Perang Al-Furqan, Perang Pertama Palestina - Israel  
      [ 11/01/2009 - 10:28 ]  
        



      Muhammad Abu Rasyid 

      Setelah 14 hari perang Al-Furqan digelar, militer Israel tidak berhasil 
mewujudkan 5 prioritas yang mereka inginkan; yakni target politik dan target 
militer. Kecuali hanya membunuh sebanyak mungkin warga sipil dan anak-anak. 
Roket perlawanan Palestina makin gencar menyerang Israel. 

      Pasukan Israel menyerang wilayah-wilayah kosong dan sudut kota. Sejak 
Senin pekan lalu Israel berusaha merangsek masuk Jalur Gaza namun menghadapi 
perlawanan Palestina yang sangat tangguh. Perang ini telah memberikan pengaruh 
besar di level politik dan militer. Militer Israel terus menyerang sipil 
Palestina dan tidak akan bisa keluar dari dilematisnya sekarang kecuali apabila 
komitmen dengan syarat-syarat gencatan senjata; yakni membuka 
perlintasan-perlintasan di sekitar Jalur Gaza terutama Rafah. 

      Perang Al-Furqan (Pembeda) adalah perang pertama Palestina dengan Israel: 

      -         Ini perang antara dua pihak; pihak yang menyerang yakni Israel 
dan pihak yang membela diri yakni pasukan perlawanan Palestina terutama Hamas. 
Operasi sebelumnya hanya operasi "fidaeyah" serangan atau pembelaan lokal, 
namun tidak berujung kepada perang. 

      -         Pertama kalinya Israel berusaha menyerang wilayah Palestina dan 
gagal. Semua kejahatan Israel sejak tahun 1948 dan sebelumnya dimana Yahudi 
menyerang dan menguasai sejumlah wilayah dikosongkan dari warga Palestina 
dengan membunuh atau dengan mengusirnya. Bahkan hingga pada saat dibentuk 
pasukan organisir yang bertanggungjawab menjaga wilayah Palestina seperti 
pasukan Mesir, mereka tidak bertahan baik di tahun 1956 atau 67. 

      -         Dalam perang ini pihak Palestina berpegang teguh kepada Allah, 
kemudian terhadap kepercayaan diri. Di level militer, kita dicengangkan oleh 
faksi-faksi perlawanan dalam produksi senjata mereka secara lokal. Jenisnya 
banyak dan jarak tempuhnya dikembangkan. Hebatnya, itu dikembangan di bawah 
tanah dan tanpa bantuan ahli dari Jerman atau lainnya. Bahkan tanpa memotong 
dan memangkas anggaran pendidikan dan kesehatan. Sungguh sebuah kebanggan baik 
Palestina, Arab dan Muslim. 

      -         Roket-roket perlawanan Palestina sudah menembus wilayah-wilayah 
Israel yang menciptakan krisis seperti di Asqelan, Asdod, Berseba. Kota-kota 
ini belum pernah merasakan pahit perang sejak dulu. Tiba-tiba kota-kota ini 
digempur dengan 700 - 800 roket pertama kali. Aktifitas bisnis dan pendidikan 
dihentikan segera. Bahkan ini pertama kalinya dalam konflik Arab Israel dimana 
roket Palestina bisa menembus ke pangkalan udara militer Israel Hatsarem dan 
Tel Nov, pangkalang militer udara Israel terbesar. Israel tidak pernah 
bermimpin roket Palestina menembus kota-kota itu. 

      -         Ketegaran rakyat Palestina tidak pernah setegar ini. Ya, 
manusia pasti menangis karena kehilangan kekasihnya dari keluarga dan 
anak-anak. Namun itu bukan tangis keluh kesah, penolakan dan penyesalan. Kita 
tidak pernah dengar seorang warga Palestina mengatakan "kenapa kita tidak 
memperpanjang gencatan senjata" mereka tidak pernah mengecam dan mencela 
perlawanan Palestina. Mereka menuduh Hamas bertanggungjawab sama saja menuduh 
rakyat Palestina. 

      -         Ini pertama kalinya dalam konflik Arab Israel dimana rakyat 
Palestina tidak peduli dengan keputusan DK PBB. Pertama kali Palestina dan Arab 
belajar keputusan DK PBB adalah keputuan 242 dan 194 dan lain-lain. Namun kali 
ini, perlawanan Palestina terutama Hamas menyambut keptuusan ini dengan dingin 
dan menyatakan bahwa hal itu tidak sesuai dengan cita-cita rakyat Palestina. 
Sementara Abbas yang habis masa jabatannya sejak 9 Januari 2009 dan 
antek-anteknya menyambut keputusan itu dengan menyambutnya dengan baik. 

      -         Sikap pemerintah Arab resmi berbeda kali ini. Tidak ada 
dukungan tidak dana. Yang bisa mereka lakukan hanya ke DK PBB. Keluarnya 
keputusan DK PBB bukan sebuah capaian. Setelah sepekan ramai di DK PBB, Menlu 
AS tidak melibatkan Amr Mosa dan Menlu Qatar dalam pertemuan DK PBB. 

      -         Sementara Mesir, kalau tidak diberitahu soal detail peristiwa 
perang, mereka tidak akan mengumumkan perang dari kantor presiden. Kalau Mesir 
tidak menutup Rafah maka kita tidak akan percaya bahwa Mesir mengatakan kepada 
delegasi Eropa bahwa Hamas tidak boleh menang. Mesir menegaskan bahwa hak 
Israel untuk menyetujui siapa yang masuk ke Jalur Gaza. Artinya menurut Mesir, 
Israel memiliki hak terhadap orang yang masuk Jalur Gaza. Mesir melarang di 
saat perang masuknya sipil ke wilayah mereka dan ini bertentangan dengan 
undang-undang inetrnasional. Anehnya, Menlu Mesir menyatakan akan mematahkan 
kaki warga Palestina yang masuk melalui perbatasan. Mesir hanya menunggu 
hancurnya Hamas. (bn-bsyr)
     


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke