Sumber: http://www.jkmhal.com/main.php?sec=content&cat=8&id=3144     Kenapa 
Allah SWT Merahasiakan Mati?   

-->Suatu hari seperti dinukil oleh Syekh Abdurahman Al-Sinjari, dalam Al-Buka 
min Khasyatillah, Nabi Ya’qub berdialog dengan Malaikat pencabut nyawa.

“Aku ingin sesuatu yang harus engkau penuhi sebagai tanda persudaraan 
kita,� pinta Nabi Ya’kub.
“Apakah itu.� tanya malaikat maut.
“Jika ajalku telah dekat, beritahulah aku.�
Malaikat itu menjawab, “Baik, aku akan memenuhinya. Aku akan mengirimkan 
tidak hanya satu utusan, tapi dua atau tiga utusan.� Setelah itu keduanya 
berpisah. Hingga setelah lama malaikat itu datang kembali.
“Wahai sahabatku, apakah engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut 
nyawaku?� tanya Nabi Ya’qub.
“Aku datang untuk mencabut nyawamu.� jawab malaikat.
“Lalu mana ketiga utusanmu?� tanya Nabi Ya’qub lagi.
“Sudah kukirim. Putihnya rambutmu setelah hitamnya, lemahnya tubuhmu setelah 
kekarnya, dan membungkuknya badanmu setelah tegapnya. Wahai Ya’qub itulah 
utusanku untuk setiap anak Adam.�

Tetapi, kematian itu tidak hanya akan menimpa kepada orang-orang yang sudah 
lanjut usia (tua) saja, tapi semua orang baik itu bayi yang baru lahir atau 
belum lahir, anak-anak, remaja, dewasa samapai orang tua yang sudah jompo 
sekali. Pokoknya, setiap yang berjiwa baik itu manusia, hewan, tumbuhan dan 
lain sebagainya akan merasakan mati, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah 
SWT yang artinya, 

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati...� (QS. Ali Imaran (3): 185)

Malahan di lain ayat-Nya Allah SWT menerangkan bahwa kematian itu terjadi atas 
izin Allah SWT sebagai sebuah ketetapan yang telah ditentukan waktunya, 
sebagaimana firman-Nya, 

“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai 
ketetapan yang telah ditentukan waktunya...� (QS. Ali Imran (3): 145)

Maka, oleh karena itu, dimanapun kita, sedang apa pun kita, kalau Allah SWT 
sudah menetapkan ketentuan-Nya, bahwa saat ini, menit ini, jam ini, dan hari 
ini kita di takdirkan mati, maka matilah kita. Allah SWT berfirman,

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di 
dalam benteng yang tinggi lagi kokoh...� (QS. An-Nisa (4): 78)

Kematian adalah sesuatu yang pasti akan terjadi dan akan menimapa kepada setiap 
yang berjiwa. Yang jadi masalah adalah tidak ada yang tahu kapan kematian itu 
akan menimpa. Malahan Rasulullah SAW sendiri pun tidak diberitahu oleh Allah 
SWT. Sehingga timbul pertanyaan didiri kita masing-masing, kenapa Allah SWT 
merahasiakan masalah kematian ini?

Ada beberapa alasan yang bisa kita ambil dari dirahasiakannya kematian itu: 

1. AGAR KITA TIDAK CINTA DUNIA
DR. Aidh Al-Qarni dalam sebuah bukunya Cambuk Hati berkata bahwa, “Dunia 
adalah jembatan akhirat. Oleh karena itu, seberangilah ia dan janganlah Anda 
menjadikannya sebagai tujuan. Tidaklah berakal orang yang membangun 
gedung-gedung di atas jembatan�.

Al-Ghazali dalam bukunya Mutiara Ihya Ulumuddin menukil beberapa hadits 
mengenai masalah dunia dianataranya adalah:

Rasulullah SAW bersabda, “Dunia itu penjara bagi orang Mukmin dan surga bagi 
orang kafir�.

Dan sabdanya pula, “Dunia itu terkutuk. Terkutuklah apa yang ada di dalamnya 
kecuali yang ditujukan kepada Allah.�

Abu Musa Al-Asy’ari berkata bahwa Raulullah SAW bersabda, “Barangsiapa 
mencintai dunianya, niscaya ia akan membahayakan akhiratnya. Dan barangsiapa 
mencintai akhiratnya, niscaya ia akan membahayakan dunianya. Maka utamakanlah 
apa yang kekal daripada apa yang binasa.� 

Intinya adalah agar kita tidak cinta pada sesuatu yang pasti tiada. Jangan 
sampai ada makhluk, benda, harta, jabatan yang menjadi penghalang kita dari 
Allah SWT.

2. AGAR KITA TIDAK MENUNDA AMAL 
Kita tidak pernah tahu kapan kita akan mati. Detik, menit, jam, hari, minggu, 
bulan dan tahun, semua dirahasiakan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, kita 
jangan sampai menunda-nunda ibadah, dan semua amal perbuatan baik yang akan 
kita lakukan, tobat yang kita lakukan, maaf yang kita ucapkan.

Syekh Ahmad Atailah dalam bukunya Mutu Manikan dari Kitab Al-Hikam mengatakan 
bahwa, 

“Penundaanmu untuk beramal karena menanti waktu senggang, adalah timbul dari 
hati yang bodoh.�

Dan Syekh Ahmad Atailah juga memberikan tipsnya untuk mengatur waktu dalam 
kehidupan duniawi yang mana perlu diperhatikan hal-hal beriut:
1--Utamakan kehidupan akhirat, dan jadikan hidup didunia sebagai jembatan 
menuju akhirat, dan jangan menunda waktu beramal.
2--Berpaculah dengan waktu, karena apabila salah menggunakan waktu, maka waktu 
itu akan memenggal kita. Artinya terputus seseorang dengan waktu terputus pula 
amal selanjutnya.
3--Mengejar dunia tidak akan ada habisnya, lepas satu datang pula lainnya. Amal 
yang tertunda karena habisnya waktu, akan melemahkan semangat untuk menjalankan 
ibadah. Akibatnya hilang pula wujud kita sebagai hamba Allah yang wajib 
beribadah.
4--Pergiatlah waktu beramal sebelum tibanya waktu ajal.
5--Perketat waktu ibadah sebelum datang waktu berserah.
6--Jangan menunda amal bakti sebelum datang waktu mati.
7--Aturlah waktu untuk beramal agar kelak tidak menyesal.

3. AGAR MENCEGAH MAKSIAT
Ibnu Bathal berkata: “Jihadnya seseorang atas dirinya adalah jihad yang lebih 
sempurna�. 

Allah SWT berfirman, “Dan adapun orang yang takut pada kebesaran Tuhan-nya 
dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya� (QS. An-Nazi’at (79): 40). 

Jihad seseorang atas dirinya sendiri dapat berupa mencegah diri dari maksiat, 
mencegah diri dari apa yang syubhat dan mencegah diri dari memperbanyak syahwat 
(kesenangan) yang diperbolehkan karena ingin menikmatinya kelak diakhirat.

Meninggalkan maksiat adalah perjuangan, sedang keengganan meninggalkannya 
adalah pengingkaran. Maka, untuk menghindari maksiat, tidak lain dengan 
menemukan jalan keluarnya, dan satu-satunya jalan keluar adalah ketaatan dan 
menempatkan diri pada pergaulan yang dapat terhindar dari panggilan dan godaan 
hawa nafsu itu sendiri.

4. AGAR MENJADI ORANG YANG CERDAS
Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang cerdas adalah yang merendahkan dirinya 
dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sementara orang bodoh adalah orang 
yang mengikuti diri pada hawa nafsunya dan berharap kepada Allah dengan 
angan-angan kosong.�

Oleh karena itu, jadilah menjdi orang yang cerdas. Karena hanya orang yang 
cerdaslah yang tahu bagaimana mempersiapkan mati. Mereka tahu bagaimana merubah 
yang fana ini menjadi sesuatu yang kekal.

Misalnya, bagaimana caranya gaji yang fana ini bisa berubah menjadi kekal? Maka 
caranya adalah dengan mengeluarkan sebagian atau semuanya kalau memungkinkan 
dari gaji itu untuk tabungan akhiratnya. Dan ini merupakan investasi kita untuk 
masa depan kita juga.

Sahabat-sahabat sekalian, kematian adalah sesuatu hal yang misterius yang hanya 
Allah saja yang tahu. Tinggal bagaimana diri kita dalam mempersiapkan diri ini 
untuk menghadapi kematian yang akan mendatangi kita. 

�Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa 
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan 
beragama Islam�. (QS. Ali Imran (3): 102)

Wallahu A‘lam
[EMAIL PROTECTED]

                




===================================================================
        Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=================================================================== 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke