Sempat Mengaku Atheis di Hadapan Ibunya 
Harian Surya - Senin, 08 September 2008 
 
MALANG-Hidayah tak akan datang begitu saja. Perlu proses penggalian terus 
menerus hingga akhirnya mampu menemukan jati diri Islam yang sesungguhnya. Bagi 
Ratna Indraswari Ibrahim, proses pencarian Tuhan diawalinya dengan menganalisa 
berbagai fenomena alam yang sederhana hingga cakupan logika tingkat tinggi.   

Siapa yang tak kenal Ratna Indraswari Ibrahim, penulis cerpen dari Kota Malang, 
yang mampu memaparkan berbagai masalah dalam cerpennya secara lugas. 
Karya-karyanya  menunjukkan bahwa Ratna seorang penulis yang matang dan 
berpengalaman. Namun dalam perjalanan spiritual, Ratna ternyata pernah menempuh 
jalur “kiri”.

“Saya atheis.” Klaim itu sempat terlontar dari mulut Ratna di hadapan 
Ibundanya, Siti Bidasari Ibrahim Binti Arifin. Namun sang ibu yang terlahir 
dari keluarga Minang (Sumatera Barat) itu justru hanya menanggapinya dengan 
senyuman.

“Waktu itu saya baru saja jadi mahasiswa di Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) di 
Unibraw. Mungkin kalau orangtua lain akan mengusir saya dari rumah, karena 
telah mengingkari keangungan Allah,” kenang Ratna, saat ditemui Surya, Jumat 
(5/9) lalu.

Semenjak itu Ratna jauh dari Islam. Di saat para saudaranya menjalankan ibadah 
Ramadan pun, Ratna tetap kukuh pada prinsip Atheisnya.

Namun perhatian keluarga dan kearifan sang ibu yang terus menunjukkan indahnya 
Islam secara perlahan membuat hati Ratna tergerak kembali. 

Perubahan memang tidak datang begitu saja. Ratna remaja yang kritis, mulai 
membuka diri dan pemikiran untuk menganalisa seluruh kejadian alam melalui 
logikanya. Karena menurutnya, agama itu harus mampu menjawab seluruh 
permasalahan yang ada di dunia dengan logika yang jelas. Penulis buku Lipstik 
Di Dalam Tas Doni itu pun mulai mencari teman diskusi tentang Islam. 

“Saya mulai memikirkan setiap fenomena yang terjadi, mulai dari rontoknya daun 
ke tanah yang akhirnya menjadi humus dan mampu memberikan nutrisi bagi tanaman. 
Dan di situlah saya menemukan secuil keagungan Tuhan. Dan semakin saya dalami 
dan pertanyakan berbagai hal yang terjadi, semakin besar saya melihat 
keagungan-Nya,” beber penulis yang sudah menghasilkan 400 cerpen itu.

Mulai mengupas berbagai kajian Islam dengan logika dan pemahaman eksak yang 
dimilikinya ternyata membuat Ratna semakin terpikat pada keindahan Islam. Ratna 
pun mulai memahami, ternyata seluruh fenomena yang ditunjukkan Sang Khalik 
merupakan sebuah proses panjang, hampir sama dengan proses pertaubatannya.

“Tak ada keajaiban atau kejadian khusus yang membuat saya langsung menetapkan 
bahwa Islam memang agama terbaik yang dianugerahkan kepada saya, semua melalui 
proses pencarian yang panjang. Jika dulu saya hanya memeluk Islam karena garis 
keturunan, maka sekarang saya sudah menjadi muslim atas dasar keyakinan saya 
sendiri,” ungkap peraih penghargaan dari Kompas karena kesetiaannya sebagai 
penulis.

Meskipun sudah mampu menghasilkan ratusan cerpen sejak usia remaja dan membuat 
namanya dikenal di seluruh nusantara, tetapi bagi Ratna itu bukan kado terindah 
untuk orangtua, terutama sang bunda yang telah mendidiknya dengan penuh 
pengertian. 

Kembali ke jalan Islam, justru menjadi kado terbesar yang diberikannya kepada 
sang Bunda. “Setidaknya saat ibu saya meninggal tahun 2000 lalu, beliau sudah 
tenang, karena saya sudah kembali ke jalan Allah,” ujarnya.

Ditambahkan, momentum Ramadan pun bisa menjadi media yang tepat bagi umat 
muslim lainnya untuk melakukan pengintensifan proses penguatan keimanan. Sebab 
anugerah Tuhan yang terbesar tak akan bisa ditemukan melalui proses yang 
instan. 

Melainkan harus terus dicari dan digali baik melalui kajian sosial, eksakta 
maupun kajian gaib yang bisa diterima alam pikiran manusia.”Dan Ramadan kali 
ini saya anggap kesempatan yang baru lagi untuk menambal keimanan saya yang 
masih bolong-bolong ini.

 Dan sekarang saya bersyukur terlahir dan diberi kesempatan menemukan keindahan 
Islam itu,” ungkap wanita kelahiran Malang, 24 April 1949 lalu itu


      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

===================================================
 Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
===================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke