sumber www.suaramerdeka.com
kisah Tokoh Unik Abuya Ashaari (1)
Tujuh Tahun Dirikan 700 Proyek Perniagaan
Pemimpin Rufaqa (dulu bernama Darul Arqam) Abuya Ashaari Muhammad (69) dari 
Malaysia, belum lama ini meluncurkan buku biografinya di Hotel Sultan (Hilton) 
Jakarta. Berikut laporan wartawan Suara Merdeka, Sudarto, yang meliput acara 
itu.

HAMPIR semua orang yang pernah bertemu dan bergaul dengan Abuya memberikan 
penilaian serupa. Lelaki yang pernah ditahan sepuluh tahun pada masa 
pemerintahan PM Mahathir Mohamad itu merupakan sosok pemimpin organisasi Islam 
yang hebat. Para pengikutnya di Rawang, Selangor, Malaysia menyebutnya sebagai 
pemimpin paling ajaib pada zamannya.

Bahkan melihat kehebatannya itu, seorang dosen Universitas Malaya, Dr Anwar 
Zein, akhirnya memeluk agama Islam. Sosiolog itu berkenalan dengan Abuya 
bermula dari kegiatannya dalam penelitian tentang kehidupan tarekat di 
Malaysia. Dari mengikuti pemikiran dan aktivitas Abuya dalam Rufaqa, akhirnya 
dia tertarik menjalankan ajaran Islam, dan jadilah dia seorang muslim.

''Bagi saya, Abuya berbeda dari pemimpin organisasi Islam lainnya. Hidup 
bermasyarakat gaya Abuya sungguh sangat damai, baik secara spiritual maupun 
duniawiyah. Dia mencoba mempraktikkan ajaran Islam sesuai dengan apa yang 
diajarkan Nabi,'' katanya. 

Dalam acara peluncuran buku biografi yang ditulis salah seorang istrinya, 
Khadijah Aam, panitia juga memutar film pendek tentang pengakuan dan kesaksian 
banyak tokoh mengenai Abuya. Mereka tidak hanya dari Malaysia, tetapi juga dari 
Indonesia, Filipina, Yordania, Suriah, Inggris, dan Prancis. Semua mengagumi 
perjuangan Abuya dalam memajukan Islam.

Mereka meyakini Abuya bukan sekadar pemimpin Islam, melainkan pembaru 
(mujaddid). Itu dilihat dari gerakan yang ditampilkan, yang meliputi semua 
sektor kehidupan, baik akidah, ibadah, maupun amaliah, seperti praktik 
perekonomian, kesehatan, pendidikan, dan budaya. Semuanya ditangani secara 
bersamaan dan komprehensif.

Hebatnya, hampir semua bidang yang dikelola itu berkembang pesat. Bahkan dalam 
tujuh tahun, Rufaqa telah memiliki 14 swalayan, 10 pusat perniagaan (usaha), 
puluhan unit angkutan umum, usaha perkebunan dan pertanian, grup nasyid dan 
usaha rekaman, klinik-klinik kesehatan, dan sebagainya. Semuanya sekitar 700 
proyek usaha. Tidak hanya di Malaysia, tetapi juga di negara-negara lain, 
termasuk di Indonesia. 

Tidak Hancur

Sesudah Darul Arqam dibubarkan oleh pemerintahan PM Mahathir Mohamad dengan 
tuduhan bermotif politik, gerakan Abuya tidak hancur, walaupun pemimpinnya 
ditahan sepuluh tahun. Sebaliknya, setelah berganti nama Rufaqa, gerakan itu 
meluas dengan cepat sampai ke Timur Tengah, Eropa, dan Australia. Ketika 
bernama Darul Arqam, gerakan itu baru berkembang di Malaysia dan negara-negara 
sekitar.

Sutrimo Yusuf, pengusaha mebel asal Jepara yang telah berulang-ulang berkunjung 
ke markas Abuya di Malaysia mengatakan, pelarangan terhadap Darul Arqam adalah 
konspirasi politik antara sekelompok penguasaha dan penguasa. Kelompok 
pengusaha khawatir jika usaha Abuya besar, bisa menjadi saingan berat mereka. 
Bisa-bisa, umat Islam Malaysia beralih mengonsumsi produk-produk Darul Arqam 
yang berlabel islami. 

Hal senada juga dikemukakan fungsionaris Komite Nasional Pemuda Indonesia 
(KNPI) Kamarussamad. Dia menyatakan pelarangan terhadap Darul Arqam itu 
politis. Padahal berdasarkan pengamatannya, gerakan Abuya murni masalah 
keagamaan ataupun sosial budaya. Abuya benar-benar mencoba mempraktikkan ajaran 
Islam secara menyeluruh (kaffah), tidak hanya dalam peribadatan, tetapi juga 
masalah keduniaan. Karena itu, dalam dakwahnya, dia garap pula perekonomian 
umat.

''Saya sudah mengunjungi pusat-pusat perniagaan Rufaqah. Semuanya murni 
merupakan praktik ajaran Islam dengan mencontoh apa yang dipraktikkan Nabi 
Muhammad,'' jelasnya.

Syeh Nizamuddin, putra kedua Abuya, mengungkapkan, apa yang dipraktikkan Rufaqa 
adalah cara Nabi membangun masyarakat muslim Madinah. Masyarakat yang semula 
tidak punya apa-apa karena saat hijrah dari Makkah semua harta tidak bisa 
dibawa, dalam beberapa tahun berubah menjadi masyarakat muslim dengan kekuatan 
ekonomi yang spektakuler. Bahkan, Madinah akhirnya menjadi pusat pemerintahan 
Islam yang mampu membangun peradaban baru di Timur Tengah.

''Cara Nabi membangun masyarakat muslim Madinah inilah yang dicontoh Abuya. Dia 
mencoba meletakkan dasar-dasarnya,'' tuturnya. (64n) 

Tokoh Unik Abuya Ashaari (2-Habis)
Warga Miskin Bisa Bayar Semampunya
DARI mana Abuya memperoleh dana yang besar untuk mendirikan banyak proyek 
perniagaan dan kegiatan sosial lainnya? Beberapa undangan dalam peluncuran buku 
biografi Abuya ingin memperoleh rahasia pengembangan proyek-proyek ekonomi 
Rufaqa yang sangat memikat itu. 

Seperti dijelaskan salah seorang istrinya, Khadijah Amm, dan putra keduanya 
Nizamuddin, Abuya sering menyatakan dananya dari Allah, atau disebutnya modal 
dari Tuhan. Dia mengaku tidak pernah pinjam uang dari bank untuk aktivitas 
Rufaqa. Sebab, uang dalam bank ada unsur riba.

Dia meyakini kebenaran ayat Alquran, yang menyatakan Allah akan memberi rezeki 
yang kadang tidak terduga sebelumnya kepada orang-orang yang bertakwa. Karena 
itu, ketakwaan keluarga besar Abuya dan pengikut Rufaqa terus diintensifkan. 

Tiap malam, semuanya harus rajin menjalankan shalat tahajud, berzikir, dan 
berdoa. Selain itu, juga harus ikhlas dalam menjalankan perintah Allah dan 
kebaikan-kebaikan lainnya.

Aktivitas itu terus dijalankan tiada henti sampai sekarang. Bahkan, dewasa ini 
Rufaqa memiliki 500 motivator yang bertugas memberikan motivasi kepada seluruh 
pekerja/aktivis yang terlibat dalam usaha dan segenap kegiatan organisasi, 
dengan harapan mereka tetap istiqamah (konsisten) menjalankan tugas 
kesehariannya. 

Modal awal hanya diperoleh dari keluarga dan anak-anaknya. Tidak dijelaskan 
berapa nominalnya. Bagi Abuya, yang penting usaha memajukan Islam dan umatnya 
harus dijalankan dengan ikhlas untuk mencapai rida Allah. Prinsip dasar itu 
ditanamkan terus-menerus dalam semua kegiatan, termasuk dalam proses 
pembelajaran di bangku sekolah. Sebab, dengan cara itu segala program akan 
berjalan lancar karena memperoleh pertolongan dari Allah.

Budi Hartanto, Koordinator (Pengarah Negeri) Rufaqa Semarang menyatakan tidak 
mengetahui berapa besar omzet perniagaan Rufaqa dan asetnya. Tetapi, pendirian 
usaha-usaha perniagaan di cabang, termasuk di Indonesia, selalu dibantu Rufaqa 
Pusat. Misalnya ingin mendirikan usaha perlu Rp 3 miliar dan cabang baru 
memiliki dana Rp 1 miliar, Abuya akan membantu kekurangannya.

''Kalau sistem waralaba, cabang harus membayar royalti ke kantor pusatnya. 
Namun, Abuya tidak melakukan hal itu,'' jelas Budi.

Rufaqa Semarang yang berkantor di Jl Tlogosari Raya I/23 juga memiliki banyak 
program, seperti usaha perdagangan/bisnis, percetakan, bengkel, dan keagamaan. 
Tetapi karena tahap awal, kegiatan-kegiatan itu belum banyak dikenal 
masyarakat. 

''Pekerjaan rumah (PR) kami masih banyak,'' tambahnya.

Menyayangi Sesama

Prinsip lain yang juga selalu ditanamkan Abuya adalah menyayangi sesama, 
termasuk orang-orang yang tersisihkan. Kasih sayang itu harus diwujudkan dalam 
praktik hidup keseharian, bukan sekadar retorika. Rasa kasih sayang terhadap 
sesama itu hakikatnya merupakan manifestasi dari ketakwaan kepada Allah. 
Seseorang tidak bisa disebut bertakwa jika dalam kesehariannya tak memiliki 
kepedulian terhadap sesama.

''Misalnya, kita menyaksikan ada orang bersitegang dengan sopir angkutan umum 
karena uang yang dibayarkan masih kurang, sedangkan di kantungnya tak ada 
serupiah pun. Jika melihat adegan semacam itu tidak membantu, kita belum bisa 
disebut sebagai orang bertakwa, sekalipun tiap hari rajin shalat lima waktu. 
Shalat yang dijalankan belum mampu membentuk akhlak islami,'' tutur Sudarta, 
warga Jatingaleh, Semarang.

Prinsip menyayangi sesama juga diwujudkan oleh Abuya dalam pengelolaan 
perekonomian/perniagaan. Contohnya, dalam perdagangan seseorang tidak boleh 
mengambil untung terlalu besar, apalagi sampai memberatkan konsumen/pembeli. 

Selain itu, dalam proyek perniagaan ada outlet khusus bagi orang kurang mampu. 
Mereka yang datang ke outlet tersebut boleh membayar semampunya. Tidak ada 
harga yang dipatok. Ketika ada pembeli, penjaga outlet justru bertanya, 
''Bapak/Ibu punya uang berapa?''

''Bagi kita, hal itu tidak lazim. Tetapi itulah, yang dijalankan Abuya. Pak Asa 
Munawar, warga Kauman Semarang, ketika berkunjung ke tempat Abuya kaget. 
Sewaktu akan membeli barang yang dijajakan, penjaga outlet bertanya, Bapak 
punya uang berapa?'' cerita Budi Hartanto.

Asa Munawar yang sudah empat kali datang ke markas Abuya di Rawang, Selangor, 
Malaysia menyatakan kekagumannya atas gerakan Rufaqa dalam mewujudkan sistem 
hidup yang islami. Dia merasa sangat damai hidup dalam masyarakat yang dibangun 
Abuya. Bahkan, dia ingin sekali bisa pindah ke Rawang, karena hidup di temoat 
itu sangat tenang. Semua hidup menurut cara Nabi Muhammad, sehingga tidak ada 
kekhawatiran apa pun, baik terhadap diri sendiri maupun anak istri.

Ketika Islam mendapat penilaian negatif dari Barat setelah serangan teroris 
terhadap gedung WTC di Amerika Serikat beberapa waktu lalu, Abuya mengirim grup 
nasyid perempuan ke beberapa negara Eropa untuk pentas perdamaian. Tujuannya 
untuk memperlihatkan kepada Barat bahwa Islam bukan agama kekerasan dan 
terorisme, melainkan agama yang cinta damai. 

Untuk membangun kebersamaan, dalam Rufaqa selalu diajarkan shalat tepat waktu 
dengan berjamaah. Bahkan, saat bepergian juga dianjurkan tidak sendirian, 
tetapi berjamaah. Setidaknya dua orang. Mengapa?

''Ya itulah, cara hidup Nabi. Barangkali kalau ada sesuatu, ada yang menolong 
atau membantu,'' kata Sutrimo Yusuf, pengusaha mebel asal Jepara.

Masih banyak kehebatan ajaran ataupun pribadi Abuya yang ditulis Ny Khadijah 
Aam, termasuk masalah keluarganya yang berpoligami dan kejadian-kejadian ajaib 
yang dialami suaminya. Semua itu memperkuat keyakinan sebagian orang bahwa 
Abuya adalah pembaharu (mujaddid) yang menurut hadis Nabi akan datang seorang 
pada tiap abad.(Sudarto-64a) 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke