PS : Jangan terlalu memaksakan...
 
Desy,
suka.apa.adanya
 
http://www.gatra.com/artikel.php?id=86756


Mau Greng Malah Buta

SUJUNO stres bukan kepalang. Sejak tujuh bulan lalu, penis pria 45 tahun ini tak setangguh dulu. Baru beberapa menit penetrasi, si "jago" yang semula tegang kembali loyo. Hubungan seks pun jadi batal. Ia dan istri kecewa.

Warga Denpasar itu semula menganggap gangguan ereksi cuma karena kecapaian atau stres. Ia lalu mencoba mengatasinya dengan menenggak telur mentah campur madu. Tujuannya menambah tenaga. Tapi cara itu tak mempan. "Burung"-nya tetap loyo. Cekcok dengan istri pun sering terjadi.

Sujono kemudian berobat ke dokter. Setelah menjalani pemeriksaan, ia didiagnosis kena disfungsi ereksi. "Dan repotnya, saya juga kena diabetes," ujarnya, Kamis pekan lalu. Ia pun menjalani terapi dengan obat disfungsi ereksi. Alhamdulillah, setelah lima bulan terapi, alat kelaminnya "greng" kembali.

Tapi Sujono agaknya perlu berhati-hati mengonsumsi obat itu. Awal bulan ini, sejumlah situs di internet melansir pernyataan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA). Isinya, meminta produsen obat disfungsi ereksi (DE), antara lain Viagra, Levitra, dan Cialis, menambahkan label mengenai ancaman kehilangan penglihatan pada pria pengonsumsi obat golongan penghambat phospodiesterase-5 (PDE-5) pada kemasan produknya. Enzim ini bekerja pada corpus cavernosum di penis. kerap menghambat ereksi, dengan mengubah cyclic guanilat monophosphate menjadi guanilat monophosphate. Jika PDE-5 diblok, akan terjadi relaksasi, lalu darah dengan lancar mengalir ke penis.

Keputusan itu dipicu banyaknya laporan negatif yang masuk ke meja FDA, menyangkut kasus penyakit langka non-arteritic ischemic optic neuropathy (NAION) (lihat: Serangan Stroke Di Mata). Menurut catatan FDA, ada 38 kasus yang menimpa pasien pemakai Viagra, empat kasus pemakai Cialis, dan satu kasus pengguna Levitra.

Sebelum FDA mengeluarkan pernyataan, sejumlah laporan dan studi juga menemukan kasus kebutaan pada pemakai obat DE. Salah satunya, riset garapan peneliti University of Minnesota Medical School, Amerika Serikat. Studi yang dimuat Journal of Neuro-opthalmology menemukan kasus NAION pada pemakai Viagra.

Dari jumlah itu, tujuh di antaranya berusia 50-59 tahun, dan semuanya terserang gangguan saraf optik setelah 36 jam mengonsumsi obat disfungsi ereksi. Enam kasus buta dalam tempo 24 jam. Seorang penelitinya, Dokter Howard Pomeranz, mengatakan bahwa konsumen DE mengalami penglihatan kabur dan perubahan warna pada penglihatannya. "Tapi NAION merupakan kondisi serius yang bisa menyebabkan kebutaan permanen," ujarnya.

Peringatan ini tak bisa dianggap sepele. Sebab, penderita DE lumayan banyak. Di Indonesia, meski belum ada studi epidemi, diperkirakan 1 juta laki-laki mengalami penyakit hilang keperkasaan itu. Dari jumlah itu, 60% berusia di atas 40 tahun.

Shanti Shamdasani, Manajer Humas PT Pfizer Indonesia, mengatakan pihaknya tengah mengkaji label baru Viagra yang merefleksikan informasi kejadian NAION yang langka. Namun ia menegaskan, FDA tak melihat hubungan langsung antara ketiga produk disfungsi ereksi dan NAION.

Viagra, menurut Shanti telah diuji secara komprehensif selama 10 tahun terakhir. Setelah laporan kejadian NAION pada pasien pengguna Viagra, Pfizer telah mengkaji ulang 103 data uji klinis yang melibatkan 13.000 pria. "Tidak ada yang melaporkan kejadian yang berhubungan dengan fungsi penglihatan," katanya.

Sejak diluncurkan 1999, Viagra telah mengobati puluhan ribu pasien di Indonesia. Nah, untuk di Indonesia, pihaknya akan mengikuti panduan dari kantor pusatnya di Amerika Serikat, dan akan diteruskan ke BPOM. "Tentunya kalau petunjuk pelaksanaan label baru sudah tersedia," ujarnya kepada Prayasti Indira E. dari Gatra.

Hal serupa disampaikan Revina Adelan, Manajer Produk PT Bayer Indonesia. Kata Revina, belum ada bukti keterkaitan Levitra dengan gangguan penglihatan. "Mungkin saja si penderita sudah mengidap penyakit yang bisa mengakibatkan kebutaan," katanya kepada Artika Dewani dari Gatra.

Sementara itu, pihak Eli Lilly Indonesia mengaku terus memonitor data keamanan dari pasien yang berkaitan dengan penggunaan Cialis. Menurut seorang manajer Eli Lilly yang tak mau disebutkan namanya itu, dari empat kasus yang menimpa pengguna Cialis, tak satu pun yang melaporkan buta. "Hanya berkurang penglihatan," katanya. Dalam uji klinis yang melibatkan 12.000 pasien, tak satu pun ada laporan kebutaan. Toh, pihaknya akan mengajukan perubahan label kepada BPOM pada kuartal ketiga tahun ini.

Apa kata Sampoerno? Menurut Kepala BPOM itu, pihaknya masih membahas soal penambahan label itu. Selain itu, belum ada laporan kebutaan pada pengonsumsi obat disfungsi ereksi yang masuk ke mejanya. Jadi, tak semua langkah FDA selalu diikuti BPOM. "Kami pernah melakukan kebijaksanaan yang berbeda dengan FDA," ujarnya.

Urolog Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dokter Akmal Taher, sependapat dengan Sampoerno. Kata dia, gangguan penglihatan memang bisa terjadi pada pemakai obat disfungsi ereksi. Cuma, tidak sampai menyebabkan kebutaan. "Sebanyak 10%-15% pasien yang penglihatannya kabur," kata Akmal. Ini pun bukan masalah. Setelah efek obat itu habis, penglihatan terang kembali. Dalam label setiap merek obat juga tercantum kontra-indikasi tersebut.

Wimpie Pangkahila, seksolog pada Pusat Studi Andrologi dan Seksologi Universitas Udayana, Denpasar, menyebutkan bahwa obat-obat yang tergolong penghambat PDE-5 memang membawa efek terhadap mata. Sebab, fotoreseptor di retina mata mempunyai PDE-6, yang mirip dengan PDE-5.

Baik Akmal maupun Wimpie menyambut gembira penambahan label itu. Dokter akan lebih berhati-hati memberikan resep obat tersebut. Artinya, sebelum diberi resep, dokter harus tahu kondisi kesehatan si pasien dan memberitahukan efek sampingnya. Siapa tahu, penderita juga mengidap diabetes, stroke, dan penyakit lain yang juga berpotensi menimbulkan kebutaan.

Aries Kelana
[Kesehatan, Gatra Nomor 37 Beredar Senin, 25 Juli 2005]


sluurrrrrpppppppp ;-P~~~~~~~~~~~O))

Mau tebakan sama temannya?
Ketik TTH Kirim ke 3911 - IM3, Mentari, Matrix, ProXL, Telkom Fleksi
Rp. 1000,-/SMS

Ketawa dot Com - http://ketawa.com/
CV Global Intermedia - http://www.g-im.com/




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke