Assalamu'alaikum wr wb,

Larangan berdebat agar ummat Islam tidak berbantah-bantahan dan jadi lemah 
serta penakut:

“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, 
yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. 
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” [Al Anfaal 46]

Nabi bersabda:

اِقْرَأُوْا الْقُرْآنَ مَا ائْتَلَفَتْ عَلَيْهِ قُلُوْبُكُمْ فَإِذَا 
اخْتَلَفْتُمْ فَقُوْمُوْا عَنْهُ
“Bacalah Al-Qur`an selama hati-hati kalian masih bersatu, maka jika kalian 
sudah berselisih maka berdirilah darinya”. [Shohihain]

Dan dalam Al-Musnad dan Sunan Ibnu Majah –dan asalnya dalam Shohih Muslim- dari 
‘Abdullah bin ‘Amr :
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ وَهُمْ يَخْتَصِمُوْنَ 
فِي الْقَدْرِ فَكَأَنَّمَا يَفْقَأُ فِي وَجْهِهِ حُبُّ الرُّمَّانِ مِنَ 
الْغَضَبِ، فَقَالَ : بِهَذَا أُمِرْتُمْ ؟! أَوْ لِهَذَا خُلِقْتُمْ ؟ 
تَضْرِبُوْنَ الْقُرْآنَ بَعْضَهُ بِبَعْضٍ!! بِهَذَا هَلَكَتِ الْأُمَمُ 
قَبْلَكُمْ

“Sesungguhnya Nabi SAW pernah keluar sedangkan mereka (sebagian shahabat-pent.) 
sedang berselisih tentang taqdir, maka memerahlah wajah beliau bagaikan 
merahnya buah rumman karena marah, maka beliau bersabda : “Apakah dengan ini 
kalian diperintah?! Atau untuk inikah kalian diciptakan?! Kalian membenturkan 
sebagian Al-Qur’an dengan sebagiannya!! Karena inilah umat-umat sebelum kalian 
binasa”.

Bahkan telah datang hadits (yang menyatakan) bahwa perdebatan adalah termasuk 
dari siksaan Allah kepada sebuah ummat. Dalam Sunan At-Tirmidzy dan Ibnu Majah 
dari hadits Abu Umamah radhiallahu ‘anhu, beliau berkata : Rasulullah SAW 
bersabda :

مَا ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدًى كَانُوْا عَلَيْهِ إِلاَّ أُوْتُوْا الْجَدَلَ، 
ثُمَّ قَرَأَ : مَا ضَرَبُوْهُ لَكَ إِلاَّ جَدَلاً
“Tidaklah sebuah kaum menjadi sesat setelah mereka dulunya berada di atas 
hidayah kecuali yang suka berdebat, kemudian beliau membaca (ayat) “Mereka 
tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah 
saja””.

Sesungguhnya Allah melarang kita berdebat untuk menimbulkan fitnah. Meski itu 
berkaitan dengan Al Qur’an:

“Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya 
ada ayat-ayat yang muhkamaat[183], itulah pokok-pokok isi Al qur’an dan yang 
lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat[184]. Adapun orang-orang yang dalam hatinya 
condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang 
mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari 
ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan 
orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang 
mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil 
pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.” [Ali 'Imran 7]

[183]. Ayat yang muhkamaat ialah ayat-ayat yang terang dan tegas maksudnya, 
dapat dipahami dengan mudah.

[184]. Termasuk dalam pengertian ayat-ayat mutasyaabihaat: ayat-ayat yang 
mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang 
dimaksud kecuali sesudah diselidiki secara mendalam; atau ayat-ayat yang 
pengertiannya hanya Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat yang berhubungan 
dengan yang ghaib-ghaib misalnya ayat-ayat yang mengenai hari kiamat, surga, 
neraka dan lain-lain.


Kirim email ke