Rintihan Seorang Istri

By: Muhamad Agus Syafii

Rintihan seorang istri dalam doa, memohon pertolongan pada Allah adalah 
keajaiban yang bisa menyelamatkan rumah tangga. Tanpa disadari air mata 
mengalir membasahi pipi dan hatinya, merasakan kesedihan yang sangat mendalam. 
Hatinya telah ditekan hingga batas ambang ketidaksanggupan untuk dipikulnya. 
Seorang ibu merasakan semua yang ada dalam hidupnya menjadi hampa dan apa yang 
dilakukanna tidak membawa perubahan apapun.  Keputusasaan menghampiri dirinya, 
kehilangan gairah untuk hidup, tidak memiliki semangat lagi untuk bekerja 
maupun untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Semua yang ada dihadapannya 
hanyalah pandangan kosong belaka yang terhimpit oleh kesulitan. Bertahun-tahun 
dalam pernikahannya hanya menerima perlakuan kasar dari suami. Sebagai istri 
berusaha untuk bertahan dari makian dan pukulan suami.

Namun menginjak usia perkawinan ditahun kelima hatinya mulai goyah. Kepahitan 
hidup seolah tiada pernah berakhir. Putrinya yang dicintainya jatuh sakit 
sementara tabiat suami tidak berubah. 'Ya Allah, sampai kapan semua ini akan 
berakhir?' ucapnya merintih, hatinya terasa perih. Terbayang kehidupan pada 
masa kecil yang bahagia bersama kedua orang tuanya yang selalu mendidik agar 
kokoh imannya, menginjak dewasa dan bekerja membuat dirinya terbuai oleh 
kenikmatan duniawi menjadi lupa diri. Sampai kemudian menikah dengan pujaan 
hatinya. Perkawinan ternyata tidak seperti yang diharapkan. Kebahagiaan 
dirasakan hanya sebentar setelah itu datang cobaan bertubi-tubi. Dalam 
kesendirian merenungkan perjalanan hidupnya, menyadari sudah sejak lama jauh 
dari Allah, terpuruk dalam pergaulan yang salah. Sholat lima waktu tidak pernah 
dikerjakan dengan baik. Hidupnya menjadi terasa hampa. Tersadar akan kesalahan 
yang dilakukan membuat dirinya semakin mendekatkan diri
 kepada Allah dengan lebih tekun mengerjakan sholat lima waktu. Itulah yang 
membuatnya berkenan datang ke Rumah Amalia, beliau bershodaqoh untuk Rumah 
Amalia agar keluarga selamat dari ambang kehancuran.

Kesabaran dan daya tahan yang kuat  menjalani cobaan hidup akhirnya membuahkan 
hasil. Disaat Allah memulihkan hidupnya, beliau mendapatkan anugerah yang lebih 
banyak daripada sebelumnya. Putrinya yang terbaring sakit di Rumah Sakit sudah 
dinyatakan sembuh dan boleh pulang. Suami yang selalu pulang dalam kondisi 
mabuk, sudah tidak lagi. Bahkan sudah mau mengerjakan sholat lima waktu dan 
lebih banyak waktu yang dipergunakan untuk berkumpul bersama keluarga di Rumah. 
Keberkahan demi keberkahan datang menyirami bagaikan air hujan yang turun dari 
langit. Allah mengabulkan doanya. Secercah harapan tentang keluarga bahagia 
akhirnya terwujud, hanya saja membutuhkan kesabaran cinta yang besar untuk 
mewujudkannya.  "Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala 
macam kesusahan." (QS. al-An'am :64).

---
Sahabatku, yuk..aminkan doa ini agar keluarga kita menjadi keluarga sakinah 
mawaddah warahmah. "Rabbana hab lanâ min azwâjinâ wa dzurriyyatinâ qurrata 
a’yunin waj-’alnâ lil-muttaqîna imâmâ." Artinya, Ya Tuhan kami, anugerahkan 
kepada kami, pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami, dan 
jadikan kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Furqan: 74).

Wassalam,
Muhamad Agus Syafii
--
Sahabatku yang "single" ingin segera menikah. Bersabarlah! Memohon kpd Allah 
agar diberikan jodoh yg terbaik. Insya Allah, keluarga sakinah mawaddah 
warahmah segera terwujud. yuk..hadir pada kegiatan  "Berkah Ramadhan Bersama 
Amalia" (BELIA) Ahad, 29 Juli 2012. jam 4 s.d 6 sore di Rumah Amalia. Bila 
berkenan berpartisipasi: pakaian baru, buku bacaan, paket sembako, peralatan 
sholat, konsumsi berbuka puasa. Silahkan kirimkan ke Rumah Amalia. Jl. Subagyo 
IV blok ii, no. 24 Komplek Peruri, Ciledug. Tangerang 15151. Partisipasi anda 
sangat berarti bagi kami. Info: agussya...@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 431, 
http://agussyafii.blogspot.com/



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke