Brangkali tulisan di milis berikut terasa ekstrim bin sektarian. Barangkali lebih tepat ambil contoh dari sejarah bangsa sendiri, bahkan jauh sebelum masuknya agama-agama pula (pra/mula-sejarah). Tetapi ada pelajaran dapat digali. Yang fakta pasti : spirit GANESHA ITB bukan direpresentasi oleh oknum2 yang duduki birokrasi dan partai. Salam
----- Forwarded Message ---- Subject: Fwd: SARAN UNTUK MENKO EKONOMI ( Kabinet Gempa Century 9,87 SR ) --- In IA-ITB : * Ass wr wb, *Pertama saya sampaikan alasan saya menyebut gempa century dalam kabinet SBY jilid - II ini, bahwa persoalan century secara langsung atau tidak - tak bisa dilepaskan dari keputusan beberapa hari jabatan Budiono sebagai Gubernur BI yang memutuskan langkah yang dipandang kontroversial, dengan bumper Mentri keuangan yang akhirnya menyuntik dana sebesar 6,7 T saat menjelang pilpres pasca pemilu. Jumlahnya yang 6,7 T bila di banding dengan anggaran beaya rehabilitasi gempa padang yang 5 T akibat gempa 7,6 SR - berarti kabinet SBY ini sama dengan kabinet Gempa century 9,87 SR. ( 6,7 T/ 5 T x 7,6 SR ) Pada acara pertemuan IA-ITB Jakarta - kamis 22 october 2009 tadi, saya menyampaikan pemikiran sederhana - bahwa bahasan narasumber lebih pada mengarahkan bahasannya pada hal yang berbeda dengan themanya PERAN ALUMNI ITB MENGHADAPI TANTANGAN LIMA TAHUN KE DEPAN menjadi PERAN ALUMNI ITB MENGHADAPI WARISAN SELAMA LIMA TAHUN KE DEPAN. Alasan utama kenapa demikian semua titik bahasannya pada berapa besar Kursi direbut alumnus ITB, dan berapa post dan jabatan yang dapat di ambil oleh alumnus ITB, lebih menarik lagi ketika ada ucapan bahwa dengan pak ketum IA ITB - yang kini menko ekonomi -- dalam satu jam dapat mengumpulkan dana lebih dari 100 Milyar. Disela acara, bincang-2 kami dapati ada beberapa mahasiswi ITB saat ini yang hampir putus kuliah karena tak punya uang - bahkan ada yang ingin menjadi pelacur karena hanya untuk makan. Semua ini ironis. Sebagai IA ITB menurut saya tidak tepat sasaran dalam menggunakan dana yang bila benar 100 Milyar itu tidak tepat sasaran. tetapi lupakan semua itu, ucapan saudara Jumhur Hidayat yang termuda lebih cerdas dari pembicara lainnya yang saya rasa tidak mampu menunjukan keberpihakannya pada generasi mendatang. Khusus pada pak Menko Ekonomi saya telah sampaikan yang membukakan mata -- dengan kata sederhana sekali, sesungguhnya binatang sejak dahulu kala tak pernah kita dapati kelaparan sedang pada kita terjadi hal itu, apa artinya hal ini - intelektual dan tenaga profesional telah menjadikan sistem ekonomi kita lebih rendah dari kehidupan binatang. Di sela seperti itulah saya katakan bahwa saya interest dengan kajian filsafat ekonomi ini. hal yang sulit bagi saya sampaikan dalam forum tadi, tetapi tidak di forum ini. Filsafat ekonomi, definisi yang telah dijadikan standard pemikiran barat dan dijadikan acuan kita adalah ekonomi adalah yang dengan modal sekecil-kecilnya mengambil untung sebesar-besarnya, sehingga tidak mengherankan jika penumpukan harta telah terjadi, dan kapitalisme telah dibangun dengan dasar logika yang berangkat dari prinsip ekonomi yang didefinisikan seperti ini. Presiden atau Menko ekonomi tak boleh disamakan dengan logika tukang becak - yang mengukur kemajuannya dengan bisa mengumpulkan uang selama jabatannya dan membuat parameter ekonomi dengan naiknya GDP secara makro. karena dengan naiknya GDP itu juga kita saksikan ketimpangan sosial yang begitu besar karena tak adanya pemerataan ini. Dalam Islam, kata ekonomi berarti iqtisood - yang memiliki kata dasar sederhana, artinya ada sebuah komitmen antara pemerintah dan rakyat yang memilihnya untuk sederhana, semua ini menjadi kebohongan publik - bila terpilihnya SBY dgn 60 % lebih dengan 1 putaran itu - tak memiliki hubungan pasti dengan pemilihnya ( baca : suara di manipulatif ) - bila rakyat pemilihnya komitmen dgn SBY dengan hidup sederhana bersama- maka konsep ekonomi lazimnya berjalan. Mari kita lihat - apakah demikian ? Pesta 13 mei deklarasi SBY dengan Budiono, adalah pesta yang sangat megah di tengah krisis besar, dan di hari deklarasi ISRAEL didirikan. Formatnya sama dengan Deklarasi Obama -- sebuah negara yang menjadi campiun kapitalisme dalam mazhab ekonomi yang telah sampai di puncak kejatuhannya, sedang kita baru memulainya. Ekonomi lazimnya berbeda dengan itu sebagaimana di terangkan dalam al Qur'an akreem sbb : *"Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohon kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." (Q.S Ibrahim : 34)* * "Sesungguhnya Kami telah menciptakan segala sesuatu menurut ukuran." (Q.S al-Qamar : 49)* Ini adalah jaminan Tuhan bagi penduduk bumi, dan ilmiah serta rasional. Bahwa kehidupan ini terjamin karena semua sudah di sediakan -- apalagi Indonesia hampir mustahil kelangkaan sumber-sumber material ataupun terbatasnya kekayaan alam, dari sini masalah kemiskinan dan ketimpangan sosial terjadi oleh sebab : *1. Penumpukan harta 2. Perusakan alam* Apa yang terjadi pada binatang dan machluk lain selain manusia ? Siklus rantai makanan dalam ilmu biologi mejelaskan bahwa jumlah sesuatu yang dimakan selalu lebih banyak daripada pemakannya. Sehingga jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme herbivora. Demikian pula jumlah herbivora selalu lebih banyak daripada jumlah karnivora tingkat 1. Karnivora tingkat 1 juga selalu lebih banyak daripada karnivora tingkat 2. Jadi kondisi tersebut jika digambarkan akan berbentuk piramida jumlah (lihat gambar c). [image: Index]Pada kondisi normal, hampir tidak ditemukan fenomena kelaparan pada binatang, hal ini karena binatang hanya memiliki keinginan yang berkaitan dengan masa sekarang, ( baca qanaah ) sehingga binatang hanya memerlukan untuk kebutuhan primer saja, tidak bermewah mewah dan menimbun harta. Berbeda dengan manusia syahwat dan tendensi diumbar ambisi-2 nya didorong dan bahkan diexplorasi secara masive bahkan dibangun dengan design dan struktur pemenuhan syahwatnya. itulah alsan utama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia sering berbenturan dengan keinginan atau kemaslahatan orang lain. dan menumpuk harta. Dalam skala negara - perekonomian hanya terjadi terpusat dan di ibukota atau kota-kota besar yang jumlahnya tak lebih dari 10 dari 450 kota dan kabupaten di indonesia. Inilah sumber malapetaka, yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengelola ekonomi di dalam kehidupan masyarakatnya. Jangan heran kemudian Indonesia adalah sub ordinat dalam skala dunia juga bagian dari kemiskinan itu sendiri yang kendalinya ada pada sistem kapitalisme itu sendiri. SBY telah menyerahkan logika pemikiran ini dari bentuk keterpaksaan atau memang menyerakan diri. Inilah sumber kezaliman yang harus di hentikan itu. *Bagimana menghentikan kezaliman ini !!!* Al-Qur'an menjelaskan, "Kalian tidak akan mendapatkan kebaikan sebelum kalian menginfakkan apa yang kalian cintai. (Q.S Ali Imran : 92)". Sederhana adalah metode menjadikan kekayaan terdistribusi secara merata dan sempurna. Sebuah negara tidak dapat dikatakan sejahtera meski memiliki pendapatan nasional yang tinggi apabila pendapatan tersebut dimiliki dan dinikmati oleh segelintir orang atau golongan tertentu saja. Sebuah Negara dikatakan sejahtera bila perbandingan pendapatan nasional dengan jumlah penduduknya seimbang. *`Negeri akhirat itu kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan dimuka bumi. Dan kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.' (Q.S al-Qashash: 83)* Sehingga janganlah heran bila kita saksikan pejabat kita penuh dengan kesombongannya - keangkuhannya dan ikut berperan dalam menumpuk harta dan bahkan bersekongkol untuk hal itu. bila ini terjadi maka pejabat seperti ini tak lebih baik dari binatang yang diciptakan ALLAH yang mampu bersifat qana'ah (hidup sederhana) tanpa ketimpangan ekonomi/bahan makanan. * Faktor kedua adalah perusakan alam,* Kerakusan tak semata pada tidak meratanya ekonomi, tetapi pembalakan liar telah merusak struktur alam, terjadinya bencana banci dan bencana lainnya adalah ulang manusia yang bahkan tak mampu di jaga oleh pemerintahan. Bila kemudian ini terus terjadi - apa yang dapat kita katakan dengan INDONESIA ? Sengaja saya tuliskan ini - untuk direnungkan !!, bahwa jangan kita bermimpi menjadi sebuah bangsa besar - bila konsep ekonomi kita lebih hina dan rendah dari binatang. Saya ucapkan pada saudara Ir Hatta Rajasa - untuk direnungkan. Kepada rekan-2 IA ITB lainnya juga dapat memberi masukan atas kekuarangan penyampaian ini, akhirnya demi sebuah bangsa besar dan tanah air yang menjadi kehormatan bangsa ini - telah lahir organisasi pemerintahnya yang melawan jati bangsa ini. Semoga Masih ada sisi kesadaran yang dapat di bangkitkan *Ali Assegaf* disadur dan diinspirasi dari buku iqtisooduna - karangan ayt. Muchamad baqir al sadr (Irak) --- End forwarded message --- [Non-text portions of this message have been removed]