Lima Kelompok Golongan Syuhada, Senin 02 Februari 2009 

 

Kontributor: Habib Munzir bin Fuad Al Musawa


Sunday, 08 February 2009 


Lima Kelompok Golongan Syuhada
Senin,02 Februari 2009 

 

ÞÇá ÑóÓõæáó Çááøóåö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó: 
ÈóíúäóãóÇ ÑóÌõáñ íóãúÔöí ÈöØóÑöíÞò¡ æóÌóÏó ÛõÕúäó Ôóæúßò Úóáóì ÇáØøóÑöíÞö¡
ÝóÃóÎøóÑóåõ¡ ÝóÔóßóÑó Çááøóåõ áóåõ¡ ÝóÛóÝóÑó áóåõ¡ Ëõãøó ÞóÇáó¡ ÇáÔøõåóÏóÇÁõ
ÎóãúÓóÉñ¡ ÇáúãóØúÚõæäõ æóÇáúãóÈúØõæäõ æóÇáúÛóÑöíÞõ æóÕóÇÍöÈõ ÇáúåóÏúãö¡
æóÇáÔøóåöíÏõ Ýöí ÓóÈöíáö Çááøóå¡ö æóÞóÇáó¡ áóæú íóÚúáóãõ ÇáäøóÇÓõ ãóÇ Ýöí
ÇáäøöÏóÇÁö¡ æóÇáÕøóÝøö ÇáúÃóæøóáö¡ Ëõãøó áóãú íóÌöÏõæÇ ÅöáøóÇ Ãóäú
íóÓúÊóåöãõæÇ áóÇÓúÊóåóãõæÇ Úóáóíúåö¡ æóáóæú íóÚúáóãõæäó ãóÇ Ýöí ÇáÊøóåúÌöíÑö
áóÇÓúÊóÈóÞõæÇ Åöáóíúåö¡ æóáóæú íóÚúáóãõæäó ãóÇ Ýöí ÇáúÚóÊóãóÉö æóÇáÕøõÈúÍö
áóÃóÊóæúåõãóÇ æóáóæú ÍóÈúæðÇ (ÕÍíÍ ÇáÈÎÇÑí) 

Sabda Rasulullah saw :
Ketika seorang berjalan di sebuah jalan, dan menemukan batang berduri di
jalan itu, lalu ia menyingkirkannya, maka Allah berterimakasih padanya dan
mengampuni dosa dosanya. Lalu beliau saw bersabda : Syuhada adalah lima
kelompok, orang yg wafat terkena wabah Thaa’un, orang yg wafat terkena sakit
perut, orang yg wafat tenggelam, orang yg wafat tertimpa rerobohan, dan
orang yg berperang di Jalan Allah. Dan beliau saw bersabda : Kalau saja
orang itu tahu kemuliaan yg ada di shaf pertama, lalu mereka tak
mendapatkannya kecuali harus dg diundi, maka mereka akan melakukannya, kalau
saja mereka itu tahu kemuliaannya mendatangi shalat dhuhur saat terik
matahari, niscaya mereka akan berlomba melakukannya, kalau saja mereka itu
tahu anugerah yg ada pada shalat Isya dan subuh berjamaah, niscaya mereka
akan datang melakukannya walau dg merangkak” (Shahih Bukhari)

 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

 

Limpahan Puji Kehadirat Allah Sang Maha Indah yang menciptakan seluruh
keindahan alam semesta, yang menciptakan angkasa raya dengan keindahan untuk
memperkenalkan keindahan-Nya kepada hamba – hambaNya dari keturunan Adam as.

 

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,

 

Sang Maha Indah yang semakin seseorang hamba mendekat kepada-Nya dengan hal-
hal yang diridhai oleh Allah maka ia akan semakin indah. Semakin dekat
seseorang pada Cahaya semakin teranglah ia, semakin dekat seseorang pada hal
– hal yang gelap semakin gelap keadaannya. Dan demikian pula hadirin-
hadirat semakin kita mendekat kepada Yang Maha Indah maka pasti akan semakin
indah. Dan kehadiran kita di malam hari ini salah satu pendekatan kepada
Yang Maha Indah. Semoga Allah terus mengangkat kita dan membalikkan keadaan
kita menjadi semakin indah. Semakin kita mengikuti tuntunan yang dibawa oleh
Sang Nabi saw pembawa keindahan dunia dan akhirat maka akan semakin indah
pula keadaanmu dunia dan akhirat. Oleh sebab itu hadirin – hadirat, terus
benahi diri kita dengan keindahan – keindahan, dengan perhiasan – perhiasan.
Perhiasan – perhiasan yang abadi. Perhiasan terindah adalah tuntunan Nabi
kita Muhammad Saw. Jadikan Cahaya Allah Swt Yang Maha Indah muncul di
lidahmu dan di ucapanmu, jadikan Cahaya Keagungan Nama Allah terbit dalam
jiwamu sehingga mempengaruhi panca inderamu, jadikan Cahaya Keagungan dan
Kerinduan kepada Yang Maha Indah membuat Yang Maha Indah memperindah hari –
harimu dengan hal – hal yang indah.

 

Hadirin – hadirat, hadits yang telah kita baca tadi menunjukkan betapa
indahnya Yang Maha Indah. Pembahasan terdapat 3 pembahasan, 3 hadits berpadu
dalam 1 riwayat didalam riwayat Shahih Bukhari.

 

Yang pertama adalah Rasul saw bersabda “ketika seseorang melihat ada batang
duri yang menghalang di jalan seraya menyingkirkannya”. “Fasyakarallahu lahu
faghafara lahu” Allah berterimakasih kepada hamba (maka Allah berterimakasih
padanya dan mengampuni dosa dosanya). Allah tidak butuh jasa, tapi hamba ini
telah berjasa kepada orang – orang yang akan lewat di jalan. Mungkin muslim,
mungkin non muslim, mungkin hewan dan lainnya. Tapi Allah lihat jiwa yang
baik, Allah lihat perbuatan yang indah dan mulia yang dicintai oleh Allah.
Orang lewat dengan kesibukannya, masing – masing ingin segera sampai ke
tujuannya. Ada yang menghalangi berupa duri, ia sempat korbankan beberapa
detik kesibukannya dan ia singkirkan dahulu duri itu supaya orang lain
jangan terganggu. Padahal kan apa urusannya? ia lihat duri itu saat lewat,
ia semua orang punya mata juga. Biar saja saya lewat, saya punya hajat, saya
punya kesibukan, Namun Rasul saw berkata demikian, maka betapa Indahnya
Allah jika kita merenungkannya,. Hadits tsb ringan saja. Apa sih artinya
menyingkirkan satu duri dari jalan? “Fasyakarallahu lahu wa ghafara lahu”
Allah berterimakasih kepadanya dan mengampuni dosanya. Renungkan dalam
jiwamu yang terdalam kalimat “Syakarallahu lahu” Allah bersyukur dan
berterimakasih padanya….. Siapa kita? siapa orang ini? penuh dosa lewat
dijalan menyingkirkan duri. Allah berterimakasih padanya. Karena kebaikannya
Allah. Kalau kebaikan orang seperti ini, 1000X yang lebih baik dari ini
masih banyak. Tapi kita lihat kalimat Sang Nabi saw “Fasyakarallahu” Allah
berterimakasih kepadanya. Karena tidak ada yang mengucapkan terimakasih
untuk orang itu. Namanya juga jalan umum kecuali kalau jalannya sendiri ia
tutup tidak apa – apa atau terhalangi duri. Tapi jalan umum, siapa saja bisa
celaka lewat jalan itu tapi ketika disingkirkannya duri yang bisa melukainya
(orang yang lewat) yang tidak ia kenal, mungkin hewan juga maka Allah
berterimakasih padanya. Makna dari hadits ini secara ringkas adalah betapa
agungnya Kasih Sayang Allah dan betapa Allah ingin membalas perbuatan baik
dengan berjuta – juta hal yang lebih baik dari perbuatan itu. Demikian
hadirin apa artinya menyingkirkan duri dibandingkan “Faghafara lahu” Allah
ampuni dosa – dosanya. Sudah kalau begitu, kita cukup cari duri dan
singkirkan maka dihapus dosa kita oleh Allah. Belum tentu juga! Akan tetapi
disini, niat seseorang berbuat baik tanpa mengharapkan terimakasih dari
orang lain kepada orang yang ia kenal dan orang yang tidak ia kenal. Ini
yang dilihat oleh Allah Swt. Berbeda kalau rumahnya, oooh..ini nanti yang
lewat anak saya, tamu saya yang lewat sini, disingkirkan itu duri tapi jalan
umum siapapun bisa lewat, mungkin musuhnya juga lewat situ barangkali atau
musuh – musuh orang jahat atau hewan binatang buas bisa saja lewat. Lihat!!
perbuatan baiknya yang mau menyelamatkan hamba Allah yang ia kenal dan yang
tidak ia kenal. Sifat seperti ini tentunya muncul terang – benderang pada
Sayyidina Muhammad Saw, manusia yang paling ingin menyelamatkan manusia dari
Kemurkaan Allah adalah Nabiyyuna Muhammad Saw, manusia yang paling ingin
menyelamatkanmu dari api neraka. Bukan Ayahmu, bukan Ibumu, bukan gurumu,
bukan temanmu tapi Sayyidina Muhammad Saw.

 

Laqad jaa’akum rasuulun min anfusikum ‘azizun ‘alaihi ma ‘anittum, hariishun
‘alaikum bil mu’miniina raufurrahim” Telah datang seorang Rasul yang datang
dari bangsa kalian, sangat berat memikirkan apa apa dari musibah yang
menimpa kalian, sangat menjaga kalian dan berlemah lembut kepada orang yang
beriman” QS. At-Taubah : 128. Hadirin – hadirat, jawablah cinta Allah kepada
kita dengan perbuatan baik. Ini makna hadits yang pertama, sekilas saja
karena waktu kita sempit.

 

Lalu selanjutnya Rasul saw bersabda lagi bahwa “syuhada (orang yang mati
syahid) itu ada lima”. Namun ada derajatnya.

 

Yang pertama adalah orang yang sakit perut. Orang yang meninggalnya karena
sakit perut, yang kedua adalah orang yang meninggalnya karena tenggelam,
yang ketiga adalah orang yang meninggalnya terkena reruntuhan bangunan maka
ia pun wafatnya syahid, yang keempat adalah orang yang wafatnya karena sakit
terkena wabah thaa’un dan yang kelima adalah orang yang berjihad
fisabilillah. Kita jelaskan sedikit – sedikit karena waktu kita sempit.

 

Al mabthun (orang yang punya sakit perut). Imam Ibn Hajar Al Asqalani
didalam Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan juga didalam Syarah
Nawawi ala Shahih Muslim bahwa makna “al mabthun” disini adalah termasuk
wanita yang hamil. Wanita hamil wafat dikarenakan kehamilannya maka wafatnya
syahid. Apa artinya syahid? Syahidul Akhirat bukan syahidul dunia. Karena
syahid itu ada syahid addunya (syahid di dunia) ada syahid akhirah (syahid
di akhirat) dan ada syahid fiddunya wal akhirah. Nanti kita perjelas.

 

Yang Pertama Syahid Addunya adalah orang yang berperang di jalan Allah tapi
niatnya bukan karena Allah, karena emosi barangkali atau lainnya. Maka ia
tidak dimandikan, tidak dikafankan dan juga tidak disholatkan karena ia
dianggap sebagai orang yang mati syahid di jalan Allah tapi di akhirat tidak
bersama syuhada. Karena niatnya bukan karena Allah Swt. Ini disebut Syahid
addunya, didunia ia dianggap syuhada tapi adi akhirat tidak.

 

Yang kedua Syahidul Akhirah adalah orang – orang yang wafat di jalan Allah,
terbunuh oleh alam. Diantaranya reruntuhan (Shohibul hadm), reruntuhan itu
termasuk longsor, termauk air bah, ghariq (tenggelam). Dan Imam Nawawi
didalam Syarah Nawawi ala Shahih Muslim menjelaskan bahwa bukan hanya 5
tetapi 7 bahkan ada riwayat tsigah lebih dari itu.

 

Yang mati terbakar, yang mati tenggelam, yang mati karena penyakit yang ada
di perut. yg dimaksud perut dalam syariah itu mana? dari mulai bawah leher
sampai diatas farji. Seperti lambung, usus, jantung, paru – paru, itu sudah
termasuk perut. Dan itu yang wafat karena sakit tersebut wafatnya syahid.
maksudnya syahid ia tidak dihisab oleh Allah Swt. Ringkasnya yaitu mereka
yang wafat seakan – akan dibunuh oleh keadaan, bukan disengaja atau wafat
dalam keadaan sehat wal afiah lantas kemudian wafat diatas ranjang tapi
wafatnya melewati sakit yang teriwayatkan disini yaitu sakit yang ada di
perut atau karena terbakar atau karena tenggelam atau karena terkena
reruntuhan longsor.

 

(dan juga)Al math’un (orang yang terkena wabah thaa’un). Zaman sekarang kita
tidak dengar lagi wabah itu. Wabah Thaa’un itu adalah wabah penyakit demam,
kalau datang menyerang 1 negara, 1 bangsa bisa ribuan yang mati. 1,2,3 hari
wafat, 1,2,3 hari wafat. Itu bergelimpangan manusia kalau wabah thaa’un
datang, biasanya ada yang mengatakan 10 tahun sekali, ada yang mengatakan 11
tahun sekali. Kalau wabah thaa’un datang, itu jenazah, bangkai
bergelimpangan di jalanan. Mereka itu wafatnya syahid kata Rasul saw.

 

Dan yang terakhir adalah Assyahid fisabilillah, ini yang paling afdhol.
Orang yang wafat karena membela agama Allah. Mereka inilah “Syahiduddunya wa
Syahidul Akhirah”. Imam Nawawi mengatakan derajatnya berbeda. jadi jauh beda
antara orang yang wafatnya karena tenggelam atau terbakar atau karena
longsor dibanding orang yang berjihad membela agama Allah. Jauh berbeda!
Sungguh merka jauh lebih mulia dan syahid juga tapi ada tingkatannya lagi.
Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah. Dan para syuhada atau yang
mati syahid ini banyak. Imam Nawawi juga menyebutkan “orang yang membela
kampungnya dari seorang yang akan mengambil hartanya, kalau dia mati maka
matinya syahid juga”. Banyak teriwayatkan, hanya didalam Shahih Bukhari
disebut 5 saja. Demikian secara ringkas.

 

Yang ketiga adalah hadits yang kita baca malam selasa yang lalu yang belum
sempat disyarah. Kebetulan hadits ini juga menukil hadits itu dengan lafadz
yang sama. Rasul saw bersabda “ma fiinnidai wasshaffil awwal” seandainya
manusia itu tahu kemuliaannya ketika shalat berjamaah di shaff yang pertama
Dan apa dari kemuliaan – kemuliaan yang ada pada shalat Subuh diantaranya
adzan dan iqamah. Kalau mereka tahu kemuliaan itu, lalu mereka tidak bisa
mendapatkannya kecuali harus diundi, mereka akan ikuti daripada perundian
itu demi untuk bisa duduk di shaff awal atau menjadi seorang muadzin dan
atau iqamah”. Ini kalau mereka tahu kemuliaannya menunjukkan rahasia
anugerah Allah Swt sangat besar pada perbuatan ini. Dan hadits ini
mengundang kita dari seruan Rasul saw yang membawa kalimat – kalimat yang
paling bercahaya menerangi kehidupan dunia dan akhirat. Agar kita terpanggil
untuk melakukannya. Paling tidak, tidak pernah jadi muadzin, ya belajar.
Tidak bisa di masjid jami, bias di sekolahnya, di tempat kerjanya. Paling
tidak kau suka juga jadi muadzin, kalau tidak jadi iqamahnya. Tapi yang
paling penting shaff awalnya. Shaff pertama masih ada yang kosong, masuk
karena itu kemuliaan yang sangat besar. Sampai Rasul saw berkata kalau
seandainya mereka tahu mereka akan berebutan dan kalau diadakan perundian
untuk itu mereka akan melakukan perundian itu demi bisa mendapatkan jadi
muadzim atau jadi iqamah shalat atau berada di shaff yang pertama.

 

Selanjutnya adalah “law ya’lamuna maa fiittahjiri lastabaqu ilaihi” kalau
seandainya orang – orang itu tahu bagaimana pahalanya mendatangi shalat
dhuhur berjamaah saat panas matahari terik mereka akan keluar semuanya
berlomba – lomba untuk melewati panasnya matahari teris demi untuk mencapai
shalat dhuhur dalam keadaan itu. “Tahjir” dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar
Al Asqalani didalam Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari adalah mendatangi
shalat dhuhur saat panas matahari terik. Kesimpulan ucapan ini adalah
memperdulikan ibadah – ibadah yang berat, halangan – halangan yang muncul ia
tidak perduli dan tetap ia lakukan. Kalau di tempat kita jarang ada matahari
terik tapi ada hujan deras. Demikian hadirin – hadirat.

 

Sama juga, alam yang menghalangi kita adalah cobaan yang besar untuk kita
bisa mencapai kemuliaan. Maka dari itu shalat berjamaah tentunya yang afdhol
atau menghadiri majelis taklim atau majelis dzikir datang hujan. Itu
pahalanya jauh lebih besar kalau seandainya ia tahu kemuliaannya hadir di
majelis taklim sampai kehujanan. Saya lihat, malam, kemarin malam, malam
sebelumnya para sahabat, saudara – saudara kita terus berkumpul disaat hujan
turun dan tidak ada yang meninggalkan tempatnya. Ini menunjukkan besarnya
kecintaan dan keperduliaan kita kepada kemuliaan yang ditumpahkan oleh Allah
dan itu berarti besarnya keinginan Allah menumpahkan Rahmat dan Keluhuran
bagi kita.

 

Yang terakhir, “kalau seandainya mereka itu tahu kemuliaan yang ada pada
shalat berjamaah Isya dan Subuh”. “Laatawhuma walaw habwan” maka mereka akan
datang walaupun dengan merangkak. Mendatangi apa? Shalat Isya berjamaah dan
shalat Subuh berjamaah. Disini, ucapan ini adalah himbauan dari Sang Nabi
saw agar kita melakukan shalat Isya berjamaah dan Subuh berjamaah. Banyak
barangkali ada diantara kita yang masih belum dapat kemuliaan shalat subuh
berjamaah, semoga Allah menjadikan esok hari ini semua tidak ada yang
tersisa kecuali shalat subuh berjamaah.

 

Kita bermunajat kepada Allah Swt, semoga Allah Swt memakmurkan hari – hari
kita. Allah limpahkan kemuliaan dan keluhuran bagi diri kita, Allah tuntun
kita untuk berbuat semakin baik. Ya Rahman Ya Rahim, kami mengadukan keadaan
kami yang demikian lemahnya dari perbuatan ketaatan kepada-Mu. Rabbiy Rabbiy
kami semua bersaudara dan dalam satu kalimat tauhid. Rabbiy kami memahami
satu diantara teman kami yang saudaranya sakit, yang kerabatnya terkena
musibah atau yang terkena dosa yang tidak bisa ia tinggalkan atau ia selalu
terlewatkan dari shalat subuh atau ia selalu berbuat buruk pada
Ayahbundanya. Rabbiy benahi keadaan kami, Ya Rabbiy Ya Rahman Ya Rahim,
inilah munajat, inilah doa. Masing – masing keadaan kami mempunyai
kekurangannya, “khuliqal insanu dhaifaa” manusia diciptakan lemah oleh
Allah. Karena Allah akan memperkuat mereka jika mereka berdoa kepada Allah.
Maka inilah kami berdoa Rabbiy, kami menginginkan kemuliaan,bangkitkan jiwa
kami untuk selalu berbuat mulia. Bangkitkan seluruh sel tubuh kami untuk
selalu asyik berbuat hal – hal yang indah di kehadirat-Mu danpercepat
kemakmuran muslimin dan percepat kehancuran musuh – musuh Islam.

 

Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am,
pastikan kami semua ini merasakan kemakmuran yang dijanjikan oleh Nabiyyuna
Muhammad Saw. Tidak ada muslim yang butuh shadaqah, tidak ada muslim yang
faqir. Saat – saat itu telah dijanjikan oleh Nabi. Rabbiy pastikan kami
semua berjuang mencapai kemuliaan itu dan mencapai kemakmuran bagi muslimin
muslimat. Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram, kami lihat Negara
Adikuasa satu persatu berjatuhan, yang Kau buat miskin, yang Kau buat pecah
– belah maka Rabbiy percepatan kehancuran musuh – musuh muslimin. Dan dukung
kekuatan muslimin.

 

Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am, inilah
doa, inilah munajat. Dihadapan kami pemilhan umum, para calon legislative,
para calon pemimpin di DPRD dan pemimpin Negara. Rabbiy Rabbiy kami titipkan
munajat dan doa kami, kami ingin keadaan muslimin lebih baik dari
sebelumnya. Ya Rahman Ya Rahim siapapun yang akan Kau angkat untuk memimpin
jadikan ia orang yang memiliki jiwa yang mulia yang memperdulikan iman, yang
memperdulikan majelis dzikir, yang memperdulikan Islam, yang peduli terhadap
Islam.

 

Ya Rahman Ya Rahim calon – calon ketua DPRD yang berniat baik semoga
diangkat oleh Allah Swt. Mereka hadir disini sebagai saksi kalau kami
Majelis Rasulullah Saw sudah bosan melihat gambar porno dijalan – jalan, di
televise dan ditempat lainnya. Kami ingin bumi Jakarta lebih baik di tahun
mendatang ini dengan terpilihnya banyak dari calon legislatif yang membela
Islam. Semoga (hal hal buruk itu) ini tidak lagi terlihat di bumi Jakarta.
Ya Rahman Ya Rahim kami tidak menginginkan kekerasan, akan tetapi kami
menginginkan kelembutan dan pembenahan umat dari rakyat yang terendah sampai
pemimpin yang tertinggi mencintai kemuliaan kalimat tauhid, mendukung dakwah
Sayyidina Muhammad Saw. Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram

 

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya
Allah..Ya Allah..

 

Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram, hadirin kita teruskan dengan doa
yang diwasiatkan oleh Guru Mulia kita Alhafidz Almusnid Alhabib Umar bin
Hafidz yaitu “Ya Arhamarrahimin Farij ‘Alalmuslimin”. Ini seakan cuma
qasidah, bukan qasidah ini tapi doa akan tetapi dijadikan qasidah agar kita
lebih asyik didalam dzikir ini. Kalian lihat sendiri maknanya untuk
mendoakan muslimin muslimat dan mendoakan agar munculnya pemimpin yang
membela Islam, pemimpin yang mencintai shalihin, pemimpin yang menegakkan
kebenaran, pemimpin yang menindas kedhaliman. Dan ini adalah doa yang
diajarkan oleh Guru Mulia kita menjelang datangnya pemilu ini. Insya Allah
doa ini kita gemuruhkan terus di majelis – majelis. Allah akan benahi
keadaan bangsa kita khususnya bumi Jakarta dan seluruh wilayah muslimin.
Saudara kita yang me-relay acara ini di Banjarmasin semoga di limpahi
kemuliaan. Di Radio Banjarmasin dan seluruh wilayah lainnya yang turut
meliput danmendengar acara ini di stream www.majelisrasulullah.org semoga
dilimpahi Rahmat dan Keberkahan. Kita berdoa bersama – sama. Faquuluuu
jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah
Laillahailallah Muhammadurrasulullah…

 

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam

 

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

 



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
 Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar 
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:daarut-tauhiid-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:daarut-tauhiid-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    daarut-tauhiid-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke