To:                     <[EMAIL PROTECTED]>
From:                   "Gu Yo-Nan" <[EMAIL PROTECTED]>
Date sent:              Sat, 12 Aug 2000 21:40:55 -0500
Send reply to:          [EMAIL PROTECTED]
Subject:                [proletar] Desakralisasi Agama

> 
> Biar bagaimanapun, agama adalah suatu force yang tidak kecil dan
> tidak mudah dirubah. Menurut hemat saya, memaksa penganutnya untuk
> menghujatnya adalah kekeliruan strategi. 
> 
> 


    Ada perbedaan hakiki antara dunia Islam dan dunia Nasrani, dunia
    Islam.

    Narsani telah melalui reformasi, artinya proses desakraliasi
    kitab suci dan ajaran agama telah berlangsung. 

    (Cuma di Indonesia orang-orang fundemetnalis nasrani nista dan
    menjijikkan seperti "environmment" masih mayoritas, karena orang
    Nasrani Indonesia adalah minoritas yang kaya, priviledged
    (cf.juga posting HB) yang mempertahankan privildegenya itu dan
    bukan minoritas tertindas yang menuntut hak. Discourse Nasrani di
    Indonesia adalah discourse egois). 

    Betapapun juga, desakralisasi ajaran agama dikalangan Nasrani
    bukan masaalah (besar) tinggal, karena proses desakralissi itu
    telah lama berlangsung di Eoropah dan Amerika. 

    Pesoalan Nasrani Indonesia bukan lagi teologis tapi sosiologis.

    Ajaran Islams sebaliknya belum melakukan Reformasi atau
    persisnya doeloe ada semacam gerakan reformasi, yaitu pikiran
    muta'zillah yang tradisinnya mau diteruskan oleh Ibn Rushdi
    (Averroes). Tapi lucunya Averroes ini justru ikut membuka jalan
    bagi pemikir Nasrani untuk mendasakralisasi ajaran agamanya
    sedangkan di kalngan Islam anda boleh tanya, siapa yang masih
    ingat siapa itu Ibn Rushdie? 

    Tanya Daffa, tanya Juworo, tanya Choco (kalau Amien Abbas
    al-Quran aja nggak baca). 

    Nah disiniah, teologis, ajaran Islam itu berada: proses desakralissi itu masih
    sedang berlangsung.

    Yang menjadi masaalah adalah bahwa sejak Muh. Abduh dan Afghani
    yang mulai membuka ijtihad kembali agak gede (pembuka pintu
    ijtihad di India abad ke XVIII tidak banyak pengaruhnya) belum
    ada pemikir Islam yang berusaha untuk membuka pikiran orang
    Islamů Sebaliknya malah, yang sedang rame-ramenya adalah
    al-Banna, Sayid Qutb, Ikhwanul Muslimin. 

    Namun, secara sosiologis ada kebutuhan akan pemikiran kembali
    ajaran Islam itu: bila mailing list Islam Indonesia begitu
    banyak (anda yang juga prnah menghitung dulu kalau saya tidak
    salah) sebabnya adalah karena orang Islam itu sedang gelisah
    menghadapi kenyataan: kok ayat-ayat al-Quran itu nggak klop
    dengan kenyataan?

    Nah disaat seperti itu sungguh salah - juga dari segi strategi -
    untuk tidak berbuka kulit tanpa isi, adalah salah untuk
    terus-terusan tidak bersedia to call a spade a spade. 

    Muhamamd adalah perampok dan perampas seta tukang suruh bunuh
    selama di Yathrib.

    Ini sumber Islam sendiri yang mengatakannya dan orang Islam kudu
    menarik kesimpulan logis dari kenyataaan itu. 

    Orang Islam perlu dibangunkan dari tidurnya. 

    Dan mereka sebenarnya - teologis - ingin bangun. 


> Gu Yo-Nan



Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo
=====================================

* Ijtihad untuk mencerdaskan ajaran Islam yang sekarang ini penuh ketololan, 
kedunguan, kegoblokan dan kebodohan

* Ijtihad untuk memanusiawikan ajaran Islam yang sekarang ini biadab, keji dan nista


Kirim email ke