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kita harus selalu berharap akan 
kebaikan-kebaikan Allah Ta’ala yang dilimpahkan atas kita.

Ternyata Allah Ta’ala melalui utusanNya Shalallahu 'alaihi wassalam, telah 
menjanjikan bulan lain yang tidak kalah utamanya dibanding dengan keutamaan 
bulan Ramadhan. Mengapa demikian ?

Tidak lain, karena Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam telah bersabda :
Úóäú ÚóÈúÏö ÇáÑøóÍúãä Úóäú ÃóÈöíúåö ÑóÖöíó Çááå õÚóäúåõ Úóä ÇáäøóöÈíö Õóáóí 
Çááå õÚóáóíúåö æóÓóáøóã ÞÇóáó: ÔóåúÑóÇ ÚöíúÏò áÇó íóäúÞõÕóÇä¡ ÑóãóÖóÇäó 
æóÐõæÇáúÍöÌøóÉ {ÑæÇå ãÓáã¡ ßÊÇÈ ÇáÕíÇã 1089}
Artinya : “Dua bulan untuk berhari raya tidak berkurang keduanya, Ramadhan dan 
Dzulhijjah.” (HR Muslim 1089).

Adapun keutamaan bulan Dzulhijjah, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam, 
teladan kita yang mulia telah bersabda :
ãóÇ ãöäú ÃóíøóÇãó ÇóáúÚóãóáõ ÇáÕøóÇáöÍõ ÃóÍóÈøõ Åöáóì Çááå óÚóÒøó æóÌóáøó ãöäú 
åÐöåö ÇúáÃóíÇøóãó ÇáúÚóÔúÑ¡ ÞóÇáõæÇ:íÇó ÑóÓõæúáó Çááåö¡ æóáÇó ÌöåóÇÏõ Ýöí 
ÓóÈöíúáö Çááåö¿ ÞÇóáó: æóáÇó ÌöåóÇÏõ Ýöí ÓóÈöíúáö Çááå¡ ÅöáÇøó ÑóÌõæúáñ ÎóÑóÌó 
ÈöäóÝúÓöåö æóãóÇáöåö Ëõãøó áóãú íóÑúÌöÚú ÈöÔóíúÆ ãöäú Ðóáößó {ÑæÇå ÇáÌãÇÚÉ ÅáÇ 
ãÓáã æÇáäÓÇÆ}
Artinya : “Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh 
Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari (dari bulan Dzulhijjah). 
Mereka bertanya : “Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali yang keluar 
(berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatupun.” 
(HR Jama’ah kecuali Muslim dan an Nasa’i).

Dikarenakan adanya keutamaan yang besar dari beberapa hari diantara bulan 
Dzulhijjah tersebut, maka sangat utama pula kita mengisinya dengan amal sholih 
sebagai kelanjutan tabungan pahala amal ibadah kita di bulan Ramadhan yang lalu.

Diantara amal-amal yang perlu kita lakukan, cukuplah sekiranya hal itu membuat 
kita dicintai Allah Subhanahu wa Ta'ala, antara lain adalah :
1. Banyak berdzikir pada hari-hari tersebut
Allah Ta’ala telah berfirman : 
Artinya : “Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang 
ditentukan.” (Al Hajj 28).

Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhuma menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan 
Dzulhijjah, demikian pula para mufassir lainnya diantaranya Ibnu Katsir 
rahimahullah. Oleh karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak 
dzikir pada hari-hari tersebut. 

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda : 
ãóÇ ãöäú ÇóíÇøóã ÇáúÚóãóáõ ÇáÕøóÇáöÍõ Ýöíúåöäøó ÃóÍóÈøõ Åöáóì Çááåö ãöäú åóÐöåö 
ÇúáÃóíÇøóã ÇáúÚóÔúÑóÉö {ÑæÇå ÇáÈÎÇÑí}
Artinya : “Tidak ada hari yang amal sholih di dalamnya lebih dicintai oleh 
Allah dari hari-hari yang sepuluh ini.” (HR Bukhari).

Ishaq dari kalangan Tabi’ut Tabi’in, meriwayatkan dari salah seorang gurunya 
bahwa pada hari-hari tersebut dituntunkan mengucapkan :
Çóááå ÃóßúÈóÑõ¡ Çóááå ÃóßúÈóÑõ¡ áÇó Åöáóåó ÅöáÇøóÇááåõ¡ æóÇááåõ ÃóßúÈóÑõ¡ Çóááå 
ÃóßúÈóÑõ æóáöáøóåö ÇáúÍóãúÏõ { ÑæÇå ÇÈä ÃÈí ÔíÈÉ æ ÇÓäÏ ÇáÕÍíÍ}
“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha illallahu wallahu akbaru, Allahu akbar 
walillahil hamdu.”
Artinya : Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yang benar 
selain Allah, Allahu Maha Besar, Allah Maha Besar dan untuk Allah-lah segala 
pujian. (HR Ibnu Abi Syaibah dari Ibnu Mas’ud 2/168, Shohih, Al Albani dalam 
Tamamul Minnah cet. Darur Rayyah hal 356).

Para shahabat radliyallahu ‘anhum pun diantaranya Ibnu Umar dan Abu Hurairah 
biasa keluar menuju pasar pada sepuluh hari tersebut sambil membaca takbir.

Sa’id Ibn Zubair radliyallahu ‘anhu kalau sudah tiba sepuluh hari tersebut, ia 
benar-benar giat beramal sehingga hampir-hampir ia tidak kuasa untuk 
melakukannya.

2. Berpuasa pada hari tersebut, khususnya pada hari Arafah
Telah dituntunkan oleh teladan kita yang mulia, Rasullah Shalallahu 'alaihi 
wassalam agar kita berpuasa pada hari Arafah, karena Allah Ta’ala melalui 
beliau Shalallahu 'alaihi wassalam telah menjanjikan :
Artinya : “Berpuasa pada hari Arafah (karena mengharap pahala dari Allah) 
melebur dosa-dosa selama dua tahun, tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya.” (HR 
Muslim, Ahmad dan Abu Dawud dari Qatadah).

Kita mengetahui pula bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, karena 
hal ini khusus dipilih Allah Ta’ala untuk diriNya sendiri, sebagimana 
firman-Nya dalam hadits qudsi :
Artinya : “Semua amalan manusia untuk dirinya kecuali puasa, maka dia adalah 
untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya.” (HR Muslim, Ahmad dan An Nasa’i).

Dalam riwayat lain :
Artinya : “Sungguh dia telah meninggalkan makanan dan minumannya, serta nafsu 
syahwatnya demi untuk-Ku. Puasa itu adalah untuk-Ku. Akulah yang akan 
membalasnya, sedang kebajikan akan mendapatkan balasan sepuluh kali lipat.” (HR 
Bukhari dan Abu Dawud).

Dan simaklah janji Allah Ta’ala yang lain melalui RasulNya Shalallahu 'alaihi 
wassalam dari Abi Sa’id Al Khudri radiyallahu ‘anhu : 
Artinya : “Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan 
Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh 
puluh tahun.” (HR Jama’ah kecuali Abu Dawud).

3. Banyak bertaubat dan menjauhi maksiat
Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah Dzat yang gembira atas taubat seorang 
hambaNya, melebihi dari sesuatu apapun, sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu 
'alaihi wassalam : 
Artinya : “Dari Barra’ bin ‘Adzib radiyallahu ‘anhu ia berkata, bersabda 
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam : “Bagaimana pendapatmu dengan 
gembiranya seorang laki-laki yang tunggangannya lepas kendali darinya menuju 
tanah gersang dan tandus, padahal tidak ada padanya makanan dan minuman, sedang 
makanan dan minumannya di atas tunggangannya, maka dia mencarinya sampai 
melelahkannya, lalu tunggangannya lewat di sekitar pohon, maka dia mengikat 
tali kekangnya dan dia mendapatkan kembali tunggangannya telah terikat.” Kami 
berkata : “Sungguh (sangat gembira) wahai Rasulullah.” Maka beliau bersabda : 
“Adapun demi Allah, Allah sungguh sangat gembira dengan taubat seorang hambaNya 
daripada laki-laki tersebut dengan tunggangannya.” (HR Muslim dalam kitab At 
Taubah).

Demikian pula Allah sangat cemburu manakala hambaNya berbuat maksiat. Dari Abu 
Hurairah radliyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam 
bersabda :
Artinya : “Sesungguhnya Allah itu cemburu. Dan kecemburuan Allah itu manakala 
seorang hamba mendatangi apa yang diharamkan Allah terhadapnya.” (Muttafaqun 
‘alahi – Hadits shahih Bukhari Muslim).

4. Mengisi dan memperbanyak amalan sunnah setelah apa-apa yang diwajibkan
Pada akhirnya, cobalah simak janji Allah yang disabdakan melalui RasulNya 
Shalallahu 'alaihi wassalam dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu :
Çöäøó Çááåó ÊóÚóÇáó ÞóÇáó:ãóäú ÚóÇÏóì áöí æóáöíøðÇ ÝóÞóÏú ÂÐóäúÊõåõ 
ÈöÇáúÍóÑúÈö¡ æóãóÇ ÊóÞóÑøóÈó Åöáóíøó ÚóÈúÏöí ÈöÔóíúÁò ÃóÍóÈøó Åöáóíøó ãöãøóÇ 
ÇÝúÊóÑóÖúÊõåõ Úóáóíúåö¡ æóãóÇ íóÒóÇáõ ÚóÈúÏöí íóÊóÞÑøóÈõ Åóáóíøó ÈöÇáäøóæóÇÝöáö 
ÍóÊøóì ÃõÍóÈøóåõ¡ ÝóÅöÐóÇ ÃóÍúÈóÈúÊõåõ ßõäúÊõ ÓóãúÚóåõ ÇáøóÐöí íóÓúãóÚõ Èöåö¡ 
æóÈóÕóÑóåõ ÇáøøóÐöí íõÈúÕöÑõ Èöåö¡ æóíóÏóåõ ÇáøóÊöí íóÈúØöÔõ ÈöåóÇ¡ æóÑöÌúáóåõ 
ÇáøóÊöí íóãúÔöí ÈöåóÇ¡ æóÅöäú ÓóÃóáúäöí óáÃõÚúØöíóäøóåõ æóáóÆöäö ÇÓúÊóÚóÇÐóäöí 
óáÃõÚöíúÐóäøóåõ.... (ÑæÇå ÇáÈÎÇÑí)
Artinya : “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman : Barangsiapa yang memusuhi 
waliku (orang yang Allah cintai) maka sesungguhnya Aku telah menyatakan perang 
terhadapnya. Dan tidaklah seorang hambaKu mendekatkan dirinya kepadaKu dengan 
sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa-apa yang Aku wajibkan/fardhukan atasnya. 
Dan senantiasa hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah, 
sehingga Aku mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya, jadilah Aku sebagai 
pendengaranNya yang ia gunakan untuk mendengar, dan sebagai penglihatannya yang 
ia gunakan untuk melihat dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk bekerja 
keras, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia meminta 
kepadaKu, pasti Aku memberinya dan jika ia meminta perlindungan kepadaKu, pasti 
Aku melindunginya.” (HR Bukhari).

Itulah beberapa janji Allah dan RasulNya Shalallahu 'alaihi wassalam. Karena 
itu, mari kita isi hari-hari dari bulan Dzulhijjah ini dengan amalan ibadah 
yang membuat kita dicintai Allah Ta’ala. Wallahu Ta’ala A’lam.

(Dikutip dari majalah Salafy Edisi V/Dzulhijjah1416/1996, Muslimah rubrik 
Bahasan Utama, judul asli Dzulhijjah, Tamu Kita Setelah Ramadhan, penulis Bintu 
Hasyim) 
 
http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=851
 
Wassalamu'alaikum wa Rohmatulloohi wa Barokatuhu
 
 


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke