Yahudi Berdo'a Agar Berdiri Pemerintahan Muslim Di Timur Tengah


Rabu, 07/03/2012



Aku Berperang Maka Aku ada (Vladimir Jabotinsky, Revisionis Zionis)
Tidak ada sejarah yang betul-betul dikuasai Yahudi tanpa melalui jalur 
peperangan. Untuk menguasai Palestina, mereka berperang. Untuk mendapatkan 
minyak, mereka berperang. Untuk menghancurkan Islam, mereka pun juga bersusah 
payang melalui jalan peperangan. Meski harus memakai tangan orang lain. Tidak 
terkecuali di Timur Tengah.
Analisa ini lahir dari pakar konspirasi dan akhir zaman kawakan, Syekh Imron 
Hossein, dalam sebuah ceramahnya di Lakemba. Beliau mengatakan bahwa Revolusi 
Timur Tengah tidak lepas dari skenario panjang kaum Yahudi. Hasil dari revolusi 
ini adalah munculnya beberapa pemerintah yang menyatakan dirinya sebagai 
“pemerintahan Islam” di Timur Tengah. Sebuah pemerintahan yang anti Amerika dan 
juga anti Israel. “Dan Yahudi akan selalu berdo’a jika itu terjadi,” ujar pakar 
akhir zaman ini.
Menariknya Syekh Imron Hosein memprediksi Revolusi Timur Tengah ini jauh 
sebelum meletusnya Arab Spring di tahun 2011. Sejak tahun 2003, Syekh Imron 
sudah memprediksi akan terjadi kekacauan di Timur Tengah yang menumbangkan 
rezim-rezim diktator.
Memang benar adanya, bahwa sejak tahun 2003, diam-diam George Bush sudah 
mengumumkan sebuah proyek besar yang akan mengubah peta baru dunia Timur 
Tengah. Ia menamakannya Great Middle East. Rencana tersebut kemudian kian 
dimatangkan Bush pada tahun 2004 dengan menggelontorkan uang 80 Juta Dolar yang 
dialokasikan bagi LSM Pro Demokrasi dan Jaringan Media di sejumlah negara Arab.
Lantas pertanyaannya adalah mengapa Yahudi justru melakukan konspirasi untuk 
menumbuhkan pemerintahan yang anti mereka? Jawabannya adalah karena dengan 
bermunculannya pemerintahan muslim di Timur Tengah, Yahudi memiliki legitimasi 
untuk memprovokasi warganya untuk bangkit dan berperang mengalahkan umat 
muslim. “Jika kita tidak melakukan sesuatu, kita semua akan disembelih oleh 
muslim fanatik,” ungkap Syekh Imron Hosein menirukan seruan para Rabi Yahudi.
Ketika pemerintahan-pemerintahan muslim ini mulai bermunculan, lanjut Syekh 
Imron, kita akan menyaksikan berita hangat yang akan disiarkan berhari-hari 
terkait serangan 11 september. Televisi-televisi yang sudah beklerja dalam 
jaringan Yahudi akan bergerak serempak menampilkan sisi buruk fundamentalisme 
Islam. Dalam hal ini kantor berita CNN akan berada pada garda terdepan. Dan 
media di seluruh dunia akan dimanfaatkan untuk mengambarkan skenario yang 
terjadi seperti efek domino.
Televisi-televisi ini akan menyiarkan bahwa bangkitnya dunia Islam adalah jalan 
untuk menyapu habis semua pemerintahan yang ada. Bahwa berdirinya pemerintahan 
muslim adalah lonceng berdentang bagi kematian kaum Yahudi. Dan para Rabbi 
Yahudi akan membangkitkan semangat perlawanan bangsanya untuk bangkit dan 
melawan tumbuhnya hegemoni Islam. “Kita harus melakukan sesutau jika hanya 
duduk berdiam diri. Israel akan dihancurkan dan semua Yahudi akan dipenggal,” 
kata mereka.
Syekh Imron Hosein menegaskan bahwa ketika hal ini terjadi ini maka 
pertunjukkan paling menakjubkan dalam sejarah Yahudi akan segera dimulai. 
Sebuah perang yang Paman Sam (AS) sebagai mitra Israel sendiripun belum pernah 
menyaksikannya. Karena Israel memiliki senjata yang tidak dimiliki oleh AS. 
“Mereka akan mengelaurkan segala senjatanya agar rakyat dunia tahu bahwa mereka 
akan menjadi negara adikuasa baru,” kata Syekh Imron
Maka tepatlah kata Vladimir Jabotinsky (1880-1940), seorang revisionis Zionis 
dan pemimpin organisasi teroris Betar sebelum berdirinya Israel, katanya: “Aku 
berperang maka aku ada”. Ya sebuah diktum Corgito Ergo Sum ala Descartes yang 
dirubah menjadi semangat perperangan. Dan kebutuhan perang ini tidak saja 
menjadi semangat Jabotinsky, karena perintah Tauratyang mendelegasikan bahwa 
Tanah Sungai Nil hingga Eufrat adalah hak kaum Yahudi mustahil bisa didapati 
jika Yahudi hanya berdiam diri dan melulu mengandalkan ghazwul fikri apalagi 
rekonsiliasi.
"Saya tidak percaya pada penggunaan cara-cara yang menunjukkan kelemahan, 
seperti diplomasi, perundingan, dan sejenisnya," tegas Ariel Sharon.
Jadi, jika Yahudi sudah menyiapkan segala upayanya untuk menaklukan umat 
muslim, sudahkah kita menyiapkan diri menjadi mujahid untuk melawan mereka? 
Inilah akhir zaman. (Pz)

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke