Ini ada tanggapan menarik bagi tulisan Rizal Mallarangeng, oleh seorang kawan 
di  milis sebelah...

Mansyur

******


Bung Celi,

Saya ingin mengutarakan beberapa pertanyaan pokok yang
tidak disinggung utuh dalam pledoi tulisan anda. Just
pretend to be some devil's advocate.

1. Apa alasan ekonomisnya sehingga kita mesti
bekerjasama dengan Exxon ketimbang bekerjasama dengan
bangsa kita sendiri? Bagaimana mengukurnya?

2. Mengatakan kerjasama cepu dengan exxon adalah
sebuah deal terbaik saya kira adalah sebuah keyakinan
yang amatlah gegabah. Darimana mengukurnya? Kalu
berdasarkan sejarah kersama kita dengan sejumlah mnc
lain maka mungkin saja. Dan itu sebuah mimpi buruk.
Mengambil dan mengukur keberhasilan dari setumpuk
kekalahan masa lalu. Yang diperlukan adalah meyakinkan
dengan data bahwa dalam skala keseluruhan baik
pembelajaran, transfer of knowledge, ekologi, masa
depan minyak kita memang untung dan tepat bekerjasama
dengan exxon. Rakyat punya hak atas informasi itu
sebelum kontrka itu di paraf dan disetujui.

2. Kalau kebutuhan minyak domestik kita meningkat maka
apakah secara otomatis solusinya adalah kita harus
bekerjasama dengan exxon? Apa betul kebutuhan yang
meningkat itu soalnya dan jawabannya adalah membuka
diri terhadap perusahaan asing?

3. Bagaimana kalau argumen kita menolak keterlibatan
perusahaan asing karena kita ingin mengelola
perminyakan nasional kepada anak bangsa kita sendiri
dengan resiko dan tentu proses pembelajaran yang kita
tanggung sendiri (pada banyak kasus tenaga asing di
sektor perminyakan kita di gaji lebih besar meskipun
berotak lebih rendah dan beresiko kerja lebih kecil) 
dan tentu hasil yang kita tangguk sendiri. What do we
got to lose? Apakah anda hendak mengatakan juga bahwa
hal itu tidak mungkin dilakukan dan sebuah argumen
nasionalisme usang?

4. Bagaimana anda tahu uang dari hasil blok cepu itu
punya implikasi ekonomis langsung terhadap
kesejahteraan rakyat terutama kesehatan dan
pendidikan? Kita bekerjasama cukup lama dengan
sejumlah MNC dan data yang menunjukkan kita benar dan
tepat telah bekerjasama dengan mereka nyaris gelap
gulita.  Bagaimana menjaminnya dan bagimana
verifikasinya dalam kehidupan kotor dan korup serta
mentalitas pejabat yang mudah dibeli? Sinisisme
semacam ini amatlah wajar dan masuk akal bukan dalam
situasi kita yang parah ini?

5. Kita menjadi mampu sebagai net exporter lagi apakah
semata tergantung dari kerjasama cepu dengan exxon? 
Bukankah itu lebih disebabkan oleh soal politik migas
kita  yang sejak dulu dikuasai oleh rezim korup yang
mebagi tender ke sejumlah kroni dan terlalu pesimistik
terhadap kemampuan anak bangsa untuk mengelolanya.
Ditambah UU migas kita yang memang menutup kesempatan
untuk membuka peluang pencarian lahan baru karena
pajak yang terlalu mahal yang hanya resikonya hanya
mampu diambil oleh MNC besar? Kenapa kita mesti
bergegas dan menghindari sikap bertele-tele dalam
menyusun kontrak ulang dengan exxon? dan menutup diri
kepada alternatif lain yang lebih baik dan lebih
menjunjung tinggi ide bahwa ada kemungkinan besar kita
bisa mengelolanya tanpa bekerjasama dengan pihak
asing.
 
Siapakah yang sedang skeptis, pesismis dan
terburu-buru bung celi dengan nasib bangsa kita ini.
Anda tidak punya alasan untuk mengatakan SDM kita
volume dan kerja otaknya belum memadai untuk itu
bukan?

Do your home work and gud luck,
Tasning



Mansyur Alkatiri
CORDOVA Bookstore Online
www.cordova-bookstore.com
www.cordova-bookstore.com/maduarab.htm
  ----------

Internal Virus Database is out-of-date.
Checked by AVG Anti-Virus.
Version: 7.0.289 / Virus Database: 265.0.0 - Release Date: 08-11-2004


[Non-text portions of this message have been removed]



Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke