Rahmatan lil 'alamin
  **Thursday, 20 October 2011
 Hamid Fahmy Zarkasyi

Tidak lama setelah Nabi wafat umat Islam “mengusir” tentara Romawi dan
“menduduki” Syria. Di zaman Umar Ibn Khatab kekaisaran Persia “ditaklukkan”
dan Palestina “dikuasai”. Pada awal abad ke delapan Spanyol dibawah
kerajaan Hispania yang dikuasai oleh orang Kristen Visigoth “ditundukkan”
oleh Tariq bin Ziad. Di Mesir Muslim dibawah komando Amr bin al-As “memukul
mundur” pasukan Byzantium dan “mengusai” orang-orang Kristen Coptic. Pada
abad ke 15 Konstantinople, salah satu bagian dari kekaisaran Romawi
“ditaklukkan” panglima muda al-Fatih. Di dunia Melayu umat Islam “mengusir”
kepercayaan animism, dinamisme dan agama-agama kultural lainnya.

Istilah-istilah mengusir, menduduki, menaklukkan, menguasai, mendesak dan
sebagainya adalah bahasa politik dan bersifat negatif.  Tapi apa yang
sebenarnya terjadi jauh dari kesan itu. Sebab ketika Islam masuk Syria
orang-orang Kristen yang merasa selamat dari Romawi dan Yunani. Michael the
Elder, Patriach dari Jacobus mengakui “Tuhan telah membangkitkan
putera-putera Ismail dari Selatan (maksudnya Muslim) untuk menyelamatkan
kita dari Romawi”.

Ketika pasukan Muslim dibawah pimpinan Abu Ubaidah mencapai lembah Jordan,
pendukuk Kristen setempat menulis surat kepadanya. Isinya “kami lebih
bersimpati kepada suadara daripada orang-orang Romawi, meskipun mereka
seagama dengan kami… Pemerintah Islam lebih adil daripada pemerintah
Byzantium”.

Pada waktu Umar memasuki Yerussalem ia menandatangai perjanjian. Diantara
isinya:”…gereja tidak akan dirubah menjadi tempat kediaman, tidak akan
dirusak, ….salib-salib atau harta mereka tidak akan diganggu…dan tidak
seorangpun diantara mereka akan dianiaya”. Orang tidak pernah konflik
dengan umat Kristen. Justru konflik antar sekte di di Gereja Holy
Sepulchre, atau the Church of the Resurrection didamaikan orang Islam.

Abdul Aziz Marwan Gubernur Mesir memberi izin orang-orang Kristen pegawai
istana untuk mendirikan gereja di Halwan. Di Andalus Islam, Kristen dan
Yahudi hidup damai bertahun-tahun. Seorang specialist sastra Iberia di
Universitas Yale, Maria Rosa Mencoal dalam karyanya berjudul The Ornament
of the World (2003) berterus terang. Ia menulis "Toleransi merupakan aspek
melekat pada masyarakat Andalus dan nasib non-Muslim lebih baik daripada
dibawah Kristen Eropah”. Tapi berakhirnya kekuasaan Islam, berakhir pula
toleransi itu.

Jika fakta-fakta ini dicermati, istilah menguasai, menaklukkan, mengusir
dan bahkan menjajah tidak layak untuk dipakai. Yang lebih cocok, sesuai
dengan namanya, Islam ‘menyelamatkan’ atau ‘membebaskan’ bangsa-bangsa
tertindas. Maka tidak heran jika Thomas Arnold dalam bukunya The Preaching
of Islam menyatakan:” Kemenangan kaum Muslimin berarti kebebasan beragama
(bagi non-Muslim), sesuatu yang telah berabad-abad mereka dambakan”.
Anehnya Bernard Lewis menganggap toleransi dalam Islam tidak ada asal
usulnya.

Rahmat Islam yang lain ada dalam keseluruhan ajarannya. Syariatnya menjaga
jiwa, keturuan, agama, harta dan akal manusia dari kehancuran. Ritual
peribadatannya menyentuh aspek jiwa dan raga, aspek sosial dan individual,
aspek spiritual dan material. Prinsip hidupnya seimbang tidak materialistis
dan tidak spiritualistis, tidak melulu dunia atau melulu kherat. Sayyid
Qutb mensifatinya dengan istilah tawazun. Penghargaannya pada orang kaya
dan orang miskin, wanita dan laki-laki sama meski tidak harus memakai teori
gender dan diklaim sosialistis atau feministis.

Konsep tuhannya “transenden” artinya jauh dan tak terjangkau. Tidak serupa
apapun, karena itu tidak bisa diberhalakan. Tapi juga “immanen”, lebih
dekat dari urat nadi kita.  Dan yang terpenting Allah dalam Islam bersifat
Alim (Maha Tahu). Karena itu wahyu yang diturunkanNya sarat dengan perintah
berfikir dan mencari ilmu. Dari kitab suci itu pula lahir berbagai disiplin
ilmu. Ulum al-Qur’an, Tafsir, Hadith, Fiqih, Kalam, tasawwuf, mawarith,
Nahwu dan Sarf lahir dari sebab memahami al-Qur’an.
Inilah rahasianya mengapa umat Islam menjadi rahmat dunia dengan ilmu.
Dengan ilmu dan iman khazanah ilmu pengetahuan Yunani, Persia, India, Mesir
dan sebagainya dihidupkan. Dari India Muslim menemukan angka nol. Asas bagi
matematik dan ilmu computer masa kini. Di Persia Ibn Syatir mengembangkan
astronomi yang buku-bukunya menginspirasi Copernicus menemukan teori
heliosentrisme. Di Baghdad Ibn Haitham menemukan teori optic, tanpa teori
ini camera tidak akan pernah wujud.

Di zaman Umayyah di Spanyol dan Abbasiyah di Baghdad budaya ilmunya sangat
tinggi. Di Cordoba saja terdapat 75 perspustakaan. Lebih ramai dari mall di
zaman postmodern. Di Baghdad koleksi seorang ulama mencapai 400.000 judul
buku. Menjadi ulama lebih bergengsi daripada menjadi pengusaha. Inilah
peradaban ilmu.

Tapi ilmu bukan sekedar ilmu, tapi juga menjadi amal alias teknologi. Di
Spanyol irigasinya waktu itu tercanggih di dunia. Hasil panennya memberi
makanan orang Spanyol yang kelaparan dan tertindas.  Tata kotanya tidak ada
duanya di Eropah. Menurut Tertius Chandler dalam, Four Thousand Years of
Urban Growth: An Historical Census populasi Cordoba waktu itu sekitar
500.000, mengalahkan Konstantinopel. Kemakmurannya mengalahkan penduduk
Eropah. Sain dan teknologi yang lahir karena inspirasi al-Qur’an dan
kecerdasan jiwa-jiwa yang beriman dan bertawhid. Itulah “misykat” kehidupan.

Tauhid inilah yang digambarkan dalam surah Ibrahim (24-25) sebagai “kalimat
tayyibah” (kalimat yang baik), dan peradaban ilmunya sebagai “syajarah
tayyibah” (pohon yang baik). Pohon itu memberi makan atau menghidupi orang
pada setiap musimnya, dengan izin Tuhannya. Tujuannya satu “agar mereka
ingat” nikmat Tuhannya. Tapi begitulah manusia, banyak yang telah memakan
buah (baca rahmat) peradaban Islam dan banyak yang tidak ingat. Allah Maha
Benar.
http://www.insistnet.com/index.php?option=com_content&view=article&id=277:rahmatan-lil-alamin&catid=2:hamid-fahmy-zarkasyi

-- 
Satriyo

"Don't be so quick to judge, you never know when you might just find
yourself walking in that person's shoes"


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
 Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar 
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    daarut-tauhiid-dig...@yahoogroups.com 
    daarut-tauhiid-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    daarut-tauhiid-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke