Sumber:http://www.jkmhal.com/main.php?sec==content&cat==2&id="55     Riyadhah 
An-Nafs   

-->Rasulullah SAW., bersabda, “Kita kembali dari jihad paling kecil ke jihad 
paling besar. E
Ketahuilah, bahwa jiwa memiliki kotoran yang harus dibersihkan. Dengan cara itu 
engkau sampai kepada kebahagiaan abadi dan kedekatan kepada Allah SWT. 

Keutamaan Akhlak yang Baik
Rasulullah SAW., bersabda, “Sesungguhnya akhlak yang baik melelehkan kesalahan 
sebagaimana matahari melelehkan es. E
Abdurahman Samarah berkata: Kami berada disisi Rasulullah SAW. Maka beliau 
bersabda, “Tadi malam aku melihat suatu yang sangat mengherankan. Aku melihat 
dari seseorang umatku berlutut, sementara antara dirinya dan Allah terdapat 
tabir. Maka akhlak yang baik datang dan membawanya masuk kepada Allah SWT. E
Akhlak yang Baik dan Akhlak yang Buruk
Di katakana bahwa Fulan mempunyai akhlak yang baik (husn al-khulq) dan rupa 
yang baik (husn al-khalq). Yakni, lahir yang baik dan batin yang baik. Maka 
lahir yang baik adalah keindahan, sebagaimana yang engkau ketahui, dan batin 
yang baik adalah penguasaan sifat-sifat terpuji terhadap sifat-sifat tercela. 
Perbedaan pada batin lebih besar daripada perbedaan pada lahir. Hal itu 
ditunjukkan dengan firman Allah SWT. “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia 
dari tanah. Maka ketika telah Ku sempurnakan kejadiannya dan kutiupkan 
ruh-Ku... E(QS. Shad (38): 71). Allah mengingatkan bahwa rupa lahirnya 
terbentuk dari tanah, dan rupa batinnya terbentuk dari alam urusan Allah SWT.

Makna akhlak yang baik adalah rupa batin yang baik. Maka dengan kadar 
terhapusnya dari sifat-sifat tercela, teguhlah gantinya sifat-sifat terpuji, 
itulah akhlak yang baik (husn al-khulq). Kesempurnaan akhlak yang baik ini ada 
pada Rasulullah SAW., karena beliau dalam makna ini telah mencapai tingkatan 
kesempurnaan. Rasulullah SAW., telah bersabda, “Baguskanlah akhlak kamu. E
Beliau mengingatkan bahwa akhlak itu dapat diubah dengan tindakan. Maka 
hendaklah engkau berusaha menundukkan kemarahan, syahwat, dan kejahatan. Semua 
sifat ini adalah petunjuk dari syariat. Jika engkau melakukan hal itu, maka 
tujuan telah dicapai. Hal itu dilakukan dengan kesungguhan dan kesabaran atas 
sesuatu yang engkau tidak senangi agar setelah itu menjadi kebiasaan. 
Rasulullah SAW., bersabda, “Kebaikan itu kebiasaan. E
Barangsiapa yang pada asalnya fitrahnya tidak ada, misalnya, kedermawanan, maka 
biasakanlah hal itu walaupun dengan memaksakan diri.

Demikian pula apabila ia tidak diciptakan sebagai orang yang mempunyai sifat 
rendah hati, maka lakukanlah hal itu (rendah hati) walaupun dengan memaksakan 
diri, sehingga menjadi terbiasa. Seperti itu pula sifat-sifat yang lainnya 
diobati dengan kebalikannya hingga tercapai tujuan. Maka kelanggengan dalam 
beribadah dan mengingkari syahwat akan membaguskan rupa batin dan diperoleh 
keridhaan Allah SWT. Rasulullah SAW., bersabda, “Sembahlah Allah dalam 
kesenangan jika engkau tidak mampu, maka lakukanlah dalam kesabaran terhadap 
yang engkau benci. Maka engkau memperoleh kebaikan yang banyak. E
Pada permulaannya adalah sabar hingga menjadi senang karena asal fitrah 
menuntut rupa batin yang baik. Hal itu ditunjukkan dengan sabdanya, “Satu 
kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat, Ekarena ia sesuai dengan asal 
fitrah.

Perincian Jalan Menuju Penempaan Akhlak
Kita telah mengetahui mengobati sakit tubuh adalah dengan mempertemukan sesuatu 
dengan lawannya. Demikian juga dalam penyakit hati. Hal itu berbeda untuk 
setiap individu, karena watak itu berbeda. Guru bagi suatu kaum adalah seperti 
nabi bagi umatnya.

Ia melihat keadaan murid, maka ia mengetahui sifat-sifat yang menguasainya dan 
apa yang sebaiknya diobati. Pada mulanya ia menyibukkannya dengan ibadah, 
membersihkannya dan menyucikan pakaian, mengerjakan shalat dan berdzikir kepada 
Allah SWT., dalam kesendirian. Dengan cara itu tampak aibnya yang tersembnyi 
seperti tersembunyinya api didalam batu.

Jika pada dirinya terdapat kelebihan harta, diambil darinya dan dibelanjakan 
kepada orang-orang yang bersih hatinya, untuk mengosongkan hatinya. Kekosongan 
hatinya merupakan asal. Kemudian, kekosongan hati orang lain dan pikirannya 
dengan hartanya yang dibantu keinginan kuat. Maka dimudahkan baginya untuk 
mencapai tujuannya dengan berkah keinginan kuatnya. Di antara cara menempa 
akhlaknya adalah menguasakan sebagian sifat terhadap sifat yang lain. Maka ia 
menyukai kedermawanan dan kemurahan dengan perantaraan riya Euntuk meninggalkan 
kebakhilan, serta cinta dunia dan menghimpunnya. Ia meninggalkan kemarahan dan 
syahwat untuk memperoleh kesucian diri. Kemudian setelah itu ia, ia menghadapi 
riya E dan mengekangnya dengan kekuatan agamanya yang diperoleh selama 
penempaan (riyadhah) dan penyerahan diri kepada Allah SWT., serta dengan 
mengobati diri dengan sungguh-sungguh dan terus-menerus.

Di kisahkan bahwa ada seorang ulama yang merasa malas untuk bangun pada 
sebagian malam. Maka ia membiasakan berdiri pada kepalanya selama satu masa. 
Maka ia menjadi senang berdiri diatas kaki, dan beruntunglah ia.

Mengenal Aib Diri
Rasulullah SAW., bersabda, “Apabila Allah menghendaki suatu kebaikan pada hamba 
, maka Dia menampakkan padanya aib-aib dirinya. E
Pengenalan ini memiliki beberapa cara yang paling baik adalah duduk dihadapan 
salah seorang guru dan menyibukkan diri dengan apa yang diperintahkannya. Maka 
ketika itu kadang-kadang tersingkap olehnya aib-aibnya dan kadang-kadang pula 
gurunya yang menyingkapnya kepadanya. Ini merupakan cara terbaik dan paling 
utama. Hanya saja cara ini sudah jarang dilakukan pada masa kini. Cara lain 
adalah mencari seorang sahabat yang shalih dan mengetahui segala rahasia 
masalah ini. Maka ia bersahabat dengannya dan menjadikannya pengawas terhadap 
dirinya agar mengamati ikhwal dirinya dan mengingatkannya atas aibnya. 
Demikianlah yang dilakukan para pemuka agama.

Umar ra. berkata, “Semoga Allah mengasihi orang yang menunjukkan padaku aibku. 
EUmar bertanya mengenai aibnya kepada Salman ketika ia datang kepadanya. Umar 
berkata, “Apa yang telah sampai kepada dirimu tentang diriku yang engkau benci? 
ESalman menolak menjawab pertanyaan tersebut, namun Umar mendesaknya. Maka 
Salman berkata, “Aku mendengar bahwa engkau mengumpulkan dual auk dalam satu 
hidangan, dan bahwa engkau mempunyai dua pakaian, satu pakaian untuk malam dan 
satu lagi untuk siang. ELalu Umar berkata, “Apakah masih ada lagi yang sampai 
kepadamu selain yang dua itu? ESalman menjawab, “Tidak. EUmar berkata, “Adapun 
yang dua itu aku telah mencukupkannya. E
Umar juga pernah bertanya kepada Hudzaifah ra: tentang orang-orang munafik, 
Apakah engkau melihat pada diriku tanda-tanda kemunafikan? EDemilkianlah Umar 
wlaupun memiliki keagungan pangkat dan ketinggian kedudukan, namun ia tetap 
mencela dirinya.

Jika engkau tidak mendapatkan sahabat, maka dengarlah perkataan orang yang 
hasad. Janganlah engkau menghalangi orang yang hasad mencari aib-aibmu dan 
menambahinya. Maka ambillah faedah darinya, dan celalah dirimu pada setiap aib 
yang dituduhkan kepadamu. Janganlah engkau marah jika seseorang mengingatkanmu 
terhadap salah satu aib. Aib itu adalah ular dan kalajengking yang menggigitmu 
didunia dan akhirat. Maka barangsiapa yang mengingatkanmu bahwa ada ular pada 
pakaianmu, maka terimalah kebaikan darinya. Jika engkau marah kepadanya, itu 
menunjukkan kelemahan keimananmu terhadap akhirat. Tetapi jika engkau mengambil 
faedah darinya, itu menunjukkan kekuatan imanmu.

Ketahuilah, bahwa kebencian selalu menampakkan keburukan-keburukan (orang yang 
dibencinya). Maka kekuatan iman memberikan faedah ini kepadamu. Yaitu engkau 
mengambil keuntungan dari celaan orang-orang yang hasad kepadamu.

Isa as. ditanya, “Siapakah yang mendidikmu? EIa menjawab, “Tidak ada seorangpun 
yang mendidikku.Tetapi aku melihat kebodohan orang bodoh, maka aku menjauhinya. 
E
Ketahuilah, bahwa apa yang telah kami sebutkan, jika engkau mencermatinya, maka 
terbuka bagimu mata yang memberikan manfaat kepadamu. Jika engkau tidak 
dikaruniai, maka tidak kurang dari keimanan dan kepercayaan. Yang pertama 
adalah keimanan, kemudian ketercapaian. Allah SWT berfirman, “Niscaya Allah 
akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang 
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. E(QS Al-Mujadilah (58): 11). 
Ketakwaan adalah modal dalam mendapatkan amalan-amalan ini Allah SWT. 
berfirman, “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan 
baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka 
(QS. Al-Thalaq (65): 2-3).[]

die *Mutiara Ihya Ulumuddin*
Al-Ghazali
                




===================================================================
        Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=================================================================== 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke