PERNYATAAN
SIKAP

PERHIMPUNAN
RAKYAT PEKERJA

Nomor:
236/PS/KP-PRP/e/V/10






Bebaskan
13 aktifis dan warga Talaga Raya yang ditangkap!

Rezim
neoliberal semakin represif kepada rakyat!






Salam
rakyat pekerja,

        Represifitas
rezim neoliberal dan mengkriminalisasi rakyat, melalui aparat
kepolisian, akhirnya kembali dilakukan. Sebanyak 13 orang aktifis dan
warga di Kecamatan Talaga Raya, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara,
ditangkap oleh aparat kepolisian pada tanggal 16 Mei 2010.
Penangkapan tersebut akibat kerusuhan yang terjadi sebelumnya. Warga
Talaga Raya berhasil menduduki dan melakukan penyegelan terhadap
kantor PT Arga Morini Indah (AMI), perusahaan nikel yang kabarnya di
bawah Trans-Asia, milik Roman Abramovich.

        Pendudukan
dan penyegelan tersebut akhirnya berlangsung ricuh karena warga
Talaga Raya menghadapi preman-preman bersenjata yang dibayar oleh PT
Arga Morini Indah (AMI). Pendudukan dan penyegelan PT Arga Morini
Indah (AMI) dilatarbelakangi oleh mangkirnya PT AMI dari
kesepakatannya dengan warga. Pada tahun 2009 lalu, PT AMI membuat
kesepakatan ganti rugi lahan dan tanaman milik warga. Kesepakatan
ganti rugi ini muncul karena keberadaan PT AMI telah merusak ekologi
sekitar pertambangan dan membuat tambak rumput laut milik warga
rusak. Hal ini diakibatkan karena semenjak keberadaan PT AMI, air
laut berubah menjadi kuning karena eksplorasi penambangan yang
dilakukan oleh PT AMI.

        Dalam
kesepakatan tersebut tertera, bahwa PT AMI harus mengganti rugi lahan
dan tanaman milik warga. Untuk tanaman, PT AMI bersedia untuk
membayar Rp 7.000/meter, sedangkan tanaman milik warga diganti rugi
sebesar Rp 500.000/pohon. Namun dalam perjalanannya, kesepakatan ini
kemudian dirubah secara sepihak oleh Pemda Buton, dari Rp 7.000/meter
menjadi Rp 1.000/meter, sementara ganti rugi pohon turun setengahnya,
yaitu Rp 250.000/meter. Bahkan ganti rugi ini hendak disubsitusi oleh
Pemda Buton dengan beras raskin dan pembebasan retribusi lahan selama
setahun. Jelas sekali, bahwa Pemda Buton sangat berpihak kepada
pemilik modal, dalam hal ini PT AMI. Padahal jelas-jelas, PT AMI
telah merusak ekologi sekitar penambangan dan merusak tanaman warga.

        Karena
masalah tersebut, warga kemudian melakukan pendudukan dan penyegelan
PT AMI. Selain itu, warga juga memblokir dermaga pengapalan nikel PT
AMI. Pemboikotan terhadap aktivitas PT AMI sebenarnya juga pernah
dilakukan oleh warga pada tahun 2009. Dengan kata lain, mangkirnya PT
AMI dari kesepakatan yang telah dibuat, telah berkali-kali dilakukan.
Namun PT AMI selalu saja didukung oleh Pemda Buton dan malah menuding
warga sebagai penghuni ilegal. Ini jelas merupakan bentuk
persengkokolan antara pemilik modal dengan aparat birokrasi
pemerintahan yang ingin memiskinkan rakyat. Demi keuntungan pemilik
modal, aparat birokrasi pemerintahan rela untuk menjerumuskan
rakyatnya ke jurang kemiskinan.

        Dalam
bentrokan antara warga dengan preman-preman bersenjata yang dibayar
oleh PT AMI, pihak kepolisian juga tidak berbuat apapun. Malah dengan
penangkapan terhadap 13 aktifis dan warga Talaga Raya, semakin
menunjukkan bahwa aparat kepolisian juga bersekongkol dengan pemilik
modal. Sementara rakyat telah kehilangan mata pencahariannya sebagai
nelayan dan petani. Selain itu rakyat juga dirugikan karena tambak
rumput laut milik mereka telah rusak akibat penambangan nikel PT AMI.
Bahkan ganti rugi yang telah disepakati sebelumnya tidak pernah
dibayarkan oleh PT AMI.

        Inilah
salah satu fakta, bahwa rezim neoliberal tidak akan pernah peduli
dengan nasib rakyatnya. Rezim neoliberal hanya akan peduli dengan
kepentingan para pemilik modal. Inilah kekuatan para penguasa yang
mengagung-agungkan Neoliberalisme, demi kepentingan para pemilik
modal.

        Maka
dari itu, kami dari Perhimpunan Rakyat Pekerja menyatakan sikap:

        Bebaskan
        13 aktivis dan warga Talaga Raya yang ditangkap oleh aparat
        kepolisian 
        
        Bangun
        persatuan dan wadah politik alternatif bagi seluruh rakyat pekerja
        di Indonesia, untuk melawan neoliberalisme 
        
        Neoliberalisme
        telah gagal untuk mensejahterakan rakyat, dan hanya dengan
        SOSIALISME lah maka rakyat akan sejahtera. 
        


        
        
                
                
                
                        
                                
                                Jakarta,
                                19 Mei 2010
                                Komite
                                Pusat
                                Perhimpunan
                                Rakyat Pekerja
                                (KP-PRP)
                        
                
                
                        
                                Ketua
                                Nasional
                        
                        
                                Sekretaris
                                Jenderal
                        
                
                
                        
                                ttd.
                                (Anwar
                                Ma'ruf)
                        
                        
                                ttd.
                                (Rendro
                                Prayogo)
                        
                
        





filtered {margin:0.79in;}P {margin-bottom:0.08in;}-->___*****___Sosialisme 
Jalan Sejati Pembebasan Rakyat Pekerja!
Sosialisme Solusi Bagi Krisis Kapitalisme Global!
Bersatu Bangun PartaiĀ  Kelas Pekerja!

Komite Pusat
Perhimpunan Rakyat Pekerja
(KP PRP)
JL Cikoko Barat IV No. 13 RT 04/RW 05, Pancoran, Jakarta Selatan 12770 
Phone/Fax: (021) 798-2566
Email: komite.pu...@prp-indonesia.org / prppu...@yahoo.com
Website: www.prp-indonesia.org





[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke