Awas, Viagra Bisa Bikin Telinga Tuli
http://www.kapanlagi.com/a/0000004553.html
KapanLagi.com - Anda pengguna Viagra, Cialis, atau Levitra? Jika iya, kini 
saatnya Anda mulai berhati-hati. Menurut peringatan terbaru di Amerika, rutin 
mengkonsumsi obat yang membuat pria tetap 'greng' di ranjang ini memiliki efek 
samping pada pendengaran. 

Pernyataan bahaya Viagra ini dikeluarkan oleh FDA (Lembaga Obat dan Makanan AS) 
setelah memperoleh keluhan dari beragam konsumen Viagra, obat buatan Pfizer 
Inc. (PFE.N), yang mengalami kehilangan pendengaran secara tiba-tiba. 

Efek samping Viagra ini pertama kali dilaporkan oleh dua peneliti di RS Air 
Force, Bangalore, India, saat seorang pria berusia 44 tahun mengeluh tak bisa 
lagi mendengar setelah dia mengkonsumsi Viagra selama 15 hari, seperti dikutip 
dari newspedia, edisi Oktober 2007.

Sampai saat ini tercatat ada 29 kasus gangguan pendengaran yang disebabkan 
Viagra dan dua merk lain, Cialis dan Levitra. Di mana sekitar 70 persen 
penggunanya mengalami tuli permanen, dengan atau tanpa dibarengi gejala 
vestibular yang meliputi telinga berdengung, rasa pusing atau bahkan vertigo.

Kasus yang sama juga pernah terjadi pada 1996, di mana kasus kehilangan 
pendengaran terjadi setelah dua hari konsumsi obat. 

"Kita tidak dapat mengatakan secara pasti semua itu disebabkan oleh obat, tapi 
kita juga tak bisa membiarkan kasus ini", papar Dr Robert Boucher, spesialis 
THT dari FDA.

FDA sendiri juga sudah mengeluarkan peringatan untuk Cialis (tadalafil), 
Levitra (vardenadil), dan Viagra (sildenafil). Semua obat ini rata-rata 
menggunakan mekanisme yang sama untuk membantu dan mempertahankan ereksi. 
Mereka membuat relaksasi pada otot polos, dengan menghambat enzim 
fosfodiestrase (PDE5). Otot polos ini berperan dalam impotensi yang disebut 
corpus kavernosum, yaitu jaringan yang mendukung ereksi. Namun sampai saat ini 
belum diketahui pasti apakah senyawa kimiwa tersebut bisa merusak telinga 
bagian dalam. 

Tanggapan produsen 'pil cinta'

Peraturan dari FDA ini mendapat sambutan dari berbagai produsen pil yang 
dikenal dengan 'pil cinta' tersebut. Eli Lilly (LLY.N), produsen Cialis dan 
GlaxoSmithKline Plc (GSK.L) yang menjual Levitra menganggap laporan tersebut 
hanya mewakili sedikit masalah yang sesungguhnya mengenai perangkat medis dan 
obat.

Pembuat obat Pfizer dan Lilly menyatakan data mereka tak menunjukkan hubungan 
sebab akibat apapun antara kehilangan pendengaran dan obat itu. 

Wakil Presiden Pfizer Urusan Medis Dr. Ponni Subbiah mengatakan kehilangan 
pendengaran termasuk dalam bagian iklan Viagra pada labelnya dengan persetujuan 
FDA pada 1998. Itu terjadi pada kurang dari 2 persen pasien dalam percobaan 
klinis, yang dikatakannya secara statistik tidak besar dibandingkan dengan 
orang yang berada dalam kelompok pengganti.

Sementara itu, Keri McGrath, jubir Lilly, mengatakan kajian Lilly baru-baru ini 
mendapati sebanyak 1,1 peristiwa kehilangan pendengaran secara mendadak per 
satu juta pengguna Cialis, yang bisa dikatakan lebih rendah dibandingkan dengan 
angka penduduk secara umum. Hampir 12 juta pria menggunakan resep obat tersebut.

Schering-Plough Corp. (SGP.N) dan GlaxoSmithKline, yang memasarkan Levitra di 
Amerika Serikat, melalui juru bicaranya Lee Davies mengatakan perusahaan mereka 
akan mematuhi permintaan FDA dan menyatakan semua kasus kehilangan pendengaran 
bersifat sementara.

Saat ini National Institute on Deafness and Other Communication Disorders 
mencatat sekitar 4 ribu kasus kehilangan pendengaran secara mendadak terjadi di 
Amerika Serikat setiap tahunnya.

FDA meminta pengguna Viagra untuk memeriksakan diri jika mengalami gangguan 
pendengaran usai mengkonsumsi viagra. Meski pada akhirnya pilihan tetap ada di 
tangan pada pasien? Mana yang lebih penting perkasa di ranjang atau kehilangan 
pendengaran? (newspedia/rit)

Kirim email ke