Ratna & Iffan: Menyimpan Darah Tali Pusar Anaknya

Jakarta, Sabtu


                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                      Kirim Teman | Print Artikel                      
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
  (Embedded image moved to file: pic18866.jpg)                         
                                                                senior 
  "Sama sekali tidak sakit," tutur Ratna Suryani saat darah tali pusar 
  diambil dengan alat injeksi                                          
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                                                                       
                            Berita Terkait:                            
  ? Darah Tali Pusar, Obat Masa Depan!                                 
  ? Tali Pusat Bayi, Tak Hanya untuk Dikubur                           
  ? Darah Tali Pusar, Asuransi Biologis Masa Depan                     
                                                                       
                                                                       
                                                                       




Ratna Suryani tak menyangka kalau darah tali pusar bisa memberi banyak
manfaat. (baca berita terkait)


"Antara lain bisa menyembuhkan kanker, limfoma, talasemia, dan penyakit
berat lainnya," ujar ibu dua anak berusia 31 tahun ini.


Ia pertama kali tahu tentang kegunaaan darah tali pusar itu Desember tahun
lalu, dari teman-temannya di Singapura. Ia lalu mengumpulkan berbagai
informasi, termasuk dari internet untuk memastikannya. Tak puas dengan itu,
ia pun berkonsultasi langsung dengan dokter dari Singapura yang menguasai
perihal penyimpanan darah tali pusar, dan kebetulan berkantor di Jakarta.


"Saya benar-benar tertarik setelah tahu lebih detail. Setelah diskusi
dengan suami kami putuskan melakukan penyimpanan darah itu," ceritanya.
Pengambilan darah tali pusar itu dilakukan saat ia melahirkan Nicole
Valencia, anak keduanya, tepat 15 Februari 2005, dengan cara bedah cesar di
RS Pantai Indah kapuk, Jakarta.


Dokter yang bertanggungjawab membawa darah tali pusar sudah siap menunggu.
"Saat darah tali pusar itu diambil dengan alat injeksi, tak ada rasa sakit
sedikit pun," ungkapnya. Setelah diambil, darah langsung dibawa ke
Singapura, untuk disimpan di bank darah khusus.


Untuk investasi darah tali pusar itu, Ratna mesti mengeluarkan biaya
sekitar 10 juta rupiah, lalu setiap tahun membayar sewa tempat simpan
sebesar 1 juta rupiah.


"Saya agak kecewa karena baru tahu sekarang. Coba tahunya sejak sebelum
anak pertama lahir, saya pasti melakukan hal sama. Semua ini 'kan demi
jaga-jaga, kalau terjadi sesuatu dengan anak-anak," katanya.


Iffan Darmawan (karyawan swasta):  Investasi kesehatan itu penting
1.        Pasangan Iffan Darmawan (28) dan Nony Trika (28) mengetahui
teknologi penitipan darah tali pusar dari artikel di sebuah majalah.


"Di situ ditulis banyak manfaat yang bisa didapat dari darah tali pusar.
Yang terutama mereproduksi sel darah, sehingga bisa memperbaiki sistem imun
tubuh. Kasarnya, bisa membantu pemulihan tubuh dari penyakit. Ada 50-an
penyakit yang bisa ditangani, selain talasemia dan leukimia," papar iffan.


Setelah konsultasi dengan dokter kandungan, Nony menghubungi perusahaan
penyimpan darah di Singapura yang membuka cabang di Indonesia. "Kami diberi
penjelasan detail tentang teknologi itu, untung rugi, dan prosedurnya,"
tambah Nony.


Setelah melalui pertimbangan matang, mereka pun bertekad mengikuti program
itu. "Bagi kami, ini bentuk lain asuransi kesehatan. Tidak hanya untuk
anak, tetapi orangtua serta keluarga yang terkait pertalian gen serta darah
bisa memanfaatkannya," tutur Nony lagi.


Segera setelah kontrak perjanjian disepakati, pasangan menerima peralatan
berupa tabung khusus, yang nantinya digunakan untuk menampung dan membawa
darah tali pusar bakal anak kedua mereka. "Ketika istri saya melahirkan,
darah tali pusar itu diambil, dan langsung diantar ke bank khusus di
Singapura untuk diproses lebih lanjut. Sebab, bila lebih dari 24 jam,
dikhawatirkan sel darah tidak bisa digunakan," ucap Iffan. Proses
persalinan yang berlangsung sebulan lalu itu berjalan secara normal.


Jumlah darah yang diambil waktu itu mencapai 150 cc. Dan setelah melalui
proses pemisahan didapatkan sekitar 900 juta sel darah, jauh melebihi
ukuran standar, yakni 200 juta sel. "Untung bisa sebanyak itu, jadi
investasinya lumayan," kata Iffan dengan raut wajah berseri-seri.


Demi investasi itu pasangan ini rela mengeluarkan biaya 2.000 dollar
Singapura untuk pengambilan dan penyimpanan tahun pertama plus 225 dolar
untuk ongkos kirim. Untuk tahun kedua dan seterusnya mereka dikenai biaya
250 dolar per tahun.


Pasangan ini menilai, jumlah uang yang harus dikeluarkan sesuai manfaat
yang bakal diperoleh. "Investasi masa depan kesehatan keluarga 'kan penting
sekali. Kalau tahu dari dulu, kami mungkin melakukannya saat anak pertama
lahir," ujar mereka mantap. (Senior)


http://www.kompas.com/kesehatan/news/0506/10/121231.htm





Darah Tali Pusar, Obat Masa Depan!


Jakarta, Jum'at


                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                       Kirim Teman | Print Artikel                       
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
  (Embedded image moved to file: pic07988.jpg)                           
                                                                         
  Menyimpan darah tali pusar yang diambil sesaat setelah bayi lahir,     
  sama seperti asuransi biologis                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                                                                         
                             Berita Terkait:                             
  ? Berobat (Sambil Belanja) di Singapura...                             
  ? Darah Tali Pusar, Asuransi Biologis Masa Depan                       
                                                                         
                                                                         
                                                                         




Kita mengenal ritual penguburan tali pusar dan ari-ari (plasenta) yang
mengiringi lahirnya bayi. Ketika tali pusar yang melekat pada bayi lepas
(puput), juga dilakukan upacara yang bermakna harapan keselamatan baginya.


Keselamatan itu pula yang dijamin oleh darah tali pusar, yang disimpan
dengan teknologi kedokteran terkini.


Joshua Song dan keluarganya tak pernah menyangka bahwa ia bisa sembuh dari
ancaman penyakit yang sangat merisaukan karena selama ini dikira tak
tersembuhkan. Selama ini, sebulan sekali ia harus menjalani transfusi darah
akibat penyakit talasemia.


Selamat dari keganasan penyakit kini memang bukan mimpi. Darah tali pusar
ternyata potensial sebagal obat masa depan. Ia mampu menyelamatkan jiwa
manusia dari serangan berbagai penyakit kelainan genetik maupun penyakit
ganas, seperti kanker, leukemia, talasemia, dan sebagainya.


Joshua yang berasal dari Singapura itu adalah pasien talasemia pertama di
dunia, yang mendapat pencangkokan sel darah tali pusar dari donor orang
lain (tidak bertalian keluarga).


Kesuksesan terapi ini bukan hanya membuat Joshua bebas dari keharusan
menjalani transfusi darah, ia pun tak perlu lagi minum obat untuk
membersihkan zat besi yang menumpuk akibat transfusi.


Lebih 45 Penyakit
1.        "Darah tali pusar sangat unik karena merupakan salah satu sumber
terkaya dari sel induk dalam tubuh. Menyimpan darah tali pusar yang diambil
sesaat setelah bayi lahir, sama seperti asuransi biologis," kata Dr Freddy
Teo, ahli penyakit darah di Singapura.


Investasi darah tersebut kelak dapat digunakan bila pemiliknya mengalami
penyakit berat. Bahkan, saudara dan keluarganya maupun orang lain yang
tidak bertalian darah bisa memanfaatkannya.


Untuk terapi berbagai gangguan genetik yang berdampak buruk pada darah dan
sistem imun tubuh, sebelumnya kita telah mengenal pencangkokan
(transplantasi) sel induk dari sumsum tulang belakang dan darah tepi. Sel
induk darah (haematopoetic stem cell) memiliki kemampuan melakukan
regenerasi dan membuat berbagai jenis sel darah dari sistem kekebalan
tubuh. Berkat kemajuan teknologi, sel darah dapat diubah menjadi sel darah
merah, sel darah putih, keping darah, sel hati, dan lainnya.


Sebetulnya ada dua macam sumber sel induk, yaitu sel induk dewasa (meliputi
sumsum tulang belakang, darah tepi, dan darah tali pusar) serta embrio (
embryonic stem cell). Sumber embrio ini tidak menjadi perhatian karena
masih kontroversial dan tidak etis (karena menyangkut kehidupan makhluk
baru)


Pencangkokan sel induk diperlukan jika sumsum tulang sebagai pabrik pembuat
sel darah terganggu. Gangguan bisa disebabkan penyakit atau pengobatan
dengan ke moterapi maupun radioterapi. Pencangkokan sel induk itu
dimaksudkan untuk mengisi sel-sel darah yang hilang atau rusak, karena
berbagai sebab.


Belakangan sejumlah penelitian berhasil mengungkap keunggulan sel darah
tali pusar. Eksperimen itu sudah dimulai sejak tahun 1963. Dan tahun 1988
untuk pertama kalinya dilakukan pencangkokan sel induk darah tali pusar
atau umbilical cord blood (UCB), pada penderita anemia fanconi, dari donor
yang bertalian keluarga, di Prancis.


Pencangkokan sel induk darah tali pusar dari diri sendiri dilakukan untuk
pertama kalinya tahun 2001. Sampal hari ini sudah lebih 3.000 kasus
pencangkokan sel induk dari darah tali pusar yang dilakukan dan berhasil.


The National Marrow Donor Programme mencatat, saat ini sudah lebih dari 45
penyakit yang bisa diobati dengan sel induk dari darah tali pusar.
"Kebanyakan penyakit darah, daya tahan tubuh, dan keganasan. Di masa depan,
sel induk ini diyakini dapat digunakan untuk mengobati penyakit kencing
manis (diabetes), stroke, penyakit jantung, penyakit ginjal, Alzheimer,
Parkinson, juga lupus.


Sumber Terkaya
1.        Di samping merupakan sumber terkaya sel induk, darah tali pusar
memiliki banyak kelebihan dibanding sumber sel induk dewasa lain, seperti
sumsum tulang.


Pada sumsum tulang diperlukan kecocokan hingga 100 persen antara donor dan
penerima, untuk dapat dicangkokkan.


"Kalau darah tali pusar tidak harus 100 persen," tutur Dr Frans
Ferdinansyah, konsultan penyimpanan darah tali pusar.


Kesesuaian yang tidak mutlak 100 persen itu memungkinkan tersedianya donor
yang cocok secara lebih cepat. Dengan demikian, memberikan harapan hidup
yang lebih pasti bagi penerima.


Cara pengambilan darah tali pusar juga aman dan tidak menimbulkan rasa
sakit, seperti halnya pengambilan sumsum tulang. Penggunaannya pada
penerima juga relatif tidak rumit, karena sama seperti proses transfusi
darah pada umumnya.


Sel induk darah tali pusar juga cukup menjanjikan dalam terapi generik pada
berbagai penyakit keturunan, terutama yang menyangkut sistem kekebalan
tubuh. Hal ini telah dibuktikan oleh Dr Donald Khan dari Children's
Hospital, Universitas California di Los Angeles, AS, yang melakukan terapi
genetik pertama dari sel induk darah tali pusar pada tiga anak yang
menderita defisiensi adenosine deaminase (ADA), penyakit yang menyerang
kekebalan tubuh. Ketiga anak yang juga mendapat pengobatan lain itu hidup
sehat, sampai saat ini.


Dr Patrick Tan, dokter ahli penyakit darah yang sudah lebih 20 tahun
bergelut di bidang pencangkokan sel induk, menyatakan bahwa terapi sel
induk merupakan alternatif bila tidak berhasil dengan cara konvensional
seperti kemoterapi dan radioterapi.


Talasemia mayor, leukemia limpatik kronis, dan myeloma ganda yang dianggap
tak dapat disembuhkan, nyatanya dengan pencangkokan sel induk menunjukkan
kemajuan hingga 90 persen.


Kecanggihan terapi cangkok sel induk itu juga telah menyelamatkan hidup
Tjen Tjoe Nyan (59). Sebelum tahun 2003, pria asal Sukabumi ini tak pernah
sakit serius. Ayah dua anak ini memang rajin joging, bersepeda dan angkat
beban.


Suatu kali, waktu mengangkat barbel kira-kira seberat 50 kg dalam posisi
membungkuk lalu berdiri, punggungnya terasa sakit. Segera beban berat itu
ia lepaskan. Tjen merasa tulangnya rontok. Ia pun tak mampu berdiri. Untuk
duduk dan berbaring pun punggungnya terasa sakit.


Sang istri segera membawanya ke dokter. Setelah dilakukan sinar X diketahui
tulang punggung bawahnya remuk. Setelah diteliti lebih lanjut, dokter
menyatakan itu karena tumor pada sumsum tulang belakangnya.


Sontak hati Tjen dan istri remuk redam. Dokter di Sukabumi tak mampu
berbuat apa-apa. Dibawalah Tjen ke Jakarta. Di sana pun, dokter tak bisa
berbuat banyak. Demi meraih kesembuhan, sang istri (tak mau disebut
namanya) membawanya ke Singapura.


Di sanalah Tjen ditawari terapi pencangkokan sel induk dan sumsum tulang.
Prosesnya agak panjang karena para ahli harus mencari donor sumsum tulang
yang cocok. Sebulan Tjen mesti bolak balik ke negeri jiran itu.


Akhirnya operasi pencangkokan sel induk itu berjalan lancar dan berhasil.
Sekarang, Tjen sudah bisa berjalan seperti dulu. Meski tidak boleh
melakukan aktivitas berat, Tjen yang juga atlet sepeda ini boleh berlatih
lagi.


Terhambat Biaya
1.        Di Indonesia, teknologi transplantasi sumsum tulang (bone marrow
transplant) bukan barang baru.


Menurut Prof Dr Karmel L Tambunan, SpPD, KHOM, onkologis dari FKUI-RSCM,
beberapa dokter di sini pernah melakukannya di tahun 1989. "Kita berhasil
menyelesaikan tiga kasus leukemia kronik dan akut," ujar Prof Karmel.


Sampai sekarang, kedua pasien itu masih hidup dan satu lagi meninggal
karena ada penyakit lain. Sayang teknologl ini kemudian mandek karena biaya
pengembangannya sangat mahal. "Waktu itu, untuk operasi saja butuh uang
sekitar 400 juta rupiah. Kalau sekarang tentu lebih banyak." ucapnya.


Tiga kasus leukemia itu bisa diatasi karena ada donatur. Pemerintah sempat
memberikan dana untuk kursus di
Perancis bagi tim yang hendak menjalankan operasi ini. Namun, biaya operasi
mesti diusahakan oleh para dokter sendiri. Sementara pasien dibebaskan dari
biaya operasi dan pengobatan.


Langkah yang ditempuh memang hendak membuktikan kalau para dokter Indonesia
bisa melakukan teknologi yang tergolong baru pada waktu itu. "Sekaligus
untuk pengalaman kami." papar Prof Karmel. Alat-alat yang dulu pernah
digunakan, sekarang disimpan untuk keperluan lain, salah satunya untuk
induksi leukemia.


Dari segi ilmu, dokter Indonesia sebenarnya menguasainya. "Kita punya Prof
Arry Haryanto Reksodiputro dan koleganya, termasuk saya. Baik soal bone
marrrow transplant maupun transplantasi sel induk lain. Namun, tanpa
peralatan yang sangat modern, kita nggak bisa apa-apa," katanya.


Tentang penyimpanan sel induk, dengan rendah hati Prof Karmel mengakui
bahwa alat itu belum dimiliki RSCM maupun rumah sakit lain di Indonesia.


"Lagi-lagi soal biaya. Alat yang bentuknya mirip kaleng kerupuk besar itu
'kan mesti setiap hari dicek dan diawasi, dan itu butuh ahli. Tidak banyak
ahli yang kita punya dalam hal ini," ungkapnya.


Sel induk, menurut Prof Karmel, mesti disimpan dengan suhu minus 180
derajat Celsius dengan bahan nitrogen cair. Ini tidaklah murah.


"Mungkin pemikiran untuk mengajak kerjasama dengan swasta baik juga karena
teknologi ini cukup baik untuk mengatasi berbagai persoalan berat seperti
myeloma, leukemia, talasemia, bahkan diabetes," ujarnya. (Senior).





<Disclaimer> :
This e-mail is confidential. If you are not the intended recipient you must
not disclose, distribute or use the information in it as this could be a
breach of confidentiality. If you have received this message in error,
please advise us immediately by return e-mail and delete the document. The
address from which this message has been sent is strictly for business mail
only and the company reserves the right to monitor the contents of
communications and take action where and when it is deemed necessary. Thank
you for your co-operation.

+++Milisi eketawers datang yak....! +++
GATHERING III, E-Ketawa.
SEA WORLD - Ancol
Sabtu, 16 Juli 2005. 
Jam 14.00 sampe tutup.
Tiket Rp. 20.500,-
Pendaftaran Hub: Y2nk / Koko / Eko / Pac. ;-P

Mau tebakan sama temannya?
Ketik TTH Kirim ke 3911 - IM3, Mentari, Matrix, ProXL, Telkom Fleksi
Rp. 1000,-/SMS

Ketawa dot Com - http://ketawa.com/
CV Global Intermedia - http://www.g-im.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/e-ketawa/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

<<attachment: pic18866.jpg>>

<<attachment: pic07988.jpg>>

Kirim email ke