Ditulis Oleh: Munzir Almusawa    

Friday, 27 November 2009 


Kemuliaan 10 Hari Dzulhijjah 
Senin, 23 November 2009 

 

ÞÇá ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æÓáã : ãóÇ ÇúáÚóãóáõ Ýöí ÃóíøóÇãò ÃóÝúÖóáõ
ãöäúåóÇ Ýöí åóÐöåö ÞóÇáõæúÇ æóáÇó ÇáúÌöåóÇÏõ ¿ ÞóÇáó æóáÇó ÇáúÌöåóÇÏõ ÅöáÇøó
ÑóÌõáñ ÎóÑóÌó íõÎóÇØöÑõ ÈöäóÝúÓöåö æóãóÇáöåö Ýóáóãú íóÑúÌöÚú ÈöÔóíúÆò 

(ÕÍíÍ ÇáÈÎÇÑí)

Sabda Rasulullah saw :
“ Sungguh tiada amal ibadah afdhal dari hari-hari ini (10 hari
Dzulhijjah,sebagian mengatakan termasuk hari Tasryik yaitu 13 Dzulhijjah),
maka beberapa sahabat bertanya : Tidak juga jihad di jalan ALLAH ?, Rasul
saw bersabda : tidak juga Jihad lebih afdhal darinya, kecuali yang pergi
jihad dengan dirinya dan semua hartanya, dan tidak kembali jiwa dan semua
hartanya “ (Shahih Bukhari) 

 

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

ÍóãúÏðÇ áöÑóÈøò ÎóÕøóäóÇ ÈöãõÍóãøóÏò æóÃóäúÞóÐóäóÇ ãöäú ÙõáúãóÉö ÇáúÌóåúáö
æóÇáÏøóíóÇÌöÑö ÇóáúÍóãúÏõáöáøåö ÇáøóÐöíú åóÏóÇäÇó ÈöÚóÈúÏöåö ÇáúãõÎúÊóÇÑö
ãóäú ÏóÚóÇäóÇ Åöáóíúåö ÈöÇúáÅöÐúäö æóÞóÏú äÇóÏóÇäóÇ áóÈøóíúßó íÇó ãóäú
ÏóáøóäóÇ æóÍóÏóÇäóÇ Õóáøóì Çááåõ æóÓóáøãøó æóÈóÇÑóßó Úóáóíúåö æóÚóáóì Âáöåö 

Limpahan puji ke hadirat Allah SWT yang telah menghamparkan alam semesta ,
menghamparkan permukaan bumi untuk menjadi tempat sementara kita, meniti
tangga-tangga keluhuran dan keabadian, meniti tangga-tangga kebahagiaan,
meniti tangga-tangga cinta Allah menuju kasih sayang Allah, menuju
kelembutan Allah, tangga-tangga kerinduan kepada Sang Maha Abadi, Sang Maha
berjasa dan Maha menciptakan hambaNya membantu satu sama lain ,dan hakikat
itu semua dariNya. Hadirin hadirat, tiada nama sebelum nama Allah dan tiada
nama setelah nama Allah . Makna dari kalimat ini adalah seluruh nama adalah
makhluk di dalam samudera keagungan nama Allah SWT, Maha Tunggal dan Maha
Abadi, Maha menerbitkan matahari dan bulan, Maha menciptakan kehidupan dan
kematian, Maha menawarkan kasih sayang dan cintaNya kepada hamba-hambaNya
sepanjang siang dan malam, di saat mereka melewati hari-harinya dalam setiap
kejapnya bahkan di dalam jebakan dosa yang terdalam sekalipun, Sang Maha
lemah lembut tidak menutup pintuNya bagi hamba yang ingin kembali kepada
kelembutanNya. Pintu rahmat Allah SWT terus terbuka menanti mereka yang
ingin bertobat, maka jelanglah dan jawablah seruan Allah...

áóÈøóíúßó Çááøåõãøó áóÈøóíúßó, áóÈøóíúßó áÇó ÔóÑöíúßó áóßó áóÈøóíúßó Åöäøó
ÇáúÍóãúÏó æóÇáäøöÚúãóÉó áóßó æóÇáúãõáúßó áÇó ÔóÑöíúßó áóßó 

“ Kusambut panggilan-Mu Ya Allah kusambut panggilan-Mu tiada sekutu bagi-Mu
kusambut panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, ni’mat dan kerajaan
hanyalah milik-Mu tiada sekutu bagi-Mu.” 

Kami datang kepadaMu wahai Allah, datang kepada pengampunanMu, datang kepada
rahmatMu, datang kepada kelembutanMu, datang kepada harapan-harapan
dilimpahi anugerah olehMu, datang kepada Yang Maha melimpahi anugerah,
datang kepada Yang Maha memiliki kebahagiaan dunia dan akhirah . Kami
berkumpul di dalam naungan keagungan namaMu di majelis yang mulia ini, yang
tiada satupun diantara mereka yang hadir terkecuali Kau melihatnya, dan Kau
melihat bathin kami , Kau melihat masa lalu kami, Kau melihat masa depan
kami dan Kau tau dimana kami akan wafat dan Kau mengetahui berapa jumlah
nafas kami yang tersisa, berapa jumlah nafas kami yang telah lewat, berapa
kenikmatan yang telah Kau berikan, berapa kenikmatan yang masih akan Kau
berikan, wahai Allah Ya Rabbal ‘alamin.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…

Inilah malam-malam agung ‘Arafah, inilah malam-malam mulia di sepuluh malam
bulan Zulhijjah yang merupakan salah satu dari sumpah Allah SWT atas
kemuliaannya seraya berfirman :

æóÇáúÝóÌúÑö ¤ æóáóíóÇáò ÚóÔúÑò ¤ æóÇáÔøóÝúÚö æóÇáúæóÊúÑö ( ÇáÝÌÑ : 1- 3 

“ Demi cahaya fajar, demi malam yang sepuluh dan demi yang genap dan yang
ganjil “. ( QS. Alfajr :1-3 ) 

Para mufassir menjelaskan cahaya fajar yang dimaksud adalah pagi hari di
saat Idul Adha, terbitnya matahari Idul Adha yang membawa hamba-hamba yang
beriman menuju Shalat ‘ied dan berkurban untuk menjamu saudara saudarinya,
sesama tetangga dan kerabatnya dengan Udhhiyyah ( hewan sembelihan kurban )
sebagai tanda hubungan silaturrahmi yang berpadu, rahasia keluhuran Allah
terbit di hari itu, di fajar waktu Idul Adha .

æóáóíóÇáò ÚóÔúÑò ( ÇáÝÌÑ : 2 

“ Demi sepuluh malam “ . ( QS. Alfajr : 2 ) 

Al Imam Abdullah bin Abbas Ra, sepupu Rasulullah SAW yang digelari “ Bahrul
‘ilmi Ad Daafiq “ ( lautan ilmu yang dalam ) di dalam tafsirnya menafsirkan
makna “ demi sepuluh malam “ adalah sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah,
mulai dari malam 1 Zulhijjah hingga malam 10 Zulhijjah. Jadi sekarang kita
berada di tengah-tengahnya, malam Jum’at besok kita sudah berada di malam
Idul Adha, berakhirnya sepuluh malam Zulhijjah. Pendapat lain mengatakan
makna “ demi sepuluh malam “ adalah sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan,
tetapi pendapat yang Arjah ( lebih kuat ) yang dimaksud adalah sepuluh malam
pertama bulan Zulhijjah yaitu mulai malam 1 Zulhijjah hingga malam 10
Zulhijjah yang di waktu itu tamu-tamu Allah Rabbul ‘alamin berdatangan ke
medan Makkah dan Madinah untuk haji dan umrah, di tanggal-tanggal luhur
itulah penduduk di barat dan timur ummat sayyidina Muhammad SAW di undang
oleh Allah SWT untuk berkumpul di Arafah, berkumpul di Muzdalifah, berkumpul
di medan thawaf, medan sa’i dan lainnya, sepuluh malam ini adalah
malam-malam doa bagi yang berangkat haji dan umrah atau yang berada di
rumahnya karena kita semua ummat Nabi Muhammad SAW.

æóÇáÔøóÝúÚö æóÇáúæóÊúÑö ( ÇáÝÌÑ :3 

“ Demi yang genap dan yang ganjil “. ( QS. Alfajr : 3 ) 

Berkata Al Imam Ibn Abbas Ra bahwa makna ayat ini adalah hari Arafah dan
hari Idul Adha, tanggal 9 Zulhijjah dan 10 Zulhijjah. Kenapa hari Arafah
dikatakan genap, karena perhitungannya adalah terbenamnya hari Arafah yaitu
malam 10 Zulhijjah dan ini adalah malam yang genap. Dan mengapa hari Idul
Adha dikatakan yang ganjil padahal hari Idul Adha adalah tanggal 10, namun
yang dimaksud ganjil disini karena mulai dari malamnya (malam arafah) sudah
masuk malam Idul Adha (maksudnya genap dan ganjil adalah arafah berpadu dg
idul adha. 

Disunnahkan bertakbir mulai dari terbitnya fajar hari Arafah tapi muqayyad (
terikat ) dengan waktu shalat , shalat fardhu dan shalat sunnah, demikian
dalam Mazhab Syafi’i. Jadi tidak setiap waktu (hanya setiap habis shalat
mulai fajar hari arafah), hari Arafah tanggal 9 Zulhijjah mulai shalat subuh
sudah disunnahkan untuk bertakbir, demikian pula setelah zhuhur dan asar. 

Dan setelah shalat maghrib barulah mutlak sampai shalat Idul Adha esok
harinya. Jadi malam lebaran itu mulai maghrib boleh bertakbir terus menerus
sampai esok harinya, boleh di saat setelah shalat atau sebelum shalat , saat
di rumah atau di jalan, atau sambil beraktifitas itu diperbolehkan.
Disunnahkan dengan sunnah muakkadah bertakbir, mengagungkan nama Allah di
malam 10 Zulhijjah itu sampai selesai waktu shalat ‘ied maka setelah itu
tidak lagi sunnah Muakkadah , kecuali di waktu-waktu shalat saja (Muqayyad).
Selesai shalat fardhu atau shalat sunnah disunnahkan untuk bertakbir sampai
hari ke 13 Zulhijjah, berakhirnya hari tasyrik saat terbenam matahari pada
tanggal 13 Zulhijjah sudah berhenti takbirannya. Jadi takbiran itu mutlaknya
mulai dari waktu maghrib tanggal 9 Zulhijjah malam 10 Zulhijjah sampai
selesai shalat Idul Adha . Dan setelah itu boleh bertakbir tetapi sebaiknya
hanya di waktu selesai shalat fardhu atau shalat sunnah sampai terbenam
matahari pada hari ke 13 Zulhijjah. Sedangkan setelah itu tidak lagi sunnah
muakkadah bertakbir dengan takbir yang masyruu’ yang sering kita dengar.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah...

æóÇáÔøóÝúÚö æóÇáúæóÊúÑö ( ÇáÝÌÑ :3 

Firman Allah (yg maknanya) “ Demi hari Arafah dan hari IdulAdha “, dua hari
yang bergandengan yaitu 9 dan 10 Zulhijjah tepatnya di kalender kita adalah
hari Kamis dan hari Jum’at . Allah bersumpah dengan kemuliaan sepuluh malam
ini, yang mana malam ini adalah salah satunya, kita di dalam naungan cahaya
rahmat Ilahi yang berlimpah, yang mana Allah melimpahkan keluhuran dan
kemuliaan seluas-luasnya. Dijelaskan oleh Hujjatul Islam Wabarakatul Anam Al
Imam Nawawy di dalam kitabnya Syarh Nawawi ‘Alaa Shahih Muslim, mensyarahkan
tentang hadits yang kita baca ini, yang di syarah oleh Al Imam Nawawi dan
disyarah juga oleh Al Imam Ibn Hajar, tetapi syarah Al Imam Nawawy lebih
ringkas . Syarah Al Imam An Nawawy Ar menjelaskan tentang hadits yang kita
baca ini, bahwa “Tiadalah amal yang lebih afdhal diamalkan, dan pahalanya
lebih besar daripada hari-hari ini” , Al Imam An Nawawi mengatakan sepuluh
hari bulan Zulhijjah yaitu mulai dari tanggal 1 Zulhijjah sampai 10
Zulhijjah, dan Al Imam An Nawawi mengatakan “ dan disunnahkan berpuasa di
sepuluh hari bulan Zulhijjah, dengan hadits-hadits yang teriwayatkan kuat”.
Al Imam An Nawawi mengatakan, merupakan hal yang salah jika ada orang yang
mengingkari puasa 9 hari di bulan Zulhijjah mulai tanggal 1 sampai 9
Zulhijjah, karena di tanggal-tanggal itu adalah hari-hari yang luhur
sebagaimana hadits riwayat Al Imam Bukhari, sabda Rasulullah saw :“ Tiadalah
suatu amal ibadah yang afdhal melebihi hari-hari ini “ yaitu sepuluh hari
bulan Zulhijjah dari tanggal 1 sampai tanggal 10 Zulhijjah, tetapi tanggal
10 Zulhijjah tentunya diharamkan puasa karena hari lebaran. Jadi di hari
lebarannya tidak puasa, tetapi hari-hari lainnya seluruh ibadah sunnah
muakkadah, karena sudah ada hadits ini dan diperkuat dengan firman Allah
SWT:

æóÇáúÝóÌúÑö ¤ æóáóíóÇáò ÚóÔúÑò ¤ æóÇáÔøóÝúÚö æóÇáúæóÊúÑö ( ÇáÝÌÑ : 1- 3 

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah...

Kita bisa merenung, Rasul SAW bersabda : “ bahwa tiada satu amal yang lebih
baik daripada amal-amal di hari-hari seperti sekarang ini “, maksudnya
pahalanya sangat besar. Maka para sahabat bertanya : “ Ya Rasulallah, Walaa
al jihaad? meskipun jihad tidak juga lebih besar pahalanya daripada ibadah
di hari-hari ini?”, maka Rasulullah berkata : “ Walaa al jihaad “, jihad pun
tidak bisa melebihi pahala orang yang beribadah di hari-hari ini, di sepuluh
hari bulan Zulhijjah,

ÅöáÇøó ÑóÌõáñ ÎóÑóÌó íõÎóÇØöÑõ ÈöäóÝúÓöåö æóãóÇáöåö Ýóáóãú íóÑúÌöÚú ÈöÔóíúÆò


Kecuali orang yang betul-betul keluar untuk membela agama Allah dengan
membawa nyawa dan seluruh hartanya dan tidak kembali baik nyawa dan
hartanya, orang yang seperti itu barulah pahalanya bisa melebihi orang yang
beribadah di sepuluh hari bulan Zulhijjah ini, yaitu tanggal 1 sampai 10
Zulhijjah. Kalau teriwayatkan di dalam Shahih Bukhari dan lainnya bahwa
berlipatgandanya pahala 10 kali hingga 700 kali lipat itu, dan para Imam
menjelaskan yang 700 kali lipat itu adalah di waktu-waktu tertentu
diantaranya di bulan Ramadhan dan di sepuluh hari bulan Zulhijjah ini, dan
diantaranya juga pada tanggal 10 Muharram yang akan datang. 

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah...

Demikian keagungan hari-hari mulia ini, bergetar jiwa kita mendengar
indahnya hari-hari mulia ini, hingga sahabat berkata “ Ya Rasulallah Walaa
al jihaad ( tidak juga jihad wahai Rasulullah ) “, jihad itu perang
mengorbankan nyawa, dan meninggalkan keluarga dan semua sahabat. Maksudnya
jihad adalah memerangi orang-orang non muslim yang memerangi muslimin.
Sebagaimana firman Allah SWT :

áóÇ íóäúåóÇßõãõ Çááøóåõ Úóäö ÇáøóÐöíäó áóãú íõÞóÇÊöáõæßõãú Ýöí ÇáÏøöíäö
æóáóãú íõÎúÑöÌõæßõãú ãöäú ÏöíóÇÑößõãú Ãóäú ÊóÈóÑøõæåõãú æóÊõÞúÓöØõæÇ
Åöáóíúåöãú Åöäøó Çááøóåó íõÍöÈøõ ÇáúãõÞúÓöØöíäó ( ÇáããÊÍäÉ : 8 

“ Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama, dan tidak mengusir
kamu dari kampung halamanmu, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berlaku adil “. ( QS. Almumtahanah : 8 ) 

Jadi Allah tidak melarang kita untuk berhubungan baik dengan mereka yang di
luar Islam selama tidak memerangi kita muslimin, tidak membunuh dan mengusir
orang-orang Islam dari rumahnya, kalau mereka orang non muslim tidak
memusuhi maka kita harus berbuat lebih baik daripada mereka. Allah SWT
melanjutkan firmanNya :

ÅöäøóãóÇ íóäúåóÇßõãõ Çááøóåõ Úóäö ÇáøóÐöíäó ÞóÇÊóáõæßõãú Ýöí ÇáÏøöíäö
æóÃóÎúÑóÌõæßõãú ãöäú ÏöíóÇÑößõãú æóÙóÇåóÑõæÇ Úóáóì ÅöÎúÑóÇÌößõãú Ãóäú
Êóæóáøóæúåõãú æóãóäú íóÊóæóáøóåõãú ÝóÃõæáóÆößó åõãõ ÇáÙøóÇáöãõæäó ( ÇáããÊÍäÉ
: 9 

“ Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai temanmu,
orang –orang yang memerangimu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari
kampung halamanmu dan membantu (orang lain ) untuk mengusirmu. Barangsiapa
menjadikan mereka sebagai kawan mereka itulah orang yang zhalim “ . ( QS.
Almumtahanah : 9 ) 

Allah memerintahkan kalian berhati-hati, dan juga untuk waspada dan siap
untuk berjihad memerangi mereka yang memerangi kalian dan mengusir kalian
dari rumah-rumah kalian, kalau tidak maka tidak kita perangi, ini makna
jihad. Kita memahami bahwa jihad itu mengorbankan nyawa , meninggalkan anak
dan istri dan semuanya, dan jikalau ia wafat maka wafat jika cacat maka
cacat, hal itu begitu dahsyat perjuangannya dan ternyata amal-amal di
sepuluh hari Zulhijjah ini lebih afdhal daripada jihad fisabilillah,
terkecuali orang yang keluar dengan dirinya bersama semua harta yang ia
miliki rumah, mobil dan motor ia jual semuanya dan dibawa harta itu
bersmanya digunakan untuk berjihad maka tidak kembali apapun dari keduanya,
hartanya tidak kembali dan dirinya pun tidak kembali yaitu wafat. Maka orang
yang seperti itu barulah amalnya lebih afdhal dari orang yang beramal-amal
di sepuluh hari ini. Hadirin hadirat, saya tidak bisa memperpanjang kalimat
agung dan luhur ini, bagaimana tawaran Ilahi untuk menyampaikan kita kepada
keagungan yang demikian dahsyatnya, betapa beratnya kita berjihad, dan
betapa ringannya Allah beri pahala yang lebih agung dari pahala jihad.
Begitu indahnya tuntunan Sang Nabi Muhammad saw, Allah berikan hal-hal yang
ringan untuk diamalkan, tapi diberi ganjaran yang sangat besar, inilah
rahasia kedermawanan Ilahi, seraya berfirman :

Þõáú åõæó Çááøóåõ ÃóÍóÏñ ¤ Çááøóåõ ÇáÕøóãóÏõ ¤ áóãú íóáöÏú æóáóãú íõæáóÏú ¤
æóáóãú íóßõäú áóåõ ßõÝõæðÇ ÃóÍóÏñ ( ÇáÅÎáÇÕ : 1-4 

“ Katakanlah ( Muhammad ) “ Dialah Allah Maha Tunggal”, Allah tempat meminta
segala sesuatu, Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak
ada sesuatu yang setara dengan Dia “. ( QS. Al Ikhlash : 1-4 ) 

Tunggal dalam segala hal, tunggal dalam keabadian , tunggal dalam
kesempurnaan , tunggal mengawali segala-galanya dari tiada , tunggal
mengawali segala selainNya swt. Hadirin hadirat, jadikan Allah swt tunggal
menguasai jiwa kita, jangan jadikan ada yang lebih dari nama Allah di dalam
sanubari ini. 

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Usia kita semakin hari semakin berkurang, semakin dekat dengan kematian
setiap nafas kita adalah selangkah menuju ajal, dan hari perjumpaan dengan
Allah SWT semakin dekat . Jika amal kita tidak bertambah, begitu-begitu saja
setiap hari tidak berubah, berarti kita semakin mundur, karena apa? Karena
jarak perjumpaan kita dengan Allah SWT semakin dekat, jika jarak perjumpaan
kita dengan Allah semakin dekat mestinya semakin peduli. 

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Kalau kita ada undangan perjumpaan dengan penguasa negeri , Presiden atau
Raja misalnya. Perjumpaan ini bukan sekedar perjumpaan, perjumpaan ini bisa
jadi penjamuan sambutan kasih sayang diberi hadiah, harta, rumah, mobil dan
lain sebagainya, atau bisa jadi berubah menjadi sambutan kemurkaan, mendapat
kehinaan yang kekal, seperti apa?, misalnya kalau kita tau kejadian itu
setahun yang akan datang , maka bagaimana bingungnya kita khawatir kalau
kita salah bicara, salah pakai baju atau salah melangkah dan ketahuan oleh
spionasenya ( mata-mata ) dan akhirnya dilaporkan, bagaimana jika ini
terjadi?! 

Yang Maha Melihat, melihat. Yang Maha Mendengar, mendengar. Yang Maha
Melihat lintasan pemikiran kita, melihat apa yang kita renungkan. Apakah
tidak ada dalam pemikiran kita tentang hal ini?!. Siang dan malam kita
memikirkan tentang makan dan minum, keluarga, rumah tangga, anak-anak,
dagangan, pekerjaan, sekolah, dan lain sebagainya, siang dan malam kita
memikirkan masalah ini dan itu. Maka tidakkah terfikirkan oleh kita bahwa
hari perjumpaan dengan Allah semakin dekat, itu adalah hari penentuan dan
detik-detik yang membuka kebahagiaan yang kekal atau kehinaan yang abadi,
masuk ke dalam penjara yang sangat merisaukan dan menakutkan di dalam api
neraka atau di dalam kenikmatan di sorga yang kekal dalam kasih sayangNya.
Adakah hal ini kita renungkan? Beruntung mereka yang merindukan perjumpaan
dengan Sang Maha Indah maka dia sudah dirindukan Allah. Jauh hari sebelum
berjumpa dengan Allah , ia sudah dirindukan Allah . Allah SWT berfirman
dalam hadits qudsy :

ãóäú ÃóÍóÈøó áöÞóÇÆöíú ÃóÍúÈóÈúÊõ áöÞóÇÁóåõ 

“ Barangsiapa yang rindu berjumpa denganKu, maka Aku pun rindu berjumpa
dengannya “.

Maka jadilah hari-harinya, siang dan malamnya, makan dan minumnya, tidur dan
bangunnya dalam cahaya kerinduan Ilahi dan Allah merindukannya. Maka
tentunya berbeda , kalau seseorang tinggal di suatu kerajaan, dan raja rindu
pada orang ini, apa yang susah dalam kehidupannya? kalau raja sudah
menyayangi orang ini, maka semua pasukan dan pengawalnya dikerahkan untuk
menjaga agar jangan sampai orang ini terganggu, bahkan sampai jalanannya pun
dibuat serapi mungkin, apalagi bukannya orang ini yang mencintai raja, tapi
raja yang mencintainya. Kita lihat kalau cinta manusia dengan manusia.
Berbeda antara cinta manusia dengan manusia dan cinta manusia dengan Allah.
Kalau cinta manusia dengan manusia itu, misalnya raja atau penguasa walaupun
baik, walaupun dermawan , walaupun segala kebaikan ada, tapi tentunya jika
kita mencintainya maka belum tentu ia mengenal kita apa lagi mencintai kita.
Namun berbeda dengan Allah SWT, yang berfirman : 

ãóäú ÃóÍóÈøó áöÞóÇÆöíú ÃóÍúÈóÈúÊõ áöÞóÇÁóåõ 

“ Barangsiapa yang rindu berjumpa denganKu, maka Aku pun rindu berjumpa
dengannya “.

Pendosa yang siang dan malam penuh kehinaan namun Sang Maha merindukan
menanti jika mereka mau merindukan Allah. Lalu bagaimana dengan
dosa-dosaku?! jiwa yang merindukan Allah pasti akan dibenahi hari-harinya
oleh Allah, pasti dibenahi kehidupannya oleh Allah, pasti dibenahi
kesusahannya oleh Allah, masalah dunia dan akhiratnya sudah di genggaman
Sang Maha Dermawan untuk diberi kemudahan. 

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Allah SWT menjadikan kehidupan di dunia yang sementara ini adalah sebagai
tempat untuk memperbanyak amal, dan tempat untuk perjuangan hidup kita
sementara, tidak lama kehidupan kita di dunia ini hanya puluhan tahun saja
mungkin tidak mencapai seratus tahun, di antara kita semua yang hadir disini
mungkin ada yang akan hidup melebihi seratus tahun, dan kita tidak tau
apakah kita akan hidup sampai seratus tahun, hal ini tidak kita ketahui dan
semoga kita semua panjang umur. Namun tentunya secara umum tidak sampai
seratus tahun lagi, tapi yang akan kita jelang adalah kebahagiaan jutaan,
milyunan atau triliunan tahun bahkan tidak bisa terhitung waktu, masihkah
kita menolak cinta Allah?!

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Maka jelanglah kasih sayang Nya. Rasulullah SAW menyampaikan kepada kita
bagaimana amal yang sangat agung di sepuluh hari bulan Zulhijjah yang luhur
ini, maka perbanyaklah amal ibadah dengan harta kita ,dengan diri
kita,dengan ucapan kita,dengan perbuatan kita, dan dengan jiwa kita. Jadikan
sepuluh hari ini adalah hari-hari rindu kepada Allah . Tersisa tiga malam
lagi, malam selasa, malam rabu, malam kamis karena yang tujuh malam telah
berakhir. Maka jadikanlah malam –malam ini malam doa, malam-malam indah dan
rindu kepada Allah sehingga di malam-malam ini kita dirindukan oleh Allah .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa ketika Rasulullah SAW hendak
melakukan shalat Idul Adha, beliau keluar ke Baqii’ ke lapangan di dekat
perkuburan Baqi’ dan melakukan shalat Idul Adha disana . Jadi beliau shalat
Idul Adha sekaligus ziarah. Diriwayatkan oleh Sayyidina Jabir bin Abdullah
Ra di dalam Shahih Al Bukhari, bahwa Rasulullah SAW kalau keluar untuk
Shalat ‘ied maka pulanganya beliau melewati jalan yang lain. Jadi kalau
berangkatnya melewati satu arah, maka pulangnya melewati arah yang lain. Al
Imam Hujjatul Islam wabarakatul Anam Ibn Hajar Al Asqalany dalam Fathul Bari
bisyarh Shahih Al Bukhari mensyarahkan bahwa Rasul SAW mengambil jalan lain
saat pulang adalah, dalam hal ini banyak pendapat, diantaranya adalah untuk
menghindari desakan para Jamaah, yang sudah bersalaman dengan beliau dari
tempat beliau datang, maka pulangnya beliau mengambil jalan lain agar jamaah
yang di tempat lain juga kebagian salaman dengan beliau selepas shalat ‘ied,
demikian budi pekerti Nabi Muhammad SAW. 

Dalam pendapat lainnya beliau kalau keluar shalat Idul Adha melewati
rumah-rumah muslimin dan melewati perkuburan untuk berziarah selepas shalat
Idul Adha, jadi dari rumah beliau SAW menuju ke medan Baqi’ itu tidak begitu
jauh, dari situ beliau melewati jalan lain karena berziarah dulu ke ahlul
Baqi’. Jadi ziarah di hari Idul Adha teriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari
bahwa Rasul SAW melakukan shalat Idul Adha di medan Baqi’ dan salah satu
maknanya sebagaimana dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar adalah selesai beliau
SAW melakukan shalat ‘ied beliau melakukan ziaratul Ahyaa wal Amwaat, yaitu
menziarahi yang hidup dan yang telah wafat maksudnya silaturrahmi ke
rumah-rumah tetangga dan menziarahi kuburan.

Pendapat selanjutnya, Al Imam Ibn Hajar menjelaskan bahwa Rasul SAW ketika
keluar dari rumahnya untuk shalat ‘ied maka pulangnya beliau melewati jalan
lain adalah untuk melimpahkan keberkahan di jalan yang beliau lewati dan
mewangikan jalan itu, sebagaimana dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar dalam
Fathul Bari bahwa ketika Rasul SAW melewati suatu jalan maka jalan itu
menjadi wangi beberapa waktu. Jadi jalan yang telah dilewati beliau sudah
wangi, maka beliau mewangikan jalan yang lain. Beliau tidak memakai minyak
wangi, tetapi memang sudah wangi dicipta oleh Allah SWT. Kita mengetahui
kotoran itu keluar dari tubuh kita , diantaranya keluar melewati keringat,
demikian indahnya Allah SWT merangkai jasad sayyidina Muhammad SAW sampai
keringat beliau pun lebih wangi dari semua wewangian, sehingga beliau ingin
mewangikan jalan-jalan di Madinah dengan melewatinya. Al Imam Ibn Hajar juga
menukil, sebagai sunnah bagi ummat ini untuk melakukan itu, kalau berangkat
dari satu arah maka pulangnya dari arah yang lain supaya permukaan bumi itu
menjadi saksi bahwa kita telah melewatinya dalam kemuliaan, karena bumi akan
bersaksi untuk kita kelak.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Di malam-malam agung ini disunnahkan bagi kita untuk memperbanyak doa.
Ketika kita melihat orang-orang yang melakukan shalat sunnah mereka pindah
tempat , mengapa berpindah tempat begitu? maksudnya supaya semakin banyak
pijakan bumi yang akan menyaksikan kebaikannya, karena setiap tempat yang
kita pergunakan untuk berbuat pahala dan dosa akan bersaksi di hari kiamat
kelak. Jadi mereka berpindah tempat ketika melakukan shalat sunnah agar
semakin banyak bagian dari bumi ini yang ditempuh atau di injak dalam
keluhuran dan pahala atau di pakai sujud, atau di pakai zikir . Dan tanah
masjid yang kita inipun yang kita duduki akan menjadi saksi bagi kita di
hari kiamat. 

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Muncul kepada saya pertanyaan, bagaimana kalau Idul Adha itu jatuh pada hari
Jum’at ?, ada pendapat mengatakan bahwa Rasul SAW membolehkan untuk tidak
melakukan shalat Jum’at, kalau berkumpul Shalat ‘ied dan shalat Jumat dalam
satu hari. Namun hal itu disangkal oleh Hujjatul Islam Al Imam An Nawawy di
dalam Syarh Nawawy ‘alaa Shahih Muslim berdasarkan hadits riwayat Shahih
Muslim, yang menjelaskan bahwa salah seorang sahabat, Nu’man bin Basyir
berkata:

ßóÇäó ÑóÓõæúáõ Çááåö - Õáì Çááå Úáíå æÓáã - íóÞúÑóÃõ Ýöí ÇúáÚöíúÏóíúäö æóÝöí
ÇáúÌõãõÚóÉö ÈöÜÓóÈøöÍö ÇÓúãó ÑóÈøößó ÇáÃóÚúáóì æ åóáú ÃóÊóÇßó ÍóÏöíËõ
ÇáúÛóÇÔöíóÉö ÞóÇáó: æóÅöÐóÇ ÇÌúÊóãóÚó ÇúáÚöíúÏõ æóÇáúÌõãõÚóÉõ Ýöí íóæãò
æóÇÍÏò íóÞÑóÃõ ÈöåãóÇ ÃóíÖðÇ Ýí ÇáÕøóáÇÊóíäö ( ÑæÇå ÇáãÓáã 

“ Rasulullah SAW di dalam shalat dua hari raya dan shalat jum’at membaca
surat ( Sabbih isma Rabbika al a’laa dan Hal Ataaka hadiitsu al ghasyiyah),
dan berkata : jika shalat ‘ied dan shalat jumat terjadi dalam satu hari maka
Rasul SAW juga membaca kedua surat ini dalam shalat ‘ied dan Idul Adha” 

Hadits riwayat Shahih Muslim ini merupakan suatu dalil bahwa Rasul SAW tidak
memerintahkan agar shalat Jum’at dihilangkan, berarti Rasul SAW melakukan
shalat Jumat di waktu hari ‘ied juga. Lalu Al Imam Nawawy menengahi tentang
hadits yang mengatakan bahwa tidak perlu shalat Jumat jika sudah shalat ‘ied
itu bagi yang datang dari jauh. Di masa lalu mereka berdatangan dari jauh
untuk shalat ‘ied di satu tempat, ada yang datang dari Wadi yaitu
lembah-lembah, tempat-tempat yang jauh mereka datang dengan berjalan kaki
mungkin butuh waktu ber jam-jam atau setengah hari, mungkin untuk hadir
shalat ‘ied di tengah malam mereka sudah berangkat supaya bisa tiba di waktu
subuh di Madinah Al Munawwarah, jadi kalau mereka setelah shalat ‘ied pulang
ke rumah mereka dan harus kembali lagi untuk shalat Jumat, tentunya akan
memberatkan bagi mereka maka Rasul berkata sudah tidak perlu kembali lagi
untuk shalat Jum’at , karena akan memberatkan bagi mereka. Jadi bagi mereka
yang masjidnya tidak jauh maka tetap melakukan shalat Jumat. Di zaman kita
sekarang meskipun sejauh-jauhnya masjid masih mudah untuk kita tempuh. Di
zaman dahulu orang butuh waktu berjam-jam untuk bisa menghadiri shalat
Jum’at karena masjidnya sangat jauh. Alhamdulillah di zaman sekarang
terutama kita di pulau Jawa sangat mudah menemukan masjid dan mushalla,
tetapi di sebagian saudara-saudara kita di wilayah Papua butuh berjam-jam
juga untuk menempuh perjalanan ke masjid. Semoga adik-adik kita yang belajar
di sini di bawah asuhan KH.A hamad Baihaqi,kelak merekalah yang akan
membangkitkan ribuan masjid disana agar muslimin muslimat tidak kesulitan
untuk melakukan shalat.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Disunnahkan berpuasa pada hari Arafah, yaitu tanggal 9 Zulhijjah sebagaimana
hadits riwayat Shahih Muslim,bahwa Rasul SAW ditanya tentang puasa Arafah
kemudian beliau bersabda :

íõßóÝøöÑõ ÇáÓøóäóÉó ÇáúãóÇÖöíóÉó æóÇáÓøóäóÉó ÇáÞóÇÈöáóÉó 

“ Puasa Arafah itu menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan
datang “

Berkata Hujjatul Islam Al Imam Nawawy Ar dalam Syarh Nawawy ‘ala Shahih
Muslim bahwa sebagian Ulama mengatakan bahwa akan diampuni dosa setahun yang
lalu dari semua dosa-dosanya, dan setahun yang akan datang itu adalah
dosa-dosa kecil saja yang diampuni. Tetapi ada pendapat yang mengatakan
bahwa yang dimaksud setahun yang akan datang itu adalah bahwa Allah akan
memberi ia hidayah dan taufik hingga ia tidak sampai ke hari Arafah yang
akan datang kecuali telah dihapus dosa-dosanya oleh Allah SWT, dihapus dosa
setahun yang lalu dan setahun yang akan datang, demikian indahnya. Tetapi
bukan berarti kita berfikir dengan berpuasa hari Arafah berarti boleh
bermaksiat selama setahun, jangan-jangan tidak diterima puasanya, belum
berpuasa sudah berniat seperti itu. Maka berniatlah ikhlas karena Allah,
maka Allah akan menghapuskan dosa setahun yang lalu dan dosa setahun yang
akan datang, demikian indahnya sang Maha Indah. Dan tentunya di hari Arafah
perbanyak doa , jadikan hari Arafah hari puasa kita. Mereka saudara saudari
kita berkumpul di padang Arafah di dalam keluhuran dalam zikir dan doa, maka
yang disana tidak disunnahkan berpuasa, karena diriwayatkan di dalam Shahih
Al Bukhari ketika Rasul SAW melaksanakan Haji Wadaa’ , maka para sahabat
ragu dan saling bertanya apakah Rasulullah puasa atau tidak di hari Arafah
ini, maka berkatalah salah satu istri beliau : “ berilah beliau susu, beliau
tidak akan menolak susu karena beliau sangat menyukai susu, kalau beliau
menolak berarti beliau berpuasa, kalau beliau tidak menolak berarti beliau
tidak berpuasa “ tetapi jika diberi air, kalau beliau ingin minum maka
beliau minum, jika tidak mungkin beliau akan menolak tapi jika susu yang
diberikan tidak akan beliau tolak kecuali beliau berpuasa. Ketika itu Rasul
SAW berada di atas ontanya kemudian diberikan susu lalu beliau minum,
berarti Rasulullah tidak berpuasa di hari Arafah karena sedang menunaikan
haji, maka tidak disunnahkan mereka yang sedang menunaikan ibadah haji di
padang Arafah untuk berpuasa Arafah, karena tidak diajarkan oleh Rasul SAW.
Tapi yang tidak berangkat haji dan umrah, maka Rasul SAW memberikan
kemuliaan puasa bagi mereka dengan mendapatkan penghapusan dosa setahun yang
lalu dan setahun yang akan datang .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah...
Diriwayatkan di dalam Shahih Muslim, bahwa Rasul SAW bersabda :

ãóÇ ãöäú íóæúãò ÃóßúËóÑõ ãöäú Ãóäú íóÚúÊöÞó Çááåõ Ýöíúåö ÚóÈúÏðÇ ãöäó
ÇáäøóÇÑö ãöäú íóæúãö ÚóÑóÝóÉó 

“ Tiada satu hari yang lebih banyak dimana Allah SWT membebaskan hamba dari
api neraka melebihi hari Arafah”. 

Jadi belum sampai ke neraka atau ke surga nama-nama penduduk neraka dan
penduduk surga sudah tercantum. Maka setiap waktu dan saat Allah pindahkan
nama-nama itu, ada yang nama ahli surga di pindah ke neraka karena perbuatan
jahatnya, ada nama ahli neraka di pindah ke sorga karena telah bertobat, itu
setiap detik terjadi, Allah SWT memindahkan nama-nama para pendosa ke
sorgaNya. Namun kata Rasul SAW paling banyak Allah SWT membebaskan
hamba-hambaNya dari api neraka adalah di hari Arafah. Semoga kita semua
dipastikan oleh Allah bebas dari api neraka. Penyampaian saya yang terakhir
adalah firman Allah SWT :

Çáúíóæúãó ÃóßúãóáúÊõ áóßõãú Ïöíäóßõãú æóÃóÊúãóãúÊõ Úóáóíúßõãú äöÚúãóÊöí
æóÑóÖöíÊõ áóßõãõ ÇáúÅöÓúáóÇãó ÏöíäðÇ ( ÇáãÇÆÏÉ : 3 

“ Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku
cukupkan nikmatKu bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu” . (
QS. Almaidah : 3 ) 

Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, berkata sayyidina Umar bin Khatthab
bahwa kejadian itu yaitu turunnya ayat ini terjadi tepat pada hari Jum’at di
hari Arafah , dan setelah itu adalah pelaksanaan haji wadaa’ ( haji
perpisahan ) bagi Rasul SAW, setelah itu masih ada ayat-ayat Al qur’an yang
turun. Jadi, kalau ayat ini dipakai dalil bahwa tidak boleh ada lagi
penambahan dalam hal-hal yang diperbolehkan di dalam syariat , karena sudah
turun ayat tadi, tentunya itu adalah pemahaman yang salah karena setelah
ayat itu ada ayat lain lagi yang turun, ayat mengenai hutang, mengenai
warisan dan lainnya, jadi ayat ini bukan ayat terakhir.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah...
Namun ayat ini di dalam tafsir Al Imam Thabari dan lainnya, mempunyai makna
bahwa sudah sempurnanya Makkah Al Mukarramah, bersih dari berhala yang
sebelumnya masih dipenuhi berhala, dan sempurnanya agama ini dengan
kesempurnaan yang abadi, tentunya semua hal yang membawa manfaat bagi
muslimin muslimat boleh dilakukan selama tidak bertentangan dengan syari’ah,
demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah. Kita bermunjat kepada Allah
SWT, semoga malam-malam agung ini kita termuliakan dengan cahaya yang paling
indah yang pernah Allah anugerahkan kepada hamba-hambaNya di malam-malam
agung di sepuluh malam Zulhijjah Ya Rahmaan Ya Rahiim Ya Zal Jalaaly wal
Ikraam Ya Zatthawli wal in’aam, inilah sepuluh malam yang mulia dan ini
adalah malam yang ketujuh. Rabby, tersisa tiga malam di hadapan kami maka
selesailah kami dari sepuluh malam Zulhijjah. Rabby inilah doa kami, betapa
banyak maksiat yang kami lakukan di masa lalu, dan barangkali betapa banyak
pula dosa yang akan menjebak kami di masa mendatang , maka kepada siapa kami
akan mengadu kalau bukan kepadaMu Ya Rabby, betapa banyak musibah yang kami
lewati di masa lalu, betapa banyak musibah yang mungkin akan datang di masa
mendatang , betapa banyak kenikmatan yang kami lewati yang lupa kami
syukuri, betapa banyak kenikmatan yang akan datang yang barangkali kami lupa
mensyukurinya, kepada siapa kami menitipkan diri ini wahai Rabby kalau bukan
kepadaMu Ya Allah, kalau bukan kepada Yang Maha berkasih sayang , kalau
bukan kepada yang berfirman : ” Aku merindukan hamba-hambaKu jika
hamba-hambaKu merindukanKu”, kepada yang berfirman : “ Aku bersama hambaKu
ketika hambaKu mengingatKu dan bergetar bibirnya menyebut namaKu “. Rabby,
kami memanggil namaMu, kami getarkan bibir untuk memanggil namaMu, yang
getaran bibir kami menterjemahkan seluruh doa dan hajat kami , kami
memanggil namaMu Ya Allah maka dalam nama itu kami pendamkan seluruh hajat
kami , kami mohonkan seluruh doa kami, kami mintakan segala kemudahan di
masa mendatang, kami mintakan pengampunan di masa lalu, dan kami mintakan
taufik dan hidayah, dan kami mintakan agar kami jauh dari api neraka. Wahai
Allah kami mendengar siksaan ynag paling ringan di dalam neraka adalah
dipakaikan sandal dari api hingga bergejolak otaknya dari panasnya sandal
api itu, api itu dipanaskan selama seribu tahun hingga berwarna putih, dan
api itu dipanaskan selama seribu tahun hingga berwarna hitam, pernahkah
terbayang kau melihat api yang berwarna hitam, api yang bergemuruh memanggil
para pendosa . Rabby, disaat itu dimanakah kami, jangan kami dipanggil oleh
api neraka karena dosa-dosa kami saat kami bangun di padang mahsyar Ya Allah
Ya Rahman Ya Rahim . Pastikan kami di dalam kelompok yang Kau firmankan :

Åöäøó ÇáøóÐöíäó ÓóÈóÞóÊú áóåõãú ãöäøóÇ ÇáúÍõÓúäóì ÃõæáóÆößó ÚóäúåóÇ
ãõÈúÚóÏõæäó ¤ áóÇ íóÓúãóÚõæäó ÍóÓöíÓóåóÇ æóåõãú Ýöí ãóÇ ÇÔúÊóåóÊú
ÃóäúÝõÓõåõãú ÎóÇáöÏõæäó ¤ áóÇ íóÍúÒõäõåõãõ ÇáúÝóÒóÚõ ÇáúÃóßúÈóÑõ
æóÊóÊóáóÞøóÇåõãõ ÇáúãóáóÇÆößóÉõ åóÐóÇ íóæúãõßõãõ ÇáøóÐöí ßõäúÊõãú ÊõæÚóÏõæäó
( ÇáÃäÈíÇÁ : 101-103 

“ Sungguh, sejak dahulu bagi orang-orang yang telah ada ( ketetapan )yang
baik dari kami ( Allah ), mereka akan dijauhkan dari api neraka, mereka
tidak mendengar desis api neraka, dan mereka kekal dalam menikmati semua
yang mereka inginkan, kejutan yang dahsyat tidak membuat mereka sedih , dan
para malaikat akan menyambut mereka ( dengan ucapan ), “ inilah harimu yang
telah dijanjikan kepadamu “. ( QS. Al Anbiyaa’ : 101-103 ) 

Orang-orang yang lebih dahulu Allah beri anugerah, mereka meminta di masa
hidupnya husnul khatimah , maka Allah berikan kepada mereka anugerah, mereka
jauh dari api neraka, jangankan mendengar gemuruh api neraka, desisnya pun
mereka tidak mendengarnya, karena mereka dalam keagungan cahaya Ilahi,
mereka sampai ke surga Allah dan jauh dari api neraka itu dan tidak
mendengar desisnya, dan mereka tidak risau dan tidak bingung di hari dimana
semua orang kebingungan, karena di hari itu mereka gembira dan berjumpa
dengan yang dirindukannya yaitu Allah SWT. Di dunia mereka merindukan Allah,
di hari itu di saat semua orang kebingungan, tetapi mereka dirindukan dan
dipanggil oleh Allah dengan panggilan kasih sayangNya. Rabby, betapa jauh
berbeda mereka yang dipanggil oleh api neraka dan yang dipanggil oleh kasih
sayangMu. Jadikan kami dipanggil oleh kasih sayangMu Ya Allah. Allah
berfirman :

Åöäú ÐóßóÑóäöíú Ýöí äóÝúÓöåö ÐóßóÑúÊõåõ Ýöí äóÝúÓöíú æóÅöäú ÐóßóÑóäöíú Ýöí
ãóáÇóÁò ÐóßóÑúÊõåõ Ýöí ãóáÇóÁò ÎóíúÑñ ãöäúåõãú 

“ Barangsiapa yang mengingatKu dalam dirinya, Aku pun mengingatnya dalam
diriKu, jika ia mengingatKu dalam keramaian maka Aku pun menyebutnya dalam
tempat yang ramai. 

ÝóÞõæúáõæúÇ ÌóãöíúÚðÇ ... 

Ucapkanlah bersama-sama

íóÇ Çááå...íóÇ Çááå... íÇó Çááå... íÇóÑóÍúãóä íóÇÑóÍöíúã ...áÇóÅáåó
ÅáøóÇÇááå...áÇó Åáåó ÅáÇøó Çááå ãõÍóãøóÏñ ÑóÓõæúáõ Çááåö Õóáøóì Çááåõ
Úóáóíúåö æóÓóáøóãó. ßóáöãóÉñ ÍóÞøñ ÚóáóíúåóÇ äóÍúíóÇ æóÚóáóíúåóÇ äóãõæÊõ
æóÚóáóíúåóÇ äõÈúÚóËõ Åöäú ÔóÇÁó Çááåõ ÊóÚóÇáóì ãöäó ÇúáÃãöäöíúäó 

Semoga malam ini malam qabul kita, malam keabadian kita untuk terbuka
padanya rahasia keridhaan Allah yang abadi, tiada berakhir hingga kita
bertemu dengan Allah SWT kelak, seraya berfirman :

ÅöäøóÇ ßõäøóÇ ãöäú ÞóÈúáõ äóÏúÚõæåõ Åöäøóåõ åõæó ÇáúÈóÑøõ ÇáÑøóÍöíãõ ( ÇáØæÑ
: 28 

“ Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dia-lah yang
melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang.” (QS. Ath Thuur : 28) 

Hingga kelak di hari kiamat ada yang berbangga-bangga dimuliakan Allah, apa
yang mereka ucapkan?

ÅöäøóÇ ßõäøóÇ ãöäú ÞóÈúáõ äóÏúÚõæåõ Åöäøóåõ åõæó ÇáúÈóÑøõ ÇáÑøóÍöíãõ (ÇáØæÑ
28 

Dulu kami menyembahNya dan berdoa kepadaNya, menyebut namaNya, Sungguh
Dialah Yang Maha Baik dan Maha berkasih sayang. (QS Atthuur 28) 

Mereka dalam sambutan yang kekal, semoga kita dalam kelompok mereka di hari
kiamat, berabangga-bangga sering memanggil nama Allah SWT, dunia bukan
tempat berbangga-bangga, akhirat tempat berbangga-bangga dari segala
pengampunan Allah SWT. 

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah...
Beberapa hal yang perlu saya sampaikan pada malam hari ini, malam Idul Adha
malam Jumat ini kita akan mengadakan takbiran sebagaimana selebaran yang
telah dibagikan . Dan juga saya memohon doa karena besok akan tabligh akbar
dan zikir Jalalah di Denpasar Bali, esok pagi keberangkatan dan kembali hari
Rabu Insyaallah, dan minggu ini juga ada acara di Banjarmasin dalam Tabligh
Akbar dan Doa, dan malam Sabtu dan malam Ahad tetap di Jakarta, Insyaallah.
Untuk minggu ini cuma ada dua acara yaitu di Denpasar dan Banjarmasin.
Insyaallah menyusul bulan Desember di Masjid Raya Bogor, Bandung dan wilayah
Jawa Barat untuk bulan Desember. Jadi yang bisa berangkat ke Denpasar
silahkan berangkat, tapi tidak dianjurkan konvoi tapi kalau ke Cimahi Bogor
tidak apa-apa konvoi, tapi kalau ke Denpasar tidak diperbolehkan konvoi,
kita konvoi dengan doa kita insyaallah acara di wilayah sukses dan dakwah
semakin mulia dan kita semakin indah di dalam hari-hari kita. 

Saya juga memohon kepada Jamaah untuk tidak terlalu berdesakan dalam
bersalaman kepada pendosa ini, saya bukan Ulama bukan pula Shalihin yang
berhak untuk diambil barakah saya cuma pendosa yang berharap pengampunan
dosa dari Allah karena doa kalian para Jamaah. Memang dulu para Sahabat
berdesakan untuk bersalaman dengan Rasulullah dan menciumi beliau, tapi
beliau Rasulullah yang memang berhak untuk dimuliakan, dan sebelum beliau
mendapatkan hal itu, di awal dakwah beliau, beliau sendiri yang bercerita :
“suatu waktu aku berdiri di salah satu pasar, ketika ku katakan :

ÞõæúáõæúÇ áÇóÅáåó ÅöáÇøó Çááå 

“ Katakanlah : Tiada tuhan selain Allah “

Mereka berdesakan padaku bukan untuk berjabat tangan atau untuk mengucapkan
“ Laa ilaaha illallaah “, tetapi mereka berebutan meludahi wajahku, 

kata Rasul SAW. Demikian keadaan dakwah Sang Nabi. Tentunya hamba pendosa
ini malu, di zaman Rasulullah orang-orang berdesakan meludahi beliau dan di
zaman sekarang orang-orang berdesakan mau menciumi saya hamba penuh dosa
ini, sungguh sangat tidak pantas. Demikian sekedar himbauan penyampaian dari
sanubari ini, tentunya jika akan memberatkan kalian sendiri cukuplah
bersalaman dengan doa dan munajat kita bersatu dalam persaudaraan Islam
dunia dan akhirah. Jika kau bertabarruk dengan tangan pendosa ini tampaknya
bukan tempatnya, demikian hadirin hadirat. Selanjutnya kita teruskan acara
ini dengan qasidah Muhammadun mengenang indahnya Nabi kita Muhammad SAW,
falyatafaddhal masykuraa.

 

 

Best Regards,

 

SAIFUL ILMI

Production Engineering

PT. Katsushiro Indonesia

Jl. Jababeka XII Blok I - Cikarang - Bekasi

Telp. 021-8934953

Fax . 021-8934957

Hp. 081-59404731  

 



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
 Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar 
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    daarut-tauhiid-dig...@yahoogroups.com 
    daarut-tauhiid-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    daarut-tauhiid-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke