Babak suka cita kembali mengiringi perekonomian Indonesia dalam kaitannya
dengan utang luar negeri. Pada sidang ADB di Bali beberapa bulan kemarin,
lembaga keuangan tersebut setuju untuk memberikan pinjaman (utang!!) kepada
Indonesia guna pembiayaan proyek dan berbagai program pemerintah dengan
nilai antara US$ 1,5 miliar - US$ 2 miliar. Dana tersebut (katanya)
diharapkan dapat digunakan sebagai pembiayaan program untuk mengatasi dampak
krisis keuangan global di Indonesia, dan proyek pembangunan infrastruktur
(katanya!!).
Hal inilah yang perlu untuk kita kritisi sebab ternyata pemerintah Indonesia
belum "percaya diri" untuk membangun negeri kita ini tanpa utang. Dari
sejarah utang-utang yang lalu, utang tersebut tidak sesuai dengan
peruntukan, lebih banyak terjadi penyimpangan di dalamnya. Jadi utang yang
ada hanya menjadi rebutan para tikus-tikus pemerintahan untuk memperkaya
diri mereka sendiri.
Sebagai salah satu sumber dana pembiayaan APBN, utang luar negeri selama ini
memiliki peranan penting dalam pertumbuhan usaha perbankan dan perekonomian
sosial. Namun demikian, arus dana pinjaman yang terlalu besar dan tidak
terpelihara baik hanya berakibat buruk bagi perekonomian Indonesia, sebab
hanya menumbuhkan dengan pesat korupsi di jajaran pemerintahan.

Baca selengkapnya: http://catatan-ekonomi.blogspot.com


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke