Kontributor:  Habib munzir bin fuad al musawa 

Friday, 19 December 2008 


Islam Itu Agama Yang Mudah
Senin, 15 Desember 2008 

 

ÞóÇáó ÑÓæá Çááå Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó : 
öäøó ÇáÏøöíäó íõÓúÑñ æóáóäú íõÔóÇÏøó ÇáÏøöíäó ÃóÍóÏñ ÅöáøóÇ ÛóáóÈóåõ
ÝóÓóÏøöÏõæÇ æóÞóÇÑöÈõæÇ æóÃóÈúÔöÑõæÇ æóÇÓúÊóÚöíäõæÇ ÈöÇáúÛóÏúæóÉö
æóÇáÑøóæúÍóÉö æóÔóíúÁò ãöäú ÇáÏøõáúÌóÉö (ÕÍíÍ ÇáÈÎÇÑí) 

Sabda Rasulullah saw :
“Sungguh islam itu mudah, tiadalah yang memaksakan dirinya maka ia akan
kalah, maka berbuatlah sewajarnya, dan mendekatlah pada perbuatan baik, dan
ketahuilah kabar gembira pada amal amal, dan mohonlah (berdoalah) pada pagi
hari, sore hari dan sebagian waktu akhir malam” (Shahih Bukhari)

 

ImageAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Jalla Wa Alla, Maha Suci Allah Swt yang
dengan Kesucian Nya mensucikan jiwa hamba – hamba Nya dari segala keinginan
yang hina, yang semakin mulia dan luhur mereka yang mengingat dan
mengagungkan Allah, (dan) Tiadalah jiwa yang lebih indah dan bercahaya
melebihi jiwa yang mengagungkan Allah… Maha Mensucikan jiwa hamba Nya dari
kehendak yang hina, Maha Menjatuhkan keinginan buruk dari sanubari hamba –
hamba Nya. Semakin dekat dan rindu seorang hamba kepada Allah, semakin
berjatuhan keinginannya untuk berbuat yang munkar. 

Demikianlah Cahaya Keagungan Illahi. 

Bila telah terbit di dalam sanubari semakin terang benderang hingga sirnalah
kegelapan didalam jiwa dan sanubari hamba Nya berganti dengan keinginan
luhur, berganti dengan keinginan mulia dan berbuat kebaikan sepanjang sisa
waktu dari usianya yang dipinjamkan Allah. 
Wahai hamba – hamba Allah yang kita ini adalah milik Allah, yang usia kita
dipinjami oleh Allah agar semakin dekat Kehadirat Nya, wahai yang bernafas
dan hidup dengan Kehendak Allah.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Telah bersabda Nabiyyuna Muhamamd Saw ketika seseorang wanita yang hamil,
Allah memerintahkan Malaikat didalam rahimnya yang selalu menyampaikan
Kehadirat Allah. Jika sudah masuk janin ke dalam rahimnya maka Malaikat
berkata “Ya Rabb nuthfah” (Wahai Allah janin telah masuk ke dalam rahim).
Lantas apabila ia telah menjadi gumpalan darah dengan Kehendak dan
Pengaturan Allah. Malaikat mengatakan “Ya Rabb…” (Wahai Allah dan Malaikat
terus mengabarkan akan keadaan sang bayi). Wahai Allah telah menjadi
gumpalan daging bayi ini, Wahai Allah telah mulai terbentuk bayi ini dan
ketika ia hampir berbentuk, kelaminnya ditanyakan oleh Malaikat “Ya Rabb
adzakar am untsa” (Wahai Allah apa yang Kau inginkan dari bayi ini, lelaki
atau wanita). Maka dengan Kehendak Allah Swt memilihkan kelaminnya dan
setelah itu muncullah bayi dan ditiupkan padanya ruh. Berdetaklah jantungnya
dan berfungsilah seluruh aliran darahnya, berfungsilah seluruh tubuhnya dan
menanti ijin untuk lahir ke muka bumi yang milik Allah, menanti ijin
bernafas didunia yang milik Allah, ia pun lahir ke muka bumi dan menyerukan
suara dan setelah itu ia hidup dengan Kehendak Illahi. Dialah (Allah) Yang
Maha Memiliki setiap kelahiran, Yang Maha Memiliki setiap kehidupan, Yang
Maha Menjatuhkan seluruh kekuasaan dengan kematian. 

Dialah (Allah) Maha Suci Allah Swt dan beruntunglah hamba – hamba Nya yang
selalu ingat bahwa Allah menyukai istighfar dan taubat. Inilah satu –
satunya hal yang menyelamatkan para pendosa dari kehinaan dan api neraka.
Mereka selamat karena memahami ada Yang Maha Mengampuni yang tiada pernah
bosan Mengampuni, Yang Maha Pengasih, Yang Lebih Dermawan dari semua yang
dermawan, Yang Maha Diharapkan dari semua yang diharapkan. Dialah (Allah
Swt) Jalla Wa Allah.

Hadirin – hadirat, Allah memahami bahwa kita tidak menyukai musibah sehingga
Allah berikan semua musibah itu menjadi penghapusan dosa dan menggantikan
hal yang tidak kita sukai dengan hal – hal yang lebih indah. Diriwayatkan
didalam Shahih Bukhari, Rasul Saw bersabda “tiadalah seseorang yang
meninggal 3 orang anaknya terkecuali Allah jadikan itu sebagai penghalang
dari api neraka (hijaban lahu minannaar)”. Berarti kalau seseorang punya
anak 3 yang meninggal maka Allah jadikan itu benteng baginya dari api
neraka. Betapa pedihnya dan sulitnya dan pahitnya kehilangan seorang anak,
bagaimana dengan 3 orang anak? Seakan – akan sirna seluruh kenikmatan yang
dia lewati sebelumnya. 3 orang anak yang wafat dari anak – anaknya
(misalnya) namun hal itu diganti dengan hijaban lahu minannaar. Kesedihan
itu kecil kalau dibandingkan anugerah bebas dari api neraka. Ketika ia
melihat api neraka di yaumal qiyamah, ia akan memuji Allah, Maha Suci Engkau
Wahai Rabb yang membuat 3 orang anakku wafat dan aku terjaga dari api yang
mengerikan ini. Disaat itu kalau seandainya orang sudah melihat api neraka,
seandainya ia mempunyai 100 orang anak pun rela dikorbankan demi selamat
dari api itu. Seandainya ia mesti melewati kesedihan sepanjang ia lahir
hingga ia wafat, ia akan lewati kesedihan itu dan ia anggap gembira jika ia
lihat api neraka itu.

Hadirin – hadirat, lalu para Sahabat bertanya “kaifa bi itsnain?” (bagaimana
kalau yang 2 orang anaknya yang wafat?). Rasul saw menjawab “bal itsnain”
(juga kalau hanya 2 yang wafat) juga menjadi hijab baginya dari api neraka.
Kesedihannya dibayar oleh Allah dengan selamat dari api neraka selama –
lamanya. Inilah anugerah yang ingin saya kupas dari hadits ini betapa Allah
selalu membayar kesedihan kita dengan kebahagiaan yang jauh lebih besar
daripada kesedihan itu sendiri. Kalau seandainya seseorang itu melihat 2
anaknya wafat didunia lalu ia tahu kalau di akhirat ia akan masuk api neraka
maka betapa tidak berartinya seluruh anaknya kalau ia harus menginjak api
neraka. Allah selamatkan itu semua, akan tetapi tentunya kita tidak ingin
anak kita wafat. Maka selalulah memohon luthuf (kelembutan) dan kelembutan
dari takdir – takdir Ilahi Swt.

Hadirin – hadirat, inilah Keagungan Allah Swt kepada hamba – hamba Nya yang
beriman kepad umat Nabi Muhammad Saw dan kita telah mendengar hadits yang
bersama – sama kita baca tadi “innaddina yusrun” (agama islam ini mudah).
“wala yusyaaddaddina ahadun illa ghalabahu” (seseorang jika memaksakan
dirinya untuk taat melebihi kemampuannya, ia akan ditundukkan dan dikalahkan
oleh keinginannya sendiri). Maksudnya apa? Al Imam Ibn Hajar didalam
kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan ketika yang
dimaksud “innaddiina yusrun”, agama islam ini mudah maksudnya adalah Allah
sudah Maha Mengetahui mana yang sulit bagi kita dan mana yang mudah. Allah
jadikan agama ini mudah bagi kita. Jadi kalau kita merasa sulit itu adalah
hawa nafsu kita yang berbicara tetapi pada hakekatnya semua umat ini mampu
melakukan apa – apa yang diperintahkan oleh Allah Swt. 

“Wala yusyaddaddina ahadun illa ghalabahu”, tiadalah seseorang memaksakan
dirinya. Dalam hal ini Al Imam Ibn Hajar menjelaskan hal – hal yang sunnah
kalau hal – hal yang fardhu (wajib) memang fadhu (wajib) tapi kalau hal –
hal yang sunnah jangan paksakan diri kita. Al Imam Ibn Hajar memberi contoh:
orang yang memaksakan dirinya untuk melakukan shalat tahajjud yang panjang,
boleh saja ia lakukan shalat tahajjud yang panjang tapi kalau ia paksakan
secara berlebihan yang akhirnya setelah tahajjud ketiduran dan shalat
subuhnya terlewat. Shalat subuhnya adalah hal yang fardhu (wajib), ia
paksakan untuk tahajjud yang lama akhirnya shalat subuhnya terlambat.
Tentunya hal ini yang dimaksud dalam hadits “wala yusyaaddaddina ahadun illa
ghalabahu”, orang yang memaksakan dirinya dalam ketaatan yang lebih dari
kemampuannya, ia akan kalah sendiri dengan keinginannya. 

“Fasaddidu..”, Al Imam Ibn Hajar didalam kitabnya Fathul Bari mengatakan
“tawassuth lil a’mal” (jangan berlebihan dan jangan pula meremehkan,
ditengah – tengah saja). Berbuat yang semampu kita dan itu dipertahankan
karena “ahabbudin illaihi saw adhdhuwa mahum” demikian riwayat Shahih
Bukhari, bahwa yang paling disenangi oleh Sang Nabi Saw dalam amal kita
adalah yang berkelanjutan (berkesinambungan). Jadi jika hal itu pun ringan
kalau berkesinambungan itu yang lebih disenangi oleh Rasul saw.

Kalau shalat tahajjud rasanya saya sulit bangunnya, ya kalau begitu lakukan
shalat witir habis ba’diyah isya. Sudah shalat isya ada shalat sunnah
ba’diyah setelah itu shalat witir 3 rakaat, itu sudah termasuk qiyamullail.
Kau bangun shalat tahajjud lagi tidak apa – apa tapi jangan shalat witir 2X,
karena yang makruh adalah yang witir 2X. kalau malam bangun lagi 2 rakaat, 4
rakaat, 6 rakaat shalat tahajjud, silahkan!!. Bangun tidak bangun sudah
melakukan qiyamullail. Kalau bangun shalat tahajjud syukur kalau tidak
bangun toh sudah melakukan qiyamullail. Ini yang disebut “tawassuth lil
a’mal”. (misalnya) Saya ingin kemuliaan qiyamullail maka lakukan yang mudah,
setelah ba’diyah isya lakukan shalat witir 3 rakaat itu sudah melakukan
qiyamullail. Tapi saya mau bangun untuk tahajjud, ya kalau bangun tahajjud
lakukan dan kalau tidak bangun qiyamullail sudah kita lakukan dengan shalat
witir sudah dapat pahalanya. Sudah bisa melakukan qiyamullail setiap malam
dengan shalat witir. Demikian hadirin – hadirat diantara kemudahan –
kemudahan yang ditunjukkan dan bila kita dawamkan itu afdhal. 

Oleh sebab itu Rasul Saw bersabda tadi “fasaddidu wa qaribu”, apa makna
“qaribu” disini, Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam kitabnya Fathul Bari
bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan “kalau tidak mampu kau perbuat hal yang
sedemikian sempurna yang kau ketahui, perbuat amal yang dekat dengan itu,
yang dekat kepadanya”. Seandainya kita dengar sebaik – baiknya puasa adalah
puasa Nabi Daud, kata Rasul saw. Puasa sehari batal sehari, puasa lagi batal
lagi. Itu puasa yang paling afdhal). Kita tidak mampu, ya kalau gitu puasa
senin – kamis. Saya sibuk banyak pekerjaan, kalau begitu 3 hari dalam 1
bulan. Sibuk tidak mampu atau sakit atau banyak halangannya untuk melakukan
puasa. Lakukan puasa syawal, lakukan puasa pada hari asyura, puasa pada hari
arafah yang hanya datang 1 tahun sekali. Puasa arafah setahun sekali, puasa
hari asyura setahun sekali, puasa syawal 1 minggu saja dalam 1 tahun. 

Demikian hadirin – hadirat “wa qaribu”, dekatkan dengan diri kita. Saya
mampunya hanya puasa fardhu (wajib) saja, puasa ramadhan. Tambah 1 hari
setahun sekali puasa asysyura, 
(ketahuilah bahwa) itu sebelum puasa ramadhan diwajibkan, puasa asyura sudah
menjadi puasa wajib. Sebelum diwajibkan puasa bulan ramadhan, puasa asysyura
wajib. Setelah muncul kewajiban puasa dibulan ramadhan, puasa asysyura
menjadi sunnah muakkadah. Itu 1 tahun sekali, kalau tidak mampu puasa sunnah
seminggu sekali, sebulan sekali, setahun sekali. Puasa arafah setahun
sekali. Demikian hadirin – hadirat, tahun depan tambah 2X arafah dan
asysyura, tahun depannya lagi tambah syawal (1 minggu), arafah, asysyura 3X
saja setahun. Tahun depannya barangkali bisa ditambah 2 bulan sekali, terus
demikian riwayat Shahih Bukhari “yang paling disenangi Rasul saw adalah amal
yang berkesinambungan”. Kalau amal sekali saja memang tidak boleh? Boleh,
tapi yang berkesinambungan lebih afdhal. Ini kita bicara hal yang sunnah dan
hal yang wajib tentu sudah jelas.

“Wa qaribu wa absyiru” (dan pahamilah hal – hal yang membuat kau gembira
didalam ibadah daripada bisyarah bisyarah dan kabar – kabar mulia yang
muncul itu pahami dan kabarkan). Kita sudah melakukan shalat witir,
Alhamdulillah setiap malam shalat witir. Kenali kemuliaan pahala
qiyamullail, seperti apa. “absyiru” katakan pada orang lain dan senangkan
dirimu. Kalau qiyamullail itu pahalanya begini, begini, begini, itu yang
dimaksud. Ketika kita beramal ibadah hadirkan didalam hati kita kemuliaan
ibadah itu. Saya Alhamdulillah selalu hadir di majelis setiap malam selasa,
hadirkan kemuliaan ibadah seperti ini. Allah Swt sudah mengatakan dari
seluruh riwayat Shahih Bukhari dan Muslim “orang yang duduk di majelis
dzikir dan majelis taklim, itu semua yang duduk disitu tidak akan dihinakan
oleh Allah Swt yang duduk bersama berdzikir dan orang yang bertakdhim dan
bershalawat, semuanya itu larut di majelis dzikir”. 

Hadirin – hadirat inilah yang disebut “wa absyiru” agar bangkit semangat
kita didalam ibadah lebih daripada yang ada. Kita sedang shalat 5 waktu,
bangkitkan kemuliaan itu bahwa kau sedang berhadapan dengan Rabbul Alamin.
Inilah detik – detik terindah sepanjang waktu kita hidup hingga kita wafat
belum ada detik – detik lebih agung daripada saat kita shalat, saat kita
sujud. Ingatlah kemuliaan sujud itu bahwa Allah mengharamkan anggota sujud
dibakar api neraka. “Innallaha harama alannaar an ta’kula min ibn adam
atsarassujud” riwayat Shahih Bukhari sabda Rasul saw “Allah mengharamkan api
neraka untuk membakar anggota sujud”. Ingat itu disaat kita bersujud, dan
sedekat – dekat hamba kepada Allah. Hamba yang sangat dekat kepada Allah
adalah saat ia bersujud. Sedang sujud ingat itu, sedang dzikir kemuliaannya,
sedang puasa ingat kemuliaannya, sedang shalat ingat kemuliaan, berhadapan
dengan ayah ibumu ingat kemuliaannya, ingat keberkahannya. Demikian absyiru.

Setelah itu Rasul Saw mengajari kita untuk banyak berdoa tapi Rasul saw
mengajari 3 waktu yang paling afdhal padanya doa didalam setiap hari yaitu
“wasta’inu bil qhudwati warrawhati wa syain minadduljah” (mohonlah
pertolongan Allah pada 3 waktu yaitu disaat pagi). Ghudwah adalah mulai
selesai fajr hingga waktu dhuha, sebagian ulama mengatakan sampai sebelum
waktu zawal. Jadi 10 menit sebelum adzan dhuhur itu waktu zawal. Sebelum itu
dari mulai waktu subuh (waktu pagi), doa – doa diijabah (dikabulkan) oleh
Allah Swt. 

“Warrawhah”, rawhah adalah beberapa saat sebelum ashar sampai terbenamnya
matahari. Disaat – saat seperti itu banyaklah berdoa, kata Rasul Saw. “wa
syain minadduljah” yang paling afdhol di detik – detik akhir sepertiga malam
terakhir sebelum adzan subuh. Jadi sebelum adzan subuh, kalau sepertiga
malam terakhir bisa dihitung sendiri dari isya sampai adzan subuh dibagi 3,
sepertiga terakhir itu waktunya, kira – kira jam 02.30 atau 03.00 WIB. Detik
– detik sebelum adzan subuh, itulah detik – detik paling afdhal untuk berdoa
dan di detik – detik itulah kelahiran Sayyidina Muhammad Saw, beliau lahir
beberapa detik sebelum terbitnya fajar.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt memuliakan hamba – hamba Nya dengan tuntunan keluhuran dengan
sunnah Nabi Nya, Muhammad Saw. Mereka semakin dekat kepada Allah Swt dan
Allah jadikan agama islam ini mudah. Makin ingin seseorang mendalaminya
makin dipermudah oleh Allah Swt urusan dunianya dan akhiratnya. Dan bukan
berarti seseorang yang bekerja itu dia orang yang duniawi karena pekerjaan
itu kalau diniatkan memberi nafkah menjadi pahala shadaqah. Sebagaimana
sabda Rasulullah saw “orang yang memberi nafkah kepada keluarganya maka ia
mendapat pahala shadaqah”. Itulah hadirin – hadirat, jadi bekerja
mendapatkan nafkah untuk keluarganya itu ada pahalanya dari Allah.
Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul saw bersabda “barangsiapa yang
bekerja untuk menafkahi para fuqara, dia bekerja untuk dirinya tentunya dan
keuntungan dari pekerjaannya itu untuk fuqara maka baginya itu pahala seakan
– akan orang yang berpuasa di malam hari dan yang shalat malam di sepanjang
malam”. 

Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Semakin seseorang dekat dan mengamalkan sunnah Sang Nabi saw, dia akan
semakin sempurna dan demikian pula masyarakat. Semakin meluas ajaran sunnah
Nabi Muhammad Saw maka akan semakin damai masyarakatnya. Beberapa waktu yang
silam diwilayah Shibam di Hadramaut ada seorang qadhi (hakim). Di Shibam
kebanyakan ulama, shalihin banyak disitu. Qadhi (hakim) itu 20 tahun
bertugas menjadi hakim di wilayah Shibam. Setelah selesai jabatannya ia
kembalikan semua penghasilan bulanannya, karena hakim kan ada gajinya, ada
bulanannya dikembalikan yang selama 20 tahun. Dikembalikan kepada amir
(pemimpin). “Kenapa dikembalikan?” Hakim menjawab “saya tidak bekerja. 20
tahun saya jadi hakim tidak ada 1 kasus pun”. Selama 20 tahun ia menjadi
qadhi (hakim), tidak satu pun ada pengaduan kepada hakim.

Demikianlah masyarakat yang nabawiy, kalau sudah masyarakatnya asyik dengan
sunnah Nabi Muhammad Saw tidak ada lagi hal – hal yang bersifat munkar. Ada
satu yang mencaci temannya yang lain memaafkan, yang satu berbuat dholimi
yang lain menasehati. “Tidak ada 1 kasus pun”, kata sang hakim. “20 tahun
aku disini, tapi aku makan penghasilan tiap bulan makan dikasih, aku tidak
mau memakannya karena aku tidak bekerja sebagai hakim, aku ditunjuk jadi
hakim selama 20 tahun disini tidak ada kasus 1 pun yang datang kepadaku”.
Demikian hadirin – hadirat, sampai ia selesai dari jabatannya dan tidak ada
1 kasus pun di wilayah itu, demikian indahnya masyarakat kalau sudah
berjalan dengan sunnah Nabi Muhammad Saw. Allah berikan keberkahan, Allah
berikan keluasan.

Demikian hadirin – hadirat yang dimulaikan Allah,
Saya pernah berkunjung ke Pulau Bengkalis diwilayah Riau. Pulau ini pulau
yang kaya raya, Sampai ditempat pertama kali yang saya Tanya “bagaimana
keadaan pulau ini?” mereka berkata “Habib, di pulau ini tidak ada bar, tidak
ada diskotik, tidak ada café, tidak ada perjudian, tidak ada tempat zina,
tidak ada itu semua”. Kenapa? Masyarakatnya tidak mau. Pernah buka disini
bar, diskotik tapi tidak laku, tutup sendiri karena masyarakatnya tidak mau
itu. Masjid ramai, pesantren ramai, majelis taklim ramai. Ada orang buka
bar, buka diskotik tutup sendiri karena tidak laku. Jadi Habib disini tidak
ada tempat maksiat karena masyarakatnya tidak mau. Subhanallah!! Kaya raya,
Allah limpahkan keberkahan sebagaimana firman Allah “walaw anna ahlalqura
amanu wattaqa lafatahnaa a’laihim barakaati minassamaai wal ardh” QS. Al
A’raf : 76 (kalau seandainya masyarakat itu beriman dan bertaqwa, Allah
limpahkan keberkahan dari langit dan bumi). 

Hadirin – hadirat demikian indahnya seseorang dan masyarakat yang mencintai
sunnah Nabi Muhammad Saw. Rasul Saw selalu menuntuk kita kepada kesucian
hidup. Oleh sebab itu diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul saw
membanggakan umatnya “inna ummati yud’auna yaumal qiyamah Ghurran
muhajjilin” (sungguh umatku di hari kiamat terang benderang wajah mereka
itu). “famanisthatha’uu an yuthiila ghurratahu falyaf’al” demikian riwayat
Shahih Bukhari. Maka kalian, kata Rasul “yang mempunyai kemampuan maka
luaskan anggota wudhu (wajah, tangan, kaki) dan itu kalau saat membasuh
wajah jangan diwajah saja namun diteruskan sampai lewat leher sampai ke
telinga dan airnya diperluas. Disaat membasuh tangan dipanjangkan sampai
diatas siku, itu bukan mubazir, itu adalah Ghurran Muhajjilin. 
Hadirin – hadirat panjangkan sampai melewati siku, demikian juga membasuh
kaki panjangkan sampai diatas pertengahan antara lutut dan mata kaki (tengah
tengahnya) jadi sampai betis panjangkan itu air”. Itu kenapa? itu membuat
anggota tubuh kita terang benderang di yaumal qiyamah. Rasul Saw
membanggakan umatnya, anggota wudhu mereka terang benderang bercahaya.
Dikenangnya umat Nabi Muhammad Saw dengan anggota wudhunya yang diberi
cahaya oleh Allah Swt. Dan membasuh rambut, basuh seluruh bagian rambut
sampai seluruhnya dan demikian pula telinga. Sempurnakan wudhu kita kalau
kita berwudhu. Ini salah satu dari wasiat Nabi kita Muhammad Saw. 

Demikian pula diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa Sayyidina Utsman
radiyallahu anhum berwudhu menghadap kiblat lantas beliau berwudhu dengan
tenang dan dinikmati lalu melakukan shalat sunnah 2 rakaat. Setelah itu
ditanya oleh Sahabat lain, “kau ini berbuat begini kenapa wahai khalifah
Amirul Mukminin? Apakah Rasul saw mengajarkan begini?”, Sayyidina Utsman
berkata “Rasul saw berkata barangsiapa yang berwudhu dengan sebaik –
baiknya, ia perindah wudhunya, perlahan – lahan, tidak terburu – buru,
menghadap kiblat, menutup aurat, dalam keadaan seperti itu lalu ia shalat
sunnah 2 rakaat tanpa berkata – kata dari mulai berwudhu sampai shalatnya
usahakan tidak banyak bicara maka Allah akan mengampuni dosa – dosanya”. Dan
kudengar ini langsung dari Rasulullah saw. Demikian dikatakan Sayyidina
Ustman bin Affan radiyallahu anhum.

Hadirin – hadirat, para sahabat radiyallahu anhum adalah orang – orang yang
paling mencintai Rasulullah Saw. Cinta mereka kepada Rasul saw sangat –
sangat dahsyat sampai dikatakan ketika Sayyidina Abu Hurairah radiyallahu
anhu berhadapan dengan Rasul saw saat itu beliau sedang junub (sedang dalam
keadaan hadats besar) maka Abu Hurairah radiyallahu anhu cepat – cepat pergi
meninggalkan Rasul saw. Ketika jumpa dengan Rasul saw ditanya “aina kunta ya
Abu Huhairah?”, kau tadi dimana ya Abu Hurairah? kenapa lari sembunyi?
Berkata Abu Hurairah “kuntu junuban Ya Rasulullah”, wahai Rasulullah tadi
aku sedang hadats besar belum mandi junub (mandi wajib). “wa akrahu an
ujaalisaka illa wa ana alaa thaharah”, dan aku tidak mau duduk bersamamu dan
menghadapmu terkecuali dalam keadaan suci. Demikian cinta mereka (para
sahabat) kepada Sayyidina Muhammad Saw. 

Dan tentunya kita ingat 1 nama, manusia yang paling dicintai oleh Nabi
Muhammad Saw dari semua nama para sahabatnya. Siapakah ia? Sayyidatuna
Fatimah Azzahra radiyallahu anha, putri tercintanya yang paling dicintai
Rasul saw dari semua sahabat radiyallahu anhum. Terbukti bagaimana kita
dengar ketika Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq radiyallahu anhum. Ketika Rasul
saw wafat, Sayyidina Abu Bakar ini kalau selesai shalat malam terdengar
suara gemuruh dari dadanya bagaikan suara air yang bergolak dan ketika ia
wafat tercium bau hati yang terbakar, hati yang terpanggang. Hati kalau
dibakar baunya seperti itu tercium dari mulutnya Sayyidina Abu Bakar
Ashshiddiq maka ketika ditanya kenapa maka salah satu riwayat mengatakan
“itu adalah karena tidak tahannya menahan kerinduan kepada Rasulullah Saw”.
Dan ternyata hal itu telah didahului oleh Sayyidatuna Fatimah Azzahra
radiyallahu anha yang ketika setelah wafatnya Rasul saw, ia tidak lagi
keluar dari rumahnya dan terus berada dirumahnya dan keluar hanya beberapa
saat untuk berjumpa dengan Amirul Mukminin Abu Bakar Ashshiddiq dan setelah
itu tidak keluar dari rumahnya. Beberapa bulan kemudian ialah yang pertama
kali wafat dari para sahabat Rasul sebagaimana riwayat Shahih Bukhari,
“Rasul saw berkata kepada Sayyidatuna Fatimah bahwa engkaulah yang paling
pertama menjumpaiku dari para kekasihku”. Maksudnya dari semua orang – orang
yang dicintai oleh Rasul saw dari kalangan sahabat yang paling pertama kali
menjumpai Rasul Saw di alam barzah adalah Sayyidatuna Fatimah. Terbukti
beliaulah yang pertama kali wafat setelah Rasul Saw wafat.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq radiyallahu anhum tahu
kemuliaan derajat Sayyidatuna Fatimah Azzahra radiyallahu anha. Sebagian
orang di masa sekarang mengatakan Abu Bakar Ashshiddiq itu tidak mencintai
ahlul bait, hal ini tentunya salah karena riwayat Imam Ibn Hajar didalam
Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari ketika Abu Bakar Ashshiddiq ditanya
bahwa Sayyidatuna Fatimah Azzahra tersinggung atas ucapannya maka Abu Bakar
Ashshiddiq datang kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib mohon ijin untuk minta
ridho kepada Sayyidatuna Fatimah Azzahra” , dan Sayyidina Abubakar Asshiddiq
ra dating pada sayyidah Fatimah Azzahra mohon ridho dan mohon maaf atas
kesalahannya dan ia tidak keluar dari rumahnya Sayyidatuna Fatimah sebelum
Sayyidatuna Fatimah Azzahra ridho memaafkan kesalahan Abu Bakar Ashshiddiq.
Maka berkata Imam Ibn Hajar Al Asqalani riwayat ini menyelesaikan
permasalahan yang saat sekarang ini dipermasalahkan.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kita gembira dengan hari – hari mulia kita yang semakin dekat dengan
kedatangan Guru Mulia Al Hafidh Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh yang
Insya Aallah akan tiba pada tanggal 8 Januari 2008, hari Kamis yang malam
itu akan langsung diadakan acara malam jum’at di gedung Dalail Khairat,
komplek hankam, Cidodol. Mulai pk. 20.30 WIB sebagaimana biasa dan tentunya
hari jum’at beliau akan khutbah jum’at di Masjid Al Hawi dan malam minggunya
(malam ahad) ziarah kubro ke Luar Batang dan pada malam selasa hadir bersama
kita Insya Allah tanggal 12 Januari 2008 dan pada tanggal 11 Januari 2008
(hari ahad) Haul Imam Fakhrul Wujud Abu Bakar bin Salim di Cidodol
sebagaimana biasanya. Nanti jadwal akan kita bagikan, dan kita berdoa agar
acara – acara ini sukses dan tidak ada hambatan sama sekali. 

Kita juga bermunajat agar Allah Swt memberikan kemudahan dan kelancaran bagi
acara kita di malam 1 Januari 2009 kita akan berdzikir bersama untuk
mengimbangi maksiat yang banyak muncul di malam 1 Januari. Riuh orang –
orang dengan meniup terompet di malam 1 Januari, kita akan gemuruhkan malam
itu dengan ratusan ribu muslimin yang menggebu karena menyebut Nama Allah ..
Allah.. dan semoga Allah Swt memberikan kemudahan kepada kita dalam
pengadaan acara ini.

Kita bermunajat untuk diri kita dan seluruh muslimin dan semua pemirsa yang
mendengarkan di Radio RASfm semoga Allah melimpahkan keberkahan bagi kita.
Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram pandanglah seluruh jiwa kami
seluruh sanubari kami, pastikan seluruh nama – nama kami didalam nama – nama
yang Kau limpahi Rahmat Keberkahan dunia dan akhirat, dhahiran wa bathinan.
Ya Rahman Ya Rahim RahmatMu yang kami minta yang tiada memiliki kecuali Kau
Yang Maha Tunggal dan Maha Abadi, Lmpahkan Rahmat kepada hamba Mu yang
terbenam dan terbitnya matahari. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram
Kau limpahkan Rahmat kepada kami, limpahkan Rahmat kepada rumah tangga kami,
kepada diri kami, kepada segala aktifitas kami, Ya Dzaljalali wal ikram
Yadzaththauli wal in’am Ya Rahman Ya Rahim Wahai Yang Menamakan diri Mu
Rahman dan Rahim, Wahai Yang Menamakan diri Mu Arhamur Rahimin Yang Maha
Pengasih melebihi semua yang berkasih sayang, Ya Dzaljalali wal ikram Ya
Rahman Ya Rahim beri kami kesempatan memandang indahnya Dzat Mu Yang Maha
Indah dan jadikan jiwa – jiwa kami selalu bercahaya dengan cahaya keindahan
Mu siang dan malam, jadikan hari – hari kami dilimpahi kebahagiaan dan
rahmat sepanjang waktu dan zaman. Ya Rahman Ya Rahim sampai kami wafat
jadikan wafat kami adalah awal dari kebahagiaan yang kekal, Ya Rahman Ya
Rahim jadikan kehidupan kami sebagai gelombang Rahmat Mu demi menjenjang
kebahagiaan yang abadi, jadikan ayah bunda kami dimuliakan dunia wal
akhirat, ampuni dosa kami dan dosa ayah bunda kami. Ya Rahman Ya Rahim dan
jagalah keturunan kami, anak – anak kami Rabbiy jangan Kau jadikan mereka
kelak terjebak didalam perzinahan, atau dalam perjudian, atau dalam segala
kemunkaran, pelihara anak – anak keturunan kami Ya Rahman Ya Rahim pelihara
keluarga dan kerabat kami, maafkan teman – teman yang dalam kemaksiatan,
hujani mereka dengan hidayah.

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah
Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

 



[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

===================================================
 Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
===================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:daarut-tauhiid-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:daarut-tauhiid-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    daarut-tauhiid-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke