---------- Forwarded message ----------
From: Greg Edwin <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Jan 30, 2007 10:19 AM
Subject: FW: [Mayapada Prana] Kerokan Dalam Perspektif Kesehatan
To: [EMAIL PROTECTED], "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>





------------------------------
To: [EMAIL PROTECTED]
From: [EMAIL PROTECTED]
Date: Sat, 13 Jan 2007 23:11:57 -0800
Subject: Re: [Mayapada Prana] Kerokan Dalam Perspektif Kesehatan

 bagaimana dk knop cara china????



----- Original Message ----
From: si Brewok [0_-] <[EMAIL PROTECTED]>
To: mayapadaprana@yahoogroups.com
Sent: Saturday, January 13, 2007 7:55:41 PM
Subject: [Mayapada Prana] Kerokan Dalam Perspektif Kesehatan

Kerokan Dalam Perspektif Kesehatan
Author: dr. Prasanthi
-----------
Source: http://www.pikiran-
rakyat.com/cetak/ 2007/012007/ 14/geulis/ lainnya.htm

"JADI, kerokan merupakan upaya mengusir masuk angin dengan
peningkatan panas, dan bukan mengeluarkan angin lewat pori-pori
kulit. Bagi masyarakat awam, memang kerokan sering dipahami sebagai
cara "mengeluarkan angin". Padahal, angin atau udara tak pernah
keluar lewat pori-pori, melainkan hanya bisa masuk atau keluar lewat
organ pernapasan dan pencernaan."

MASUK angin? Kerok saja! Anjuran "tradisional" semacam itu cukup
sering mampir di telinga kita. Secara faktual, memang banyak orang
merasa ketergantungan pada kerokan. Jadi, ketika pening menyerang
dan meriang datang, penderita lebih memilih kerokan ketimbang pergi
ke dokter atau puskesmas, misalnya. Lebih murah, praktis, dan
lumayan cespleng.

Meskipun istilah masuk angin tidak terdaftar dalam kamus medis,
namun ia merupakan penyakit umum. Gejalanya, antara lain meriang,
kepala pening, leher dan persendian pegal-pegal.

Sementara, kerokan yang menggunakan minyak kelapa plus balsam dengan
perangkat sekeping uang logam, merupakan salah satu cara untuk
menghangatkan bagian tubuh yang dikerok. Ketika orang masuk angin,
atau istilah kedokterannya commond cold suhu tubuh bagian belakang
turun. Gejala ini terjadi akibat kekurangan energi panas. Kerokan
dipercaya bisa menetralisasi suhu tubuh di bagian itu.

Tapi, dari sisi kesehatan, amankah cara ini?

**

ISTILAH masuk angin, sebenarnya tidak berarti bahwa angin benar-
benar masuk ke dalam tubuh. Sesungguhnya, tiupan angin menyebabkan
suhu tubuh menurun. Karena bagian belakang terkena angin, temperatur
tubuh turun. Lalu, muncul gejala masuk angin seperti pusing,
meriang, atau pegal-pegal tadi.

Peristiwa ini berbeda dengan pengaruh hawa dingin yang mengenai
seluruh tubuh, baik bagian belakang maupun depan. Jadi, saat suhu
udara turun, temperatur seluruh badan ikut turun. Sementara, paparan
angin umumnya cuma mengenai salah satu sisi badan sehingga bagian
itu saja yang turun suhunya. Wajar kalau orang lantas menyebutnya
masuk angin.

Masuk angin akut lebih mudah dikenali karena biasanya berujung pada
gejala flu seperti bersin-bersin dan pilek. Bila masuk angin tidak
disadari dan berlangsung terus-menerus, bisa menimbulkan rasa sakit
kronis. Paling sering terjadi adalah nyeri leher dan pundak gara-
gara AC.

Masuk angin juga bisa menyebabkan perut kembung karena di bagian
belakang tubuh terdapat titik-titik syaraf yang berhubungan dengan
organ bagian dalam. Jika titik-titik itu kena rangsangan, organ
dalam ikut kena.

Kerokan merupakan salah satu usaha untuk menyeimbangkan suhu tubuh.
Guna menjelaskan pola keseimbangan itu, ada konsep dasar pengobatan
Cina yang membagi tubuh jadi bagian tubuh panas (disebut yang) dan
bagian tubuh dingin (yin).

Bagian yang meliputi kepala serta tubuh bagian belakang. Sementara
yin terdapat pada tubuh bagian depan. Menurut konsep yin yang, orang
terbilang sehat bila yin dan yang-nya dalam keadaan seimbang. Kalau
tidak seimbang, akibatnya ya sakit. Yang terlalu tinggi, yin rendah,
ya sakit juga.

Dalam hal masuk angin, penurunan suhu tubuh menyebabkan pembuluh
darah di kulit tubuh bagian belakang mengalami penyempitan
(konstriksi) . Pembuluh darah kulit yang mengalami konstriksi memberi
reaksi dingin. Konstriksi itu merupakan efek kompensasi. Saat suhu
tubuh bagian belakang menurun, otomatis pembuluh darah kulit
berkonstriksi agar seluruh tubuh tidak dingin.

Konstriksi itu bisa mengakibatkan oksigenasi pada permukaan tubuh
(terutama bagian belakang) jadi turun atau berkurang, sekujur badan
terasa sakit. Selanjutnya, muncul gejala bersin. Nah, tindakan
kerokan bisa mengubah suhu tubuh jadi seimbang kembali.

**

DASAR pengobatan tradisional bersumber pada penyeimbangan empat pola
penyakit yakni kuat, lemah, panas, dan dingin. Prinsip
penyembuhannya adalah mengembalikan energi tubuh ke posisi seimbang.
Kalau terlalu kuat dilemahan, yang lemah dikuatkan, kelewat panas
didinginkan, terlalu dingin dipanaskan. Sehat itu adalah kondisi
energi yang seimbang.

Demikian pula yang terjadi pada masuk angin. Guna menyembuhkannya,
tubuh harus mengembalikan keseimbangan yang dan yin, salah satu
caranya dengan menaikkan suhu lewat kerokan. Mengurangi yin, memang
bisa jadi seimbang, namun tidak berada pada posisi normal.

Upaya peningkatan suhu di bagian belakang tubuh bisa berpedoman pada
hukum Einstein (E=mC2). Energi atau panas dihasilkan dari gesekan
dua benda. Kalau permukaan kulit dikerok, suhu tubuh pun akan
meningkat. Panas yang cukup tinggi berefek melebarkan pembuluh darah
dalam kulit. Otomatis, peredaran darah jadi lancar dan oksigenasi
lebih baik sehingga rasa sakit di tubuh berkurang. Ujung-ujungnya,
timbul pula reaksi otonomik (sistem parasimpatik) . Saraf otonom pada
bagian belakang tubuh jadi seimbang.

Jadi, kerokan merupakan upaya mengusir masuk angin dengan
peningkatan panas, dan bukan mengeluarkan angin lewat pori-pori
kulit. Bagi masyarakat awam, memang kerokan sering dipahami sebagai
cara "mengeluarkan angin". Padahal, angin atau udara tak pernah
keluar lewat pori-pori melainkan hanya bisa masuk atau keluar lewat
organ pernapasan dan pencernaan.

Masuk angin gara-gara gempuran angin dingin AC tak perlu diobati.
Cukup berpindah posisi atau mematikan AC, pegalnya akan sembuh.
Sedangkan masuk angin kronis tidak sekadar di bawah kulit, tapi
sudah sampai ke dalam otot. Jadi, perlu pemanasan dalam sampai
kedalaman 3-4 cm di bawah kulit, dan itu tak mungkin dicapai dengan
kerokan.

Cara kerokan paling efektif adalah "menggarap" daerah belakang
tubuh, kepala atau leher. Pola umum kerokan biasanya membentuk garis-
garis lurus dari atas ke bawah dan miring di sisi kiri kanan ruas-
ruang tulang belakang ataupun pada leher bagian belakang. Itu
bukannya tanpa alasan. Pada tubuh kita terdapat sekira 360 titik
akupunktur utama yang berhubungan dengan organ penting. Begitu pun
pada tubuh bagian belakang, terdapat titik-titik yang berhubungan
dengan organ dalam tubuh (organ viscera).

Dengan pola kerokan yang benar, yakni ditarik lurus ke bawah di sisi
kiri kanan ruas tulang belakang, kemudian digeser condong ke arah
kiri dan kanan, reaksi optimal dapat dicapai. Gosokan-gosokan itu
mungkin secara tidak sengaja menekan titik-titik akupunktur tertentu
di tubuh bagian belakang.

Namun, perlu dipertimbangkan bahwa tiap orang memiliki kepekaan
kulit dan daya tahan terhadap rasa sakit yang berbeda-beda, ada yang
terbiasa dikerok sedikit, tapi tak jarang ada yang suka dikerok
dalam-dalam sampai merah padam. Sebenarnya, tak ada aturan hasil
kerokan harus sampai merah darah.

**

SAMPAI saat ini belum ditemukan efek samping kerokan. Yang jelas,
cara ini bisa menimbulkan ketagihan. Kalau jaringan kulit dikerok,
akan timbul reaksi jaringan. Bisa reaksi lokal, atau yang bersifat
neural (saraf). Reaksi lokal terlihat langsung, misalnya warna
merahnya kulit. Kerokan dengan intensitas kuat dan frekuensi rendah
mengenai titik-titik saraf yang berhubungan dengan otak sehingga
organ ini menyekresikan hormon endomorfin (B-endorfin, dinorfin, dan
enkepalin).

B-endorfin menimbulkan rasa nyaman karena ia berfungsi mengendalikan
rasa nyeri. Adanya zat-zat itu dalam darah menyebabkan penderita
merasa lebih bugar. B-endorfin juga merangsang organ viscera,
terutama paru-paru dan jantung, sehingga penderita bisa bernapas
lebih lega, serta peredaran darahnya jadi lebih baik.

Kemungkinan, penyebab ketagihan pada kerokan adalah zat morfin
(endorfin). Padahal, tujuan tubuh mengeluarkan zat morfin hanya
untuk reaksi lokal. Karena kebiasaan, penderita pun jadi ketagihan.
Nah, masih ingin bertahan dengan cara tradisional ini? Kalau begitu,
kerok saja! (dr. Prasanthi)** *






.




------------------------------
Stay up-to-date with your friends through the Windows LiveT Spaces friends
list. Check it 
out!<http://spaces.live.com/spacesapi.aspx?wx_action=create&wx_url=/friends.aspx&mkt=en-us>


--
Regards
Edwin
http://www.friendster.com/gregedwin

yahoo msg: [EMAIL PROTECTED]
msn msg: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke