Sumber: http://www.jkmhal.com/main.php?sec==content&cat==2&id=$70     

Menimbang Harga Kesulitan   

-->Mengapa dalam hidup harus ada kesulitan? Agar kemudahan menjadi punya nilai 
dan makna. Mengapa dalam kehidupan harus ada kesulitan? Agar kemudahan 
menantang untuk dicari, dikejar dan akhirnya dinikmati.

Kesulitan adalah nuansa fluktuatif kehidupan. Yang seharusnya menambah indah 
suasana hidup ini. Agar tidak membosankan. Karena watak manusia selalu bosan 
dengan satu suasana yang tidak berubah. Bukannya kita menantang kesulitan untuk 
datang. Tetapi karena kesulitan adalah suatu kepastian. Hingga kita dituntut 
untuk bisa bersikap positif dalam menghadapinya.

Semua yang diciptakan Allah selalu memiliki makna. Tidak ada yang sia-sia. 
Semuanya menyiratkan pelajaran berharga. Menyimpan rahasia yang tidak luput 
dari sifat kasih sayang Allah untuk hamba-hamba-Nya. Maka inilah ungkapan 
positif yang selalu keluar dari fikiran dan ucapan seorang hamba yang beriman. 
“Ya Allah tidaklah sia-sia apa yang telah Engkau ciptakan, Maha Suci Engkau 
maka jauhkanlah kami dari api neraka. E(QS. Ali Imaran: 191)

Kesulitan dialami semua orang. Tetapi maknanya berbeda-beda. Yang bisa 
menentukan makna itu adalah kita sendiri. Karena kita yang lebih tahu tentang 
diri kita. Sehingga kita dapat meraba mengapa kesulitan itu tiba. 

Berikut adalah makna-makna yang bisa digali dari sebuah kesulitan:

1. KESULITAN SEBAGAI PENEBUS DOSA
Kesulitan itu bisa beragam bentuk dan macamnya. Ada kalanya berupa kematian, 
sakit, kemiskinan, kegagalan, kekecewaan dan sebagainya. Kesemuanya berpungsi 
sebagai penebus dosa untuk mukminin. Tentunya untuk mendapatkan penebusan dosa 
itu harus menyertakan kesabaran dalam menghadapinya. Penyerahan diri yang tulus 
kepada Allah dan ridha dalam menerimanya.

Imam Syafi’i mengajarkan nilai-nilai ini dalam untaian bait syairnya:

Biar hari-hari berbuat semuanya
Dan buatlah hari ini rela ketika taqdir ini tiba
Jangan gelisah dengan kelamnya malam
Karena peristiwa dunia ini tidak ada yang abadi.

Tidak ada manusia yang tak berdosa. Sangat banyak kekhilafan yang pernah kita 
lakukan. Kita sangat butuh ampuanan Allah. Dan kita khawatir akan datangnya 
hari perhitungan amal. Apakah jadinya, kalau kebaikan kita ditimbang dengan 
kejahatan. Kita masih sangat cemas, jangan-jangan amal kejahatan kita masih 
lebih berat. Mungkin saja amal kebajikan kita banyak. Tetapi siapakah yang bisa 
menjamin ada satu diantara sekian banyak yang diterima oleh Allah.

Dengan demikian kalau kesulitan menindih kita, selain sabar cobalah menyisipkan 
rasa syukur. Semoga dengan kesulitan itu Allah berkenan menghapus dosa-dosa 
yang telah lalu.

Ada sebagian orang yang harus terbaring di tempat tidur bertahun-tahun lamanya 
berjuang melawan penyakit. Sebelum akhirnya ia harus mengakhiri hidupnya. Kalau 
dia seorang mukmin, harga mahal yang telah dia bayar akan membuatnya mudah 
menghembuskan nafas yang terakhir. Allah telah mencuci dosanya dengan penyakit 
yang menggerogotinya. Agar kelak menghadap Allah dalam keadaan suci kembali. 
Karena tidak ada yang selamat, kecuali mereka yang menghadap Allah dengan hati 
yang suci.

Kesulitan ibarat bara api yang membakar dosa. Untuk membakar dosa yang besar 
diperlukan bara api yang besar. Maka, anggaplah wajar kalau kesulitan 
bertubi-tubi. Tuduhlah diri sendiri dan instrospeksi harus terus dilakukan.

2. KESULITAN SEBAGAI PENYARING MUTU
Untuk mendapatkan emas yang murni harus dibakar dengan panas yang tinggi. Untuk 
mendapatkan baja maka harus dilebur dulu dalam bara api yang sangat panas.

Mereka yang masih duduk dibangku sekolah, kesulitan ujian adalah merupakan 
bagian dari penyaringan mutu. Mereka yang sudah bekerja, juga perlu disaring 
dengan diberikan tugas-tugas yang sulit untuk melihat siapa yang capable dan 
siapa yang tidak layak.

Hanya manusia-manusia pilihan saja yang bertahan hidup hingga garis finis. Yang 
mampu melampaui rintangan-rintangan kesulitan. Sedangkan yang lemah akan 
terkubur oleh kesulitan dan musibah.

Masalah akhirat juga begitu. Allah akan menyaring hambanya. Tidak dibiarkan 
orang mengaku beriman begitu saja. Keimanan bukan hanya pengakuan lisan yang 
biasa berbohong perlu disaring, agar bersih dari sifat kekufuran dan 
kemunafikan yang tersembunyi.

“Apakah manusia menyangka akan dibiarkan berkata kami beriman, padahal mereka 
belum diuji. Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelummu. E(QS. 
Al-Ankabut: 2)

Dalam perang Uhud yang diikuti oleh sekitar seribu pasukan muslimin, harus 
berkurang 300 orang. Mereka lebih memilih pulang ke Madinah karena mereka tidak 
sanggup menghadapi ujian peperangan. Ya, mereka orang-orang yang munafik. 
Kemunafikan pasti akan gugur di medan ujian.

Maka para nabilah yang paling berat ujiannya. Kesulitan yang mereka hadapi 
sangat besar. Semakin besar keimanan semakin berat ujian kesulitan yang harus 
dihadapi.

Rasulullah ditanya, siapakah yang paling berat ujiannya? Beliau menjawab, “Para 
nabi dan mereka yang mengikuti jejak mereka. E
3. KESULITAN SEBAGAI SIKLUS KEHIDUPAN
Alam ini bergerak sesuai dengan sunatullah. Seluruh alam ini tunduk kepada 
aturan Allah. Bumi akan terus berputar pada garis edarnya. Daun dari tunas, 
tumbuh hijau sejuk dipandang hingga menguning dan kering akhirnya rontok ke 
bumi.

Kesulitan merupakan siklus kehidupan yang pasti akan terjadi. Hanya giliran 
saja yang akan menanti. Kalau hari ini ada kesulitan yang berarti memang 
hari-hari yang lalu sudah kita lalui dengan kenikmatan.

Nabi Ayyub mencoba menengok penyakit yang dialaminya dari sisi kehidupan. Dari 
situ dia mendorongnya hingga memunculkan kesabaran. Ketika isterinya 
mendesaknya agar berdoa agar memohon kepada Allah supaya disembuhkan, beliau 
berkata, “Aku malu kepada Allah, karena sebelum ini aku telah menikmati 
kesehatan lebih lama dari masa-masa sakit. E
Roda kehidupan ini akan terus berputar dan bergilir. “Dan hari-hari itu Kami 
pergilirkan diantara manusia. Ebegitu Allah menjelaskan.

Yang hari ini mendapatkan kesenangan, berarti dia harus bersiap untuk 
menghadapi kesulitan. Dan yang hari ini mengalami kesulitan, berarti dia boleh 
berharap untuk sebuah kesenangan yang akan datang sesudahnya.

4. KESULITAN SEBAGAI ISYARAT AKAN DATANGNYA KEMENANGAN
Hidup ini adalah perjuangan. Dalam pengertian apapun. Seorang suami harus 
berjuang menunaikan kewajibannya. Seorang isteri, seorang mahasiswa, seorang 
karyawan, seorang pejabat. Siapa saja yang menjalani hidup ini, harus mengerti 
bahwa hidup ini adalah medan perjuangan. Perjuangan membutuhkan pengorbanan. 
Tanpa pengorbanan tak akan diraih kemenangan. Kesulitan akan banyak menyita 
waktu, tenaga, potensi dan biaya untuk menyelesaikannya. Ini adalah bagian dari 
pengorbanan.

Seluruh kejayaan dan kemenangan hanya milik Allah. Dan Dia tidak akan 
memberikannya kecuali kepada yang layak menerimannya. Kalau usaha-usaha sudah 
terasa maksimal, tetapi yang datang justru musibah jangan disikapi dengan 
negatif. Justru harus dilihat dari sisi positif.

Perjuangan hidup apapun bentuknya akan melalui fase-fase tertentu hingga 
berlabuh di pantai kemenangan. Diantara fase itu adalah fase fitnah, cobaan dan 
kesulitan. Dan ini adalah fase terakhir sebelum memasuki gerbang kejayaan dan 
kemenangan.

Seorang ulama besar berkata, “Sebarkanlah Islam ini karena Islam ini asing 
dimasyarakat kalian. Jika Islam ini sudah dikenal maka berhati-hatilah, karena 
kalian akan dikejar-kejar, dituduh, difitnah dan dipenjara. E
Allah tidak begitu saja memberikan kemenangan ini dengan harga murah. Kalau 
kemenangan belum juga datang, berarti kita belum layak untuk menerimanya.

Sebelum Islam menggapai keujung dunia, Muslimin di zaman Rasulullah itu harus 
melalui cobaan yang berat. Diasingkan, dituduh, diboikot dan diperangi.

Al-Aqsha hingga hari ini belum juga bebas. Padahal sudah berapa benyak darah 
para syuhada yang tumpah. Berarti harga Al-Aqsha belum tertebus, masih butuh 
lagi syuhada yang lain. Ibarat jarak tempuh, semakin jauh jarak yang dituju, 
harus semakin banyak pula persediaan bensin.

Memang seluruh kehidupan dunia ini adalah perjuangan. Jangan pernah berhenti 
berjuang. Jangan lemah hanya kaki ini berdarah tersandung batu cobaan. Imam 
Ahmad oleh puterannya Abdullah, “Wahai ayah, kapan engkau istirahat? EBeliau 
menjawab, “Ketika sebelah kaki ini sudah menginjak surga. E
Jadi, Kesuilitan bisa jadi merupakan kabar gembira dan isyarat kemenangan.

5. KESULITAN ADALAH HARGA SURGA
Surga itu mahal. Kata-kata itu diulang nabi sampai tiga kali. Karena keindahan 
dan kenikmatannya belum pernah dirasakannya dan berdetik terdetik sedikitpun di 
hati manusia.

“Apakah kalian mengira akan mesuk surga, sedangkan kalian belum merasakan apa 
yang dirasakan oleh orang-orang sebelum kalian. Dulu mereka ditimp, peperangan 
dan goncangan. Hingga rasul dan orang-orang yang kemiskinan, peperangan dan 
goncangan. Hingga Rasul dan orang-orang yang bersamanya berkata, ‘Kapankah 
pertolongan Allah tiba. EIngatlah pertolongan Allah itu dekat. E
Surga tidak mudah begitu saja diraih. Cobaan akan terus bergulir. Hingga 
benar-benar melahirkan mukmin yang bersih. Karena surga tidak mungkin mereka 
yang kotor. Kesulitan akan membersihkan noda-noda dosa. Menyaring siapa yang 
berhak mendapatkan kebahagiaan surga dan siapa yang tidak layak mendapatkannya. 
Amr bin Jamuh berkata kepada Rasulullah dalam perang Uhud, “Ya Rasulullah aku 
ingin menginjak surga dengan kakiku yang pincang ini. E
Kesulitan itu beragam maknanya. Setiap terjadi kesulitan, mari kita lihat apa 
makna yang tersirat dibaliknya. Agar kita mengerti, bahwa dibalik kesulitan itu 
ada harga dan nilai yang sangat berharga.[]

die *Majalah Tarbawi*
Edisi 51 Th.4/23 Januari 2003

                




===================================================================
        Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=================================================================== 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke