Lho mas kalau pakai uang emas dan perak, apa tidak bisa terjadi inflasi?
Salam hangat
B. Samparan
--- On Tue, 2/24/09, A Nizami nizam...@yahoo.com wrote:
From: A Nizami nizam...@yahoo.com
Subject: [ekonomi-nasional] Dinar Emas: Solusi Mengatasi Pemiskinan Massal -
Uang yang beredar
To:
(Sebenarnya saya sudah balas posting pak Agung ini, rupanya ke jaring
filter, karena salah format penulisan).
Apa yang mengontrol pengambilan uang dari BI oleh bank-bank? Apakah
kriteria sesuai kebutuhan ini?
--- In ekonomi-nasional@yahoogroups.com, Agung Bayu Purwoko
agungpurw...@... wrote:
Where Grameen Bank meets eBay in an African marketplace (and everyone wins)
http://knowledge.insead.edu/WhereGrameenBankmeetse-Bay090213.cfm
by Grace Segran, Copenhagen
While share prices have been falling and banks have been offering
measly interest rates, MYC4 investors have been
Mas Arif, BI itu gak sembarangan cetak uang untuk bayar bunga. Kalo gitu mah
gak perlu analisis susah2 :). Untuk membayar bunga SBI sebagai biaya operasi
moneter, BI memperoleh pendapatan dari pengelolaan devisa yang dikuasai BI.
Silakan pelajari struktur pendapatan dan biaya BI di
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan bisnis/usaha
kita ialah dengan menggarap niche market atau ceruk-ceruk pasar
khusus. Menggarap ceruk pasar khusus (niche marketing) ini juga
merupakan salah satu cara yang terbukti cukup ampuh bagi para
entrepreneur pemula agar bisa survive
Kalau memang benar klaimnya, lalu kenapa yang dipake bukan mas dinar
tapi kertas?
On Tue, Feb 24, 2009 at 7:09 AM, A Nizami nizam...@yahoo.com wrote:
Main Cetak sepertinya kasar. Tapi anjloknya nilai uang/inflasi
menunjukkan itu.
Bahkan US Dollar pun mengalami penurunan.
Coba lihat di:
Kalau saya pikir, uang emas, perak, tembaga, aluminium atau uang penuh
(yakni uang dengan nilai instrinsik yang sama dengan nilai
nominalnya)lainnya adalah yang ideal. Saya juga yakin, kalau pakai
uang penuh, tidak bakalan ada inflasi. Tapi, sudah adakah studi yang
membuktikan ini?
--- In
*Creative Industry Indonesia*
Malam malam kemarin ketika mengupdate status di Face book. Im watching dvd
The Case of Benjamin Button . Mira Lesmana langsung menyambar memberi
komen.
Pasti dvd bajakan, gw laporin lho deh..he he .
Tiba tiba saya merasa aneh, sekaligus ada perasaan bersalah.
Mas Irwan,
Menurut saya para kapitalis lebih senang memakai uang kertas karena mereka bisa
menikmati bunga yang diberikan Bank Sentral untuk menjaga nilai uang kertas
yang sebenarnya tidak bernilai itu.
Coba bayangkan, Jika para Kapitalis lewat Banker, Fund Manager, Securities dsb
mengumpulkan
Penyakit inflasi penyebabnya kan bisa bermacam-macam tho mas. Harga uang dirham
dan dinar memang lebih stabil, tapi kalau terjadi kelangkaan barang, ya bisa
terjadi inflasi karena demand supplai. Dan, ini pernah terjadi di Zaman Umar,
bahkan di Zaman Rasulullah, sehingga mereka mengeluh
Fluktuasi harga itu niscaya tetap ada misalnya karena masa panen/paceklik
makanan.
Namun tetap mata uang emas dan perak lebih stabil ketimbang mata uang kertas.
Lihat rupiah dan mata uang Zimbabwe...
Saya rasa sudah cukup diskusi ngalor-ngidulnya. Di Hadits ada, di Al Qur'an
ada. Bagi yang
mmm, maksud saya menghaluskan diskusinya kok mas. Tapi, kalau dianggap ngalor
ngidul ya sudah:-)
Salam hangat
B. Samparan
Iya betul, konteksnya adalah pengedaran uang kartal.
Ada tiga hal yang sebenarnya ingin saya bidik, yaitu:
[H1] nilai atau kekayaan yang dimiliki atau dibawa oleh setiap
lembar uang, termasuk asal muasalnya.
[H2] beban bunga yang diakibatkan karena memiliki/memegang selembar uang.
[H3] sebuah
Agus Nizami Menjawab (Off dulu dari diskusi soalnya harus kerja...:):
Mas Agung, memang kalau impor impor HP ke (apa dari?) Finland atau beli jeruk
shantang ke Tiongkok bisa pake uang RUPIAH?
Coba anda jalan2 ke AS dan Eropa beli jeruk, apa bisa beli pakai rupiah?
Tapi sebaliknya dengan uang
Ketika BUMN untung, para kapitalis meminta pemerintah memprivatisasi.
Menjualnya ke swasta agar swasta bisa menikmati keuntungannya.
Ketika perusahaan swasta merugi, para kapitalis minta pemerintah mengucurkan
dana ke mereka. Obama sampai mengucurkan US$800 milyar untuk mengatasi krisis
15 matches
Mail list logo