IQP, (22/8) - Sejumlah kalangan menilai RAPBN 2006 yang disampaikan pemerintah belum akan mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi. "RAPBN saat ini sulit digunakan untuk tujuan stabilitas dan distribusi, apalagi sebagai sumber pertumbuhan ekonomi," kata pengamat ekonomi yang juga Wakil Dirut Perusahaan Pengelola Aset (PPA), Raden Pardede, usai diskusi tentang RAPBN di Graha Niaga, Senin. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi 6,2 persen yang ditetapkan dalam RAPBN 2006 akan sangat sulit tercapai dalam kondisi saat ini. "Harapannya adalah swasta tetapi pemerintah harus menciptakan iklim investasi yang mampu menarik investor untuk menanamkan modal di Indonesia," ujarnya. Mengenai harga minyak, ia mengatakan, siapapun yang memerintah akan menghadapi kesulitan dengan tingginya harga minyak saat ini. "Siapapun yang memimpin negara ini akan sulit mengatasi kondisi ekonomi, jika harga minyak disesuaikan hingga 65 dollar AS maka subsidi pemerintah harus Rp140 hingga 150 triliun, atau sepertiga dari penerimaan negara," papar Raden Pardede. Mengenai asumsi kurs, lanjut Pardede, untuk nilai tukar yang realistis sekitar Rp9.700 per dollar AS. Sementara itu, anggota Panitia Anggaran DPR dari Komisi VII DPR, Ramson Siagiaan, mengatakan selain memperbaiki iklim investasi, pemerintah juga harus memperbaiki layanan publik, karena biaya siluman yang sangat tinggi untuk birokrasi. "Saat ini, kita masih menggantungkan pada comparative advantage dan belum kepada competitive advantage," ungkapnya. Ia juga mengatakan keprihatinannya terhadap terobosan-terobosan pemerintah yang dianggapnya tidak realistis. "Tidak ada perubahan dari paradigma yang dipakai oleh tim ekonomi. Pengeluaran haruslah dibuat berdasarkan penerimaan. Jangan penerimaan yang disesuaikan dengan pengeluaran," ujarnya.Ramson menyebut, pertumbuhan ekonomi yang realistis adalah sekitar 5,0 hingga 5,5 persen dengan kalkulasi asumsi harga minyak mencapai 60 hingga 70 dollar AS per barel. Sementara itu pengamat ekonomi dari Indef, Fadhil Hasan, mengatakan saat ini subsidi dan utang memang sangat memberatkan pemerintah. "Pemerintah harus mulai kampanye bahwa era BBM murah sudah lewat," katanya. End (AF)
Koleksi Buku Lebih dari 3000 Judul dan terus Bertambah http://www.tarasinta.com Silahkan Kunjungi website tersebut Search buku-buku yang Anda Butuhkan Koleksi Baru : http://www.tarasinta.com/bukulist.php?katid=37&start=1 --------------------------------- Start your day with Yahoo! - make it your home page [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> <font face=arial size=-1><a href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12h1r8vt4/M=362131.6882500.7825259.1493532/D=groups/S=1705001222:TM/Y=YAHOO/EXP=1124697807/A=2889190/R=0/SIG=10r90krvo/*http://www.thebeehive.org ">Put more honey in your pocket. (money matters made easy) Welcome to the Sweet Life - brought to you by One Economy</a>.</font> --------------------------------------------------------------------~-> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/