Diabetes
Mengancam Anak-Anak Rasanya
semakin banyak saja penderita diabetes melitus di Indonesia. Penyakit
gula ini kini tak lagi monopoli orang tua atau dewasa, tapi juga
anak-anak yang umumnya berupa diabetes tipe I. Faktor penyebabnya bukan
lagi keturunan tapi kegemukan yang dipicu gaya hidup. Menurut
Prof.Dr.Sidartawan Soegondo, SpPD, diabetes pada anak-anak dan remaja
lebih banyak disebabkan karena faktor kegemukan dan keturunan. "Kalau
orangtuanya atau ada salah seorang anggota keluarga ada yang kena
diabetes maka risiko anak itu untuk kena penyakit gula juga besar,"
papar dokter yang menjadi ketua Divisi Endokrinologi dan Metabolisme
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini. Diabetes
melitus (DM) tipe 1 yang sering diderita anak-anak merupakan keadaan
dimana tubuh memerlukan pasokan insulin dari luar. Akibatnya penderita
harus menyuntikkan insulin secara teratur seumur hidupnya. Sedangkan
diabetes tipe II terjadi jika pasokan insulin dari pankreas tidak
mencukupi. Obesitas dan malas berolahraga merupakan penyebab utama
diabetes yang banyak diderita orang dewasa ini. Teori
terbaru menyebutkan penderita diabetes tipe I memiliki gen bakat dan
dicetuskan oleh virus Coxsackie tipe B-14. Ketika virus itu menyerang,
tubuh akan membuat antibodi. Antibodi akan menyerang unsur yang kodenya
sama, termasuk pankreas. Akibatnya, pankreas ikut rusak. Setelah 80
persen pankreas sebagai penghasil insulin rusak, baru muncul gejala
diabetes. Jika terjangkit virus ini seringkali anak dirujuk ke rumah
sakit dalam keadaan kejang dan kesadaran menurun. Setelah diperiksa
laboratorium baru ketahuan gula darahnya tinggi. Namun
diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Meski begitu orangtua
perlu mewaspadai jika anaknya sering haus, sering kencing, dan sering
merasa lapar. DM tipe I biasanya muncul tiba-tiba karena itu orangtua
perlu memperhatikan adakah kebiasaan anak yang berubah, misalnya jika
anak jadi sering ngompol. Walaupun jarang, kini
makin banyak remaja dan anak-anak yang terkena DM tipe II. Pola makan
yang tidak sehat dan kegemukan membuat obesitas mudah datang . Untuk
mengetahui apakah seseorang menderita diabetes perlu dilakukan tes gula
darah. "Sebaiknya kalau ada riwayat keturunan, tidak harus dari
orangtua, tapi keluarga besar, periksa saja kadar gula darahnya. Makin
dini dideteksi makin baik," kata Sidartawan. Bahaya
komplikasi Diabetes
merupakan penyakit keempat terbesar yang menyebabkan kematian di
seluruh dunia. Badan kesehatan dunia (WHO) bahkan menggolongkan
penyakit diabetes sebagai penyakit degenaratif yang bahayanya mendekati
HIV/AIDS. Yang perlu
diwaspadai dari DM adalah komplikasi jangka panjang terhadap pembuluh
darah. Penyakit yang sering ditimbulkan oleh diabetes antara lain
penyakit jantung, ginjal, kebutaan, dan pada stadium lanjut bisa
menyebabkan amputasi akibat infeksi pada bagian kaki. Meski
menderita diabetes, bukan berarti hidup akan sengsara. Kuncinya adalah
pengendalian risiko. Untuk menurunkan risiko akan terjadinya
komplikasi, sejak dini anak perlu diajarkan untuk mengenali penurunan
gula darah, kapan dan bagaimana menyuntikkan insulin, serta yang tak
kalah penting kedisiplinan untuk menjalankan pola hidup sehat. ![]() |