Dihempas Badai Kehidupan


By: Muhamad Agus Syafii


Kenapa ini harus terjadi? Kenapa harus aku yang mengalaminya? Begitulah 
pertanyaan yang terlontar seorang laki paruh baya, ia tidak pernah tahu 
penyebabnya bagaimana peristiwa itu terjadi, ia juga tidak bisa menentukan apa 
yang terjadi, walau ia berusaha semaksimal mungkin sesuatu terjadi diluar 
kemampuan dirinya. Sore itu di Rumah Amalia, ia bertutur bahwa dirinya 
mengalami kecelakaan fatal yang nyaris merenggut nyawanya, walau selamat, ia 
mengalami guncangan yang teramat berat, jiwanya yang kuat terkadang tidak mampu 
menanggung beban sebesar itu. Setiap kali sendiri, selalu saja muncul 
kegelisahan hatinya, apakah yang dilakukan di dalam hidupnya selama ini sudah 
benar? Teringat masa muda yang bergelimang dosa, jauh dari Allah. Anak dan 
istrinya menderita karena tidak terurus dengan alasan sibuk kerja. 


Air matanya mengalir, terucap lirih, 'Ya Allah ampunilah hambaMu ini'  Ia masih 
teringat ketika mengendarai mobilnya, ia sudah berhati-hati, ia membawa 
mobilnya dengan baik, tetapi entah kenapa masih saja ia mengalami kecelakaan? 
Ia sudah mengantisipasi semua hal, tetap juga kena musibah. Peristiwa yang 
dirasakan membuat ia tenggelam dalam kesedihan, tidak mengerti kenapa semua itu 
terjadi pada dirinya. Adakah yang bisa menjawabnya,  Ribuan pertanyaan, dirinya 
tidak pernah menemukan jawabannya. Mengapa musibah ini membuat hidupku 
menderita?  Hanya Allahlah mengetahui jawabannya, kita hanyalah aktor yang 
telah ditetapkan oleh Allah untuk mengikuti skenarionya.  Allah telah 
menyiapkan alur cerita, ada bagian cerita yang indah, ada cerita yang penuh 
isak dan tangis. 


Beberapa hari kemudian setelah pulang dari Rumah Sakit, Istri & anaknya telah 
kembali ke rumah. Air matanya yang mengalir setiap malam  anak dan istrinya 
kembali. Kepahitan hidup yang bertubi-tubi yang dihadapinya membuatnya lebih 
mendekatkan diri kepada Allah & bisa lebih bersabar dalam menjalani hidup. 
Sholat fardhu senantiasa dikerjakan tepat waktu. Kepahitan hidup telah 
membuatnya tersadar akan cinta & kasih sayang anak & istrinya, ia telah 
menyesali apa yang telah dilakukannya, memohon ampun kepada Allah atas 
kesalahan yang pernah dilakukannya. 'Hai orang2 yang beriman, mintalah 
pertolongan (pada Allah) dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah bersama 
orang2 yang sabar' (QS. al-Baqarah : 153).


---
Sahabatku, aminkan doa ini agar menjaga keharmonisan keluarga. "Robbana atmin 
lana nurona waghfirlana, innaka ‘ala kulli syay`in qodirun. “Ya Tuhan kami, 
sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau 
Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS At-Tahrim [66]:8).




Wassalam,
Muhamad Agus Syafii
---
Sahabatku yang "single" ingin segera menikah. Bersabarlah! & memohon kpd Allah 
agar diberikan jodoh yg terbaik. Insya Allah, keluarga sakinah mawaddah 
warahmah segera terwujud. yuk..hadir pada kegiatan "Berkah Ramadhan Bersama 
Amalia" (BELIA) Ahad, 29 Juli 2012. jam 4 s.d 6 sore di Rumah Amalia. Bila 
berkenan berpartisipasi: pakaian baru, buku bacaan, paket sembako, peralatan 
sholat, konsumsi berbuka puasa. Silahkan kirimkan ke Rumah Amalia. Jl. Subagyo 
IV blok ii, no. 24 Komplek Peruri, Ciledug. Tangerang 15151. Partisipasi anda 
sangat berarti bagi kami. Info: agussya...@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 431, 
http://agussyafii.blogspot.com/







[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke