Bismillaahir Rahmaanir Rahiim

Assalamu'alaikum wa Rohmatulloohi Ta'ala wa Barokatuhu

MERENUNGI KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN
oleh: TIM BULETIN AL ILMU JEMBER 

Setiap jiwa pasti akan menemui ajalnya. Tiada setiap jiwa pun yang kekal
abadi hidup di dunia. Bila ajal telah tiba tak ada yang bisa menghindar dan
lari darinya. Bukan berarti telah berakhir sampai disini. Tetapi telah
berpindah ke alam berikutnya, yaitu alam kubur atau alam barzakh, yang
termasuk bagian dari beriman kepada hari akhir.

Setiap yang telah memasuki alam kubur maka akan mengalami fitnah kubur.
Yaitu ujian berupa pertanyaan dua malaikat kepada si mayit, tentang Rabbnya,
agamanya dan Nabinya. Dari ujian ini akan diketahui apakah dia termasuk
hamba-Nya yang jujur keimanannya sehingga berhak mendapatkan nikmat kubur,
atau apakah dia termasuk yang dusta keimanannya sehingga berhak mendapakan
adzab kubur.
Ini merupakan aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang wajib setiap mu’min untuk
meyakini kebenaran adanya fitnah kubur, nikmat kubur dan adzab kubur.
Termasuk konsekuensi dari beriman kepada Allah SubhanaHu wa Ta’ala dan
Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam adalah meyakini kebenaran apa yang
dikhabarkan di dalam Al Qur’an dan As Sunnah tentang kejadian-kejadian di
alam ghaib. Di awal-awal ayat Al Qur’an Allah SubhanaHu wa Ta’ala
mengkhabarkan ciri orang-orang yang mendapatkan hidayah dan keberuntungan di
dunia dan di akhirat, diantaranya adalah orang yang beriman tentang perkara
ghaib. Allah SubhanaHu wa Ta’ala berfirman (artinya): 
“Orang-orang yang beriman kepada yang ghaib, menunaikan shalat dan
menginfaqkan sebagian yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka pula
beriman kepada apa yang diturunkan kepada mereka (Al Qur’an) dan kitab-kitab
yang diturunkan sebelumnya, serta mereka yakin akan adanya kehidupan
akhirat. Mereka itulah yang mendapat petunjuk dari Rabb mereka dan mereka
itulah orang-orang yang beruntung.” (Al Baqarah: 3-5)

Dalil – Dalil Tentang Fitnah Kubur

Dalil-dalil yang menunjukan adanya fitnah kubur, diantaranya; 
Dalam Al Qur’an firman Allah ?:

íõËóÈøöÊõ Çááøóåõ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ ÈöÇáúÞóæúáö ÇáËøóÇÈöÊö Ýöí ÇáúÍóíóÇÉö
ÇáÏøõäúíóÇ æóÝöí ÇáúÂÎöÑóÉö æóíõÖöáøõ Çááøóåõ ÇáÙøóÇáöãöíäó æóíóÝúÚóáõ
Çááøóåõ ãóÇ íóÔóÇÁõ

“Allah meneguhkan dengan al qauluts tsabit kepada orang-orang yang beriman
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (Ibrahim: 27)

Di dalam ayat di atas menetapkan akan adanya fitnah kubur. Karena Allah
SubhanaHu wa Ta’ala memberikan kemulian kepada orang-orang yang benar-benar
beriman dengan diteguhkannya al qaulul tsabit. Yaitu keteguhan iman si mayit
di alam kubur ketika ditanya oleh dua malaikat. Sebagaimana hadits dari
shahabat Al Barra’ bin ‘Azib radhiyallohu ‘anhu bahwa Rasulullah Shollallohu
‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ÅöÐóÇ ÃõÞúÚööÏó ÇáúãõÄúãöäõ Ýöí ÞóÈúÑöåö ÃõÊöíó Ëõãøó ÔóåöÏó Ãóäú áÇó Åöáå
ÅöáÇøó Çááåõ æó Ãóäøó ãõÍóãøóÏðÇ ÑóÓõæúáõ Çááåö ÝóÐóÇáößó Þóæúáõåõ ÊóÚóÇáóì
: íõËóÈøöÊõ Çááøóåõ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ ÈöÇáúÞóæúáö ÇáËøóÇÈöÊö

“Jika seorang mu’min telah didudukkan di dalam kuburnya kemudian didatangi
(dua malaikat dan bertanya kepadanya) maka dia akan (menjawab) dengan
mengucapkan dua kalimat syahadat:

Ãóäú áÇó Åöáå ÅöáÇøó Çááåõ æó Ãóäøó ãõÍóãøóÏðÇ ÑóÓõæúáõ Çááåö

itulah al qauluts tsabit sebagaimana yang tertera dalam firman Allah
SubhanaHu wa Ta’ala di atas.” (H.R. Al Bukhari no. 1379 dan Muslim no. 2871)

Ayat di atas juga sebagai dalil bahwa peristiwa fitnah kubur ini merupakan
bagian dari hari akhir. Karena Allah SubhanaHu wa Ta’ala menyebutkan
peristiwa fitnah kubur ini dengan lafadz “wafil akhirah” yaitu di hari
akhir.

Demikian pula dari As Sunnah, dari shahabat Al Barra’ bin ‘Azib radhiyallohu
‘anhu yang diriwayatkan oleh Abu Dawud 2/281, Ahmad 4/287 dan selain
keduanya, bahwa Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam mengisahkan
peristiwa fitnah kubur yang akan dialami oleh orang mu’min dan orang kafir.
Keadaan orang mu’min ketika ditanya oleh dua malaikat, maka dia akan
dikokohkan jawabannya oleh Allah SubhanaHu wa Ta’ala. Siapakah Rabb-mu? Dia
akan bisa menjawab: Rabb-ku adalah Allah. Apa agamamu? Dia akan bisa
menjawab: Agamaku adalah Islam. Siapakah laki-laki ini yang diutus kepadamu?
Dia pun bisa menjawab: Dia adalah Rasulullah ? 

(Demikianlah Allah SubhanaHu wa Ta’ala pasti memenuhi janji-Nya sebagaimana
dalam Q.S. Ibrahim: 27 di atas). Sebaliknya keadaan orang kafir ketika
ditanya oleh dua malaikat, maka dia tidak akan bisa menjawab. Siapakah
Rabb-mu? Dia akan menjawab: Hah, hah, saya tidak tahu. Apa agamamu? Dia akan
menjawab: Hah, hah, saya tidak tahu. Lalu siapakah laki-laki ini yang diutus
kepadamu? Dia pun akan menjawab: Hah, hah, saya tidak tahu. 

Demikian pula hadits dari Ummul Mu’minin Aisyah, radhiyallohu ‘anha bahwa
Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ÝóÃõæÍöíó Åöáóíøó Ãóäøóßõãú ÊõÝúÊóäõæúäó Ýöí ÞõÈõæÑößõãú ãöËúáõ Ãóæú
ÞóÑöíúÈñ ãöäú ÝöÊúäóÉö ÇáúãóÓöíúÍö ÇáÏøóÌøóÇáö

“Telah diwahyukan kepadaku sungguh akan ditimpakan fitnah kepada kalian di
dalam kubur-kubur kalian seperti atau hampir mirip dengan fitnah Al Masih Ad
Dajjal.” (H.R. Al Bukhari no. 87 dan Muslim no. 905)
Padahal fitnah Al Masih Ad Dajjal merupakan fitnah terbesar dari
fitnah-fitnah yang terjadi sejak diciptakan Adam sampai hari kiamat nanti.
Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ãóÇ Èóíúäó ÎóáúÞö ÂÏóãó Åöáóì ÞöíóÇãö ÇáÓøóÇÚóÉö ÃóãúÑñ ÃßúÈóÑõ ãöäó
ÇáÏøóÌøóÇáö 

“Tidak ada fitnah yang paling besar sejak diciptakan Adam sampai hari kiamat
dibanding dengan fitnah Dajjal.” (Muslim no. 2946)

Sehingga fitnah kubur itu pun amat ngeri seperti atau hampir mirip dengan
fitnah Dajjal, kecuali bagi orang-orang yang jujur keimanannya. Oleh karena
itu bila si mayit telah dikuburkan maka dianjurkan bagi kita untuk
mendo’akannya. Rasulullah ? bersabda:

ÇÓúÊóÛúÝöÑõæÇ áÃóÎöíúßõãú æóÇÓúÃóáõæÇ áóåõ ÇáÊóËúÈöíúÊó ÝóÅöäøóåõ ÇáÂäó
íõÓúÆóáõ

“Mohonkan ampunan untuk saudaramu, dan mohonkan untuknya keteguhan (iman),
karena sesungguhnya dia sekarang sedang ditanya.” (Shahihul Jami’ no. 476)

Adapun nama dua malaikat tersebut adalah malaikat Munkar dan Nakir,
sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi no. 1071, Ibnu Hibban
no. 780 dan selain keduanya dari shahabat Abu Hurairah ?. Hadits ini
dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah no. 1391.

Dalil – Dalil Adzab Kubur Dan Nikmat Kubur

Setelah mengalami proses fitnah kubur, maka akan mengalami proses
berikutnya, yaitu proses nikmat kubur dan adzab kubur. Bila dia selamat
dalam fitnah kubur maka dia akan mendapatkan nikmat kubur dan sebaliknya
bila ia tidak selamat dalam fitnah tersebut maka dia akan mendapatkan adzab
kubur.
Para pembaca, proses ini pun merupakan perkara ghaib yang harus diyakini
kebenarannya. Karena Allah SubhanaHu wa Ta’ala dan Rasul-Nya telah
mengkhabarkan peristiwa ini di dalam Al Qur’anul Karim dan As Sunnah An
Nabawiyyah. 

Di antara dalil dalam Al Qur’an yaitu firman Allah SubhanaHu wa Ta’ala
(artinya): “…, Alangkahnya dahsyatnya sekiranya kamu melihat diwaktu orang
zhalim (kafir) berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut sedang para
malaikat memukul dengan tangan mereka, sambil berkata: ‘Keluarkanlah
nyawamu.’ Pada hari ini (sekarang ini, sejak sakaratul maut) kamu dibalas
dengan siksaan yang sangat menghinakan. Karena kamu selalu mengatakan
terhadap Allah dengan perkataan yang tidak benar dan selalu menyombongkan
diri terhadap ayat-ayat-Nya.” (Al An’am: 93)

Berkata Asy Syaikh Abdurrahman As Sa’di dalam kitab tafsirnya Taisirul
Karimir Rahman: “Ayat ini sebagai dalil tentang adanya adzab di alam barzakh
dan kenikmatan di dalamnya. Dan adzab yang diarahkan kepada mereka dalam
konteks ayat ini terjadi sejak sakaratul maut, menjelang mati dan sesudah
mati.”

Dalam Q.S. Ghafir ayat ke 46 Allah ? berfirman (artinya): “ (Salah satu
bentuk azdab di alam barzakh nanti) Neraka akan ditampakkan di waktu pagi
dan petang kepada Fir’aun dan para pengikutnya. Kemudian pada hari kiamat
(dikatakan kepada malaikat): Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam adzab
yang sangat keras.” 

Berkata Al Imam Ibnu Katsir Asy Syafi’i: “Ayat di atas merupakan landasan
utama yang dijadikan dalil bagi aqidah Ahlus Sunnah tentang adanya adzab di
alam kubur.” (Lihat Al Mishbahul Munir)
Adapun dalil dari As Sunnah, diantaranya; hadits dari Al Barra’ bin ‘Azib
radhiyallohu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ÇÓúÊóÚöíúÐõæÇ ÈöÇááåö ãöäú ÚóÐóÇÈö ÇáúÞóÈúÑö 

“Mohonlah perlindungan kepada Allah dari adzab kubur (diulangi sampai 2/3
kali).” Kemudian Rasululah Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam berdo’a:

Çááåõãøó Åöäøöí ÃóÚõæÐõÈößó ãöäú ÚóÐóÇÈö ÇáúÞóÈúÑö

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari adzab kubur
(sampai 3 kali).” 
Kemudian Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam menggambarkan keadaan
orang mu’min dengan dibentangkan tikar dari al jannah, dikenakan pakaian
dari al jannah dan dibukakan pintu baginya ke arah al jannah yang
mendatangkan aroma harum, serta diperluas tempatnya di alam kubur seluas
mata memandang. Sebaliknya keadaan orang kafir, maka dibentangkan baginya
tikar dari neraka, dibukakan pintu yang mengarah ke neraka yang mendatangkan
panas dan aroma busuk, serta disempitkan tempatnya di alam kubur sampai
tulang belulangnya saling merangsek. (H.R. Abu Dawud 2/281 dan lainnya)
Dalam riwayat Al Imam Ahmad 6/81 Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda:

ÇÓúÊóÚöíúÐõæÇ ÈöÇááåö ãöäú ÚóÐóÇÈö ÇáúÞóÈúÑö ÝóÅöäøó ÚóÐóÇÈó ÇáúÞóÈúÑö ÍóÞøñ


“Mohonlah perlindungan kepada Allah dari adzab kubur, karena sesungguhnya
adzab kubur itu adalah benar adanya.”

Dalam hadits Ibnu Abbas radhiyallohu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shollallohu
‘Alaihi wa Sallam pernah melewati dua kuburan. Kemudian beliau bersabda:

ÃóãóÇ ÅöäøóåõãóÇ áóíõÚóÐøóÈóÇäö æóãóÇ íõÚóÐøóÈóÇäö Ýöí ßóÈöíúÑò ÃóãøóÇ
ÃóÍóÏõåõãóÇ ÝóßóÇäó íóãúÔöí ÈöÇáäøóãöíúãóÉö æóÃóãøóÇ ÇáÂÎóÑõ ÝßóÇäó áÇó
íóÓúÊóäúÒöåõ ãöäú Èóæúáöåö

“Kedua penghuni ini sungguh sedang mendapat adzab. Dan tidaklah keduanya
diadzab karena melakukan dosa besar. Adapun salah satunya karena berbuat
namimah (adu domba) dan yang kedua karena tidak membersihkan air kecingnya.”
(H.R. Muslim no. 292)

Demikian pula do’a yang ditekankan oleh Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa
Sallam sebelum salam ketika shalat:

Çááåõãøó Åöäøöí ÃóÚõæÐõÈößó ãöäú ÚóÐóÇÈö Ìóåóäøóãó æóãöäú ÚóÐóÇÈö ÇáúÞóÈúÑö
æóãöäú ÝöÊúäóÉö ÇáúãóÍúíóÇ æó ÇáúãóãóÇÊö æóãöäú ÝöÊúäóÉö ÇáúãóÓöíúÍö
ÇáÏøóÌøóÇáö

“Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari adzab jahannam, dari
adzab kubur, dan dari fitnah selama hidup dan sesudah mati, serta dari
fitnah Al Masih Ad Dajjal.” (H.R. Muslim dan selainnya, lihat Al Irwa’ no.
350)

Apakah adzab kubur dan nikmat kubur itu terus menerus? Adapun adzab kubur
bagi orang kafir adalah terus menerus sampai datangnya hari kiamat.
Sedangkan bagi orang mu’min yang bermaksiat, bila Allah SubhanaHu wa Ta’ala
telah memutuskannya untuk mengadzabnya maka tergantung dengan dosa-dosanya.
Mungkin dia diadzab terus menerus dan juga mungkin tidak terus menerus,
mungkin lama dan mungkin juga tidak lama, tergantung dengan rahmat dan
ampunan dari Allah SubhanaHu wa Ta’ala. 

Mungkin pula orang mu’min yang bermaksiat tadi diputuskan tidak mendapat
adzab sama sekali dengan rahmat dan maghfirah Allah SubhanaHu wa Ta’ala.
Semoga kita diselamatkan oleh Allah SubhanaHu wa Ta’ala dalam fitnah kubur
dan dari adzab kubur. 

Para pembaca, semua peristiwa yang terjadi di alam kubur itu merupakan
perkara ghaib yang tidak bisa dinilai kebenarannya dengan logika, analisa
dan eksperimen. Bahkan semua peristiwa di alam kubur itu amatlah mudah bagi
Allah SubhanaHu wa Ta’ala. Karena Allah SubhanaHu wa Ta’ala? memilki nama Al
Qadir Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sehingga peristiwa di alam kubur
harus dinilai dan ditimbang dengan nilai dan timbangan iman. Karena ini
adalah perkara yang ghaib yang tidak bisa dijangkau oleh kemampuan akal dan
logika manusia. Sehingga bila ada manusia yang mati tenggelam dilaut yang
badannya hancur dimakan ikan laut, atau manusia yang mati terbakar sampai
menjadi abu sangatlah mudah bagi Allah SubhanaHu wa Ta’ala untuk
mengembalikannya. 

Marilah kita perhatikan firman Allah SubhanaHu wa Ta’ala (artinya): “Dan
kami (malaikat) lebih dekat kepadanya (nyawa) dari pada kalian. Tetapi
kalian tidak bisa melihat kami.” (Al Waqi’ah: 85)
Ketika malaikat hendak mencabut nyawa seseorang, sesungguhnya malaikat
tersebut ada disebelahnya tetapi ia tidak bisa dilihat oleh mata kepalanya.
Demikianlah kekuasaan dan kagungan Allah SubhanaHu wa Ta’ala yang tidak bisa
diukur dengan logika manusia. 

 

Wassalamu'alaikum wa Rohmatulloohi Ta'ala wa Barokatuhu

 



[Non-text portions of this message have been removed]



===================================================
 Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
=================================================== 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Reply via email to